Teleskop Ruang Angkasa Hubble, Teleskop untuk Menghormati Edwin Hubble – Sudah semenjak lama, para astronom menyadari bahwa pengamatan yang dilaksanakan dari permukaan bumi sering terganggu ajaran atmosfer sehingga bayangan bintang yang lemah menjadi kurang tajam. Atmosfer bumi juga menghalangi masuknya beberapa bagian dari spectrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan benda langit. Maka, para astronom mulai berpikir untuk membuat suatu teleskop yang mampu di letakkan di luar atmosfer bumi. Gagasan ini kemudian diwujudkan dengan menciptakan Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Nama ini diambil untuk menghormati Edwin Hubble, astronom Amerika Serikat yang menjadi salah seorng penggerak kosmologi modern. Teleskop ini dikontrol oleh Space Telescope Science Institute yang bertugas memilih prioritas penelitian, menngoordinasi penelitian, memantau operasi rutin sehari-hari, dan melaksanakan penyimpanan data hasil pengamatan untuk kemudian dimasak oleh para peneliti.
Pengertian Teleskop Hubble
Teleskop Hubble yakni teleskop pantul tipe Cassegrain dengan daiameter cermin utama 2,4 m. Cermin sekunder terletak 4,8 m di depan cermin utama. Cahaya bintang yang datang di permukaan cermin utama dipantulkan oleh cermin sekunder ke titik api teleskop yang terletak di belakang cermin utama lewat suatu lubang yang terletak di tengah cermin utama. Cermin utama teleskop berupa beling yang dilapisi alumunium setebal sepersejuta centimeter, dilapisi lagi dengan magnesium fluoride setebal empat persepuluh juta centimeter, merupakan salah satu benda paling rata yang pernah dibentuk manusia. Jika dibesarkan menjadi seukuran Amerika Serikat, lembah atau bukit yang terdapat pada permukaan teleskop ini paling-paling hanya setinggi 0,6 cm saja. Sebagai perbandingan, dalam skala yang serupa lembah atau bukit pada kacamata yang umum kita pakai akan memiliki ketinggian 15 m. Kehalusan permukaan yang sangat tinggi itu berkhasiat biar citra dari obyek langit yang snagat jauh sekalipun mampu tertangkap secara cukup tajam.
Peralatan Optik pada Teleskop Hubble
Teleskop Hubble dilengkapi lima peralatan optik, ialah kamera medan luas (kamera planet), kamera objek lemah, spektograf resolusi tinggi, dan fotometer kecepatan tinggi. Ada pula satu perlengkapan untuk melakuakn kontrol teleskop biar dapat mempunyai kemmapuan astrometik yang tinngi (mampu mengukur posisi bintang dengan sangat teliti). Masing-masing peralatan optik ini berkhasiat tertentu.
Kamera medan luas atau kamera planet. Kamera ini dipakai untuk melaksanakan observasi pada medan yang luas. Karena medannya cukup luas, observasi planet-planet dapat dilaksanakan juga dengan kamera ini. Kamera ini utamanya digunakan untuk mengamati objek-objek, mirip galaksi, nebula, dan formasi-gugusan galaksi, serta planet-planet di tata surya kita.
Kamera Objek Lemah. Kamera ini dipakai untuk memperhatikan objek-objek yang lemah pancaran cahayanya, dan untuk saling melengkapi pengamatan kamera medan luas. Salah satu objek observasi kamera objek lemah adalah gugus bola, ialah golongan jutaan bintang berupa bola dengan anggota bintang yang bermacam-macam massanya dan sering dipakai untuk menguji versi evolusi bintang teoritis. Sebelum ada kamera objek lemah, para astronom sukar mengamatibintang-bintang lemah anggota gugus bola sehingga model teoritis evolusi bintang sulit diuji. Menggunakan kamera objek lemah, pengertian wacana evolusi bintang dapat kian meningkat.
Spektrograf Objek Lemah. Spektograf yang dipasang pada teleskop Hubble jauh lebih peka ketimbang yang dipakai para astronom di bumi. Salah satu pengamatan yang dikerjakan alat ini yakni spektrum quasar (quasar steller radio sources = sumber pancaran radio yang mirip bintang) yang posisinya sungguh jauh, yang bermakna makin dekat dengan ketika terbentuknya alam semesta. Pengetahuan ihwal spektrum quasar yang sungguh jauh ini mampu memberi kita pengertian lebih lanjut perihal komposisi kimia alam semesta muda.
Spektrograf Resolusi Tinggi. Spektrograf ini digunakan untuk mengamati gas antarbintang yang ada di galaksi dan ruang antargalaksi. Salah satu tujuan alat ini yaitu melaksanakan analisis pada daerah-tempat pembentukan bintang.
Fatometer Kecepatan Tinggi. Peralatan ini dipakai untuk melaksanakan observasi objek langit yang memiliki pergeseran intensitas cahaya yang sangat cepat karena fatometer ini bisa membedakan insiden yang terpisah dalam jangka waktu 10 mikrodetik (10 ˉ⁶ detik).kecepatan setinggi ini tidak dapat diperoleh teleskop yang ada di bumi alasannya adalah ada fluktuasi atmosfer yang cukup besar. Salah satu observasi yang hendak dikerjakan perlengkapan ini ialah mencari objek-objek yang mengalami variasi amat cepat untuk melihat ada tidaknya lubang hitang di kawasan itu.
Setelah beberapa kali mengalami penundaan, April 1990 pesawat ulang alik Discovery sukses menempatkan Teleskop Ruang Angkasa Hubble di orbit bumi pada ketinggian 500 km dari permukaan bumi. Akan namun, dari citra yang sukses dikirimkannya, ditemukan bahwa pada teleskop ini terdapat kesalahan yang sangat menggangu sehingga citra yang diperolehnya menjadi kabur. Kesalahan ini terjadi pada cermin khususnya yang memang dibuat dan diasah untuk menjadi sebuah hiperboloid (benda berupa hiperbola) yang sangat halus permukaannya, tetapi kelengkunganya kurang tepat. Hal ini menimbulkan bayangan yang dibuat oleh cermin menjadi kabur. Hanya 15% cahaya bintang yang dipusatkan ke fokus cermin, padahal spesifikasi NASA menuntut 70%, sedangkan lainya terbaurkan membentuk semacam bundar-bulat cahaya di sekitarbayangan yang bantu-membantu. Aberasi kromatis ini menimbulkan gambaran yang dihasilkan teleskop ini tidak tepat yang diperlukan.
Meskipun demikian, citra yang diperoleh teleskop Hubble tidak seluruhnya jelek sebab para astronom mampu melakukan pembuatan citra dengan memakai komputer untuk menghilangkan bundar-bundar (halo) yang mengelilingi gambaran objek langit yang diamati. Dengan cara tersebut, para astronom dapat membedakan citra awan-awan saturnus, mengamati adanya lubang hitam di sentra suatu galaksi, mengamati Pluto dan satelitnya, Charon, dengan cermat.
Akan tetapi, karena ini dijalankan dengan menetralisir halo yang melingkari gambaran, sebagian besar cahaya yang masuk dihapus. Ini bermakna kepekaan teleskop Hubble menjadi berkurang.
Oleh alasannya adalah itu, meskipun gambaran yang diperoleh di permukaan bumi, para astronom menimbang-nimbang cara memperbaiki kepekaan teleskop Hubble. Mereka kemudian memasang sebuah tata cara yang diberi nama COSTAR (Corrective Optics Space Telescope Axial Replacement) untuk memperbaiki gambaran yang diperoleh. Alat ini dipasang untuk menggantikan fotometer kecepatan tinggi dan untuk meningkatkan ketajaman kamera objek lemah dan spektograf objek lemah. Upaya perbaikan ini dilakukan oleh para astronot pesawat ulang alik Endeavour yang dilancarkan pada Desember 1993. Ternyata hasil yang diperoleh teleskop menjadi sungguh indah dan spektakuler serta menawarkan banyak pengetahuan baru bagi para astronom.
Sampai kini, Teleskop Ruang Angkasa Hubble masih beroperasi di orbitnya – dirancang untuk bertahan sampai sepuluh tahun lebih – dan terus menunjukkan data berharga bagi para astronom. Diharapkan teleskop ini dapat semakin banyak membantu para astronom dalam meyiapkan misteri yang masih menyelubungi alam semesta, utamanya berhubungan dengan struktur dan evolusinya.
Sumber : 2009. Admiranto, A. Gunawan. Menjelajahi Bintang dan Alam Semesta. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.