Industri 4.0 Di Indonesia

 

INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

I. Abstrak

Dunia dikala ini sedang menghadapi pergantian industri ke-4 atau yang diketahui dengan Industri 4.0. Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute, Industri 4.0 memberikan efek yang sangat besar dan luas, utamanya pada sektor lapangan kerja, di mana robot dan mesin akan menghilangkan banyak lapangan kerja di dunia. Untuk itu periode revolusi industri ini harus disikapi oleh pelaku industri dengan bijak dan hati-hati. Di satu sisi, era industri ini melalui konektivitas dan digitalisasinya bisa meningkatkan efisiensi rantai manufaktur dan kualitas produk. Namun demikian, di sisi lain, revolusi industri ini juga akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia hingga tahun 2030 karena diambil alih oleh robot. Pada kurun ini makin tampakwujud dunia yang telah menjadi kampung global. Industri 4.0 yaitu suatu istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri ini ialah sebuah proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup banyak sekali jenis teknologi, mulai dari 3D printing sampai robotik yang diyakini bisa meningkatkan produktivitas. Sebelum ini sudah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan: pertama, Revolusi ini ditandai dengan penggunaan dan buatan besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga uap, mesin telegraf. Selain itu yang kedua minyak bumi mulai didapatkan dan dipakai secara luas dan era awal digunakannya listrik. Pada revolusi industri ketiga, industri manufaktur sudah beralih menjadi bisnis digital. Teknologi digital telah menguasai industri media dan ritel. Revolusi industri ketiga mengganti acuan korelasi dan komunikasi masyarakat kontemporer.

Kata kunci : industri 4.0, industri modrn, pergantian industri.

Abstrac

The world is currently facing the 4th industrial change or known as Industry 4.0. Based on the Mckinsey Global Institute analysis, Industry 4.0 has a very large and broad impact, especially in the employment sector, where robots and machines will eliminate many jobs in the world. For this reason, the industrial revolution periode must be addressed by industry players wisely and carefully. On the one hand, this industrial masa through its connectivity and digitization is able to increase the efficiency of the manufacturing chain and product quality. However, on the other hand, this industrial revolution will also eliminate 800 million jobs worldwide by 2030 because they are taken over by robots. In this abad, it is increasingly visible that the world has become a global village. Industry 4.0 is a term that was first coined in Germany in 2011 which was marked by the digital revolution. This industry is a digitally connected industrial process that includes various types of technology, from 3D printing to robotics which is believed to be able to increase productivity. Prior to this there had been three industrial revolutions which were marked by: first, this revolution was marked by the use and production of iron and steel on a large scale, the widespread use of steam power, the telegraph machine. In addition, the second petroleum began to be found and used widely and the early period of the use of electricity. In the third industrial revolution, the manufacturing industry has turned into a digital business. Digital technology has taken over the media and retail industries. The third industrial revolution changed the pattern of relations and communication in contemporary society.

Keywords: industry 4.0, modern industry, industrial change

II. Pendahuluan

Era revolusi keempat ketika ini banyak di warnai dengan kecerdasan buatan,(artifical intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nanao, dan banyak inovasi inovasi lainnya.  Perubahan tersebut terjadi  dalam kecepatan eksponensial yang hendak mempunyai efek terhada ekonomi, industri, pemerintah, dan politik. Pada kurun yang saat ini kian tampakwujud dunia yang sudah menjadi kampung global.

Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan industri ke INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

Industri 4.0 yaitu suatu perumpamaan yang diciptakan pertama kali di jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri saat ini ialah proses industri yang terhubung secara digital yang mencakup aneka macam jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotika yang diyakini mampu mengembangkan produktivitas. Sebelum pertumbuhan industri sampai di periode ini, sudah terjadi tiga revolusi industri yang ditandai dengan :

  Klasifikasi Dalam Industri Kimia

1.      Ditemukan mesin uap dan kereta api pada tahun 1750-1830.

2.      Penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak tahun 1870-1900.

3.      Penemuan komputer, internet, dan telepon genggam pada tahun 1960- kini.

Penemuan mesin uap pada abab ke-18 telah berhasil mengakselerasi perekonomian secara drastis dimana dalam jangka waktu dua abad sudah bisa memajukan penghasilan perkapita negara negara di dunia menjadi enam kali lipat.

Pada revolusi industri kedua yang diketahui dengan revolusi teknologi. Revolusi pada tahun ini  ditandai dengan penggunaan dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan tenaga uap, mesin telegraf. Selain itu minyak bumi mulai didapatkan dan dipakai secara luas dan periode awal digunakannya listrik.

Revolusi industri yang ketiga, industri manufaktur telah beralih menjadi bisnis digital. Teknologi digital sudah menguasai industri media dan ritel. Renovasi industi ketiga mengganti contoh relasi dan komunikasi penduduk kekinian. Revolusi ini telah mempersingkat waktu, revolusi pada tahun ini mengedepankan sisi real time.

Perubahan besar terjadi pada sektor industri pada abad revolusi industri keempat, dimana teknologi gosip dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Pada kala ini versi bisnis mengalami pergantian besar, tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga diseluruh rantai nilai industri.

Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan industri ke INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

Secara singkat , industri 4.0, pelaku industri membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain  untuk karenanya menciptakan keputusan tanpa keterlibatan tangan manusia. Kombinasi dari metode fisik-cyber, Internet of  Things (IoT) dan internet of systems membuat industri 4.0 menjadi mungkin, serta membuat pabrik terpelajar menjadi realita. Revolusi industri 4.0 ialah upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegritaskan dunia online dan lini prduksi, dimana semua proses buatan berjalan dengan internet sebagai penopang utama.

Dari postingan diatas kita tahu dan sudah terang bahwa pertumbuhan industri atau yang kita kenal dengan revol
usi industri 4.0 atau juga yang biasa dikenal dengan istilah “cyber physical system” ini sendiri ialah suatu fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber dengan teknologi otomatisasi. Dengan adanya revolusi ini sendiri membawa banyak pergeseran diberbagai sektor. Didalam sebuah pergeseran pasti terdapat resiko atau imbas pengaruh tersendiri baik itu imbas yang menuju kearah menguntungkan atau imbas yang menuju kearah merugikan, dibalik adanya pergantian industri 4.0 terdapat pertanyaan:

1.      Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari perubahn industri 4.0 baik imbas yang menuju kearah menguntungkan atau efek yang menuju kearah yang merugikan.

2.      Bagaimanakah perilaku indonesia untuk mengimbangi pergeseran 4.0 di sektor industri biar tidak tertinggal dengan negara negara lain.

III. Pembahasan

Revolusi industri yang 4.0 yang sudah kita jalani dikala ini , mau tidak mau akan menyebabkan beberapa pengaruh baik imbas menuju kearah keuntungan maupun kerugian. Adapun pengaruh dampaknya dapat dibilang selaku imbas aktual maupun imbas negatif. dalam artikel ini akan disuguhkan beberapa pengaruh faktual dan negatifnya.

  Teknologi Hijau Untuk Pelestarian Alam

Dampak positif revolusi industri 4.0

1.      Semakin gampang mengakses berita dan berkomunikasi.

Kemajuan teknologi bukan hanya melanda penduduk kota, namun juga sudah mampu dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala gosip baik yang bernilai aktual maupun negatif, dapat dengan gampang diakses oleh penduduk . Diakui ataupun tidak, perlahan-lahan mulai mengubah teladan hidup dan contoh pikir penduduk dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.

2.      Terjadinya efisiensi dan efektifitas bikinan.

Jika terwujud 4 prinsip revolusi industri, maka industrimemiliki kemungkinan untuk efisiensi dan efektifitas produksidengan biaya yang tidak lagi mahal. Sehingga ada sisa ongkos yangdapat dialokasikan ke kebutuhan lain yang tidak melibatkanbanyak bagian teknologi.

3.      Peningkatan potensi kerja.

Industrialisasi menunjukkan peningkatan peluang kerja padaindustri kecil-kecilan dan besar.Industri menyerap pekerja yang menganggur dan pengangguran dari sektor pertanian sehinggameningkatkan pendapatan masyaraka.

4.      Spesialisasi pekerja lebih besar.

Industrialisasi membuka jalan pada tenaga kerja khusus atautenaga kerja andal untuk lebih dikenal. Pembagian kerja ini mengembangkan produk nilai marjinal tenaga kerja. Tenaga kerja khusus lebih menguntungkan. Pendapatan sektor pekerja diindustri rata-rata akan lebih tinggi daripada pekerja di sektor pertanian.

Dampak negatif dari revolusi industri 4.0

1.      Rentan dengan serangan siber.

Revolusi industri 4.0 akan sungguh lekat dengan dunia teknologi dimana salah satu hal yang bisa dilihat mulai banyak ditemukan saat ini yakni internet of things (IoT).  Produk-produk IoT menghilangkan batas fisik antara proses produksi dengan metode jaringan oleh alasannya adalah itu sangat rentan dengan serangan siber apabila tidak dijaga dengan metode keamanan yang solid dan tangguh.

2.      Dampak teknologi kepada lingkungan.

Selama insan menggunakan mesin untuk melakukan pekerjaan maka kebutuhan energi akan tetap tinggi serta sampai sekarang belum terdapat sumber energi yang memadai yang dipergunakan buat kegiatan produksi dalam skala akbar selain dengan menggunakan bahan bakar fosil. kian tinggi aktivitas bikinan manufaktur, maka akan berbanding lurus dengan tingginya pembuangan limbah yang mampu mengancam lingkungan hidup secara dunia.

3.      Manusia menjadi serba ketergantungan dan malas.

Bagi seseorang yang telah terbiasa menggunakan teknologi berita, condong malas alasannya adalah mereka menjadi lebih terpesona untuk menggunakan aplikasi/fasilitas yang ada daripada mesti direpotkan.

4.      Investasi SDM yang tidak murah dan minim.

Oleh sebab itu, perusahaan mesti rela mengeluarkan dana untuk investasi dalam memberikan training keahlian dan juga sertifikasi pada karyawan yang telah dimiliki atau siap memberikan honor yang pantas dan lebih tinggi bagi tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keterampilan yang diperlukan perusahaan.

Lalu bagaimana indonesia menanggapi kemajuan industri 4.0 ini ? , Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan seni manajemen Indonesia memasuki periode digital yang tengah berjalan ketika ini. Implementasi Industri 4.0 tersebut bertujuan untuk membuat pertumbuhan ekonomi yang lebih berkesinambungan. Dalam roadmap tersebut terdapat lima industri yang menjadi fokus implementasi, ialah: kuliner dan minuman , tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Selain itu, Making Indonesia 4.0 menampung 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat pertumbuhan industri manufaktur. Indonesia sudah mengawali proses adaptasi terhadap Industri 4.0 dengan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia lewat program link and match antara pendidikan dengan industri.

Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan industri ke INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

Dan langkah langkah yang hendak dikerjakan indonesia yakni dengan : Pertama, mendorong supaya angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kesanggupan dan keterampilannya, khususnya dalam memakai teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini bikinan di industri. Kedua, pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) biar mampu menembus pasar ekspor melalui acara E-smart IKM. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional mirip Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Keempat, mendorong penemuan teknologi lewat pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis semoga lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia. Dengan menerapkan Industri 4.0, Menteri Perindustrian menargetkan, visi besar nasional dapat tercapai. Visi tersebut secara 21 garis besar yakni: menjinjing Indonesia menjadi 10 besar ekonomi pada tahun 2030; mengembalikan angka net export industri 10 persen; kenaikan produktivitas tenaga kerja sampai dua kali lipat dibanding peningkatan biaya tenaga kerja; dan pengalokasian dua persen dari GDP untuk kegiatan research and development teknologi dan inovasi, atau tujuh kali lipat dari saat ini.

  Peran Industri Hijau Dimasyarakat

IV. Kesimpulan

Sejarah mencatat bahwa perbaikan perekonomian terjadi kalau ada kenaikan produktivitas. Saat ini dunia berada dalam tahapan revolusi industri keempat , yang tak cuma ditandai dengan dominasi teknologi informasi dalam proses bikinan, tetapi juga bagaimana penduduk turut mensugesti siklus bikinan berlangsung lewat teknologi informasi yang ada dalam genggamannya. World Economic Forum/WEF dalam laporannya ihwal Readiness for the Future of Production Report menyatakan, prosedur buatan mulai menerapkan siklus gres, mulai dari proses desain – sumber daya input – produksi – perakitan – distribusi – layanan – hingga penggunaan simpulan barang/jasa.

Komitmen Indonesia Menyadari pesatnya kemajuan teknologi info dalam mendukung daya saing ekonomi negara, pemerintah Indonesia sudah mengadopsi industri 4.0 dan akan membentuk Komite Industri Nasional untuk menyiapkan implementasi revolusi industri 4.0.

 Ada lima sektor manufaktur yang mau menjadi p
ercontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Indonesia, ialah industri kuliner dan minuman, industri otomotif, industri elektro, industri kimia, dan industri tekstil. Strategi tiap industri yang diperlukan tercapai di tahun 2030 tertuang dalam Making Indonesia 4.0.

Beberapa perusahaan dalam sektor manufaktur juga telah mengadopsi sistem otomatisasi dalam lini produksinya sehingga akan membuat lebih mudah penerapan industri 4.0. Berdasarkan Laporan United Nation Industrial Development Organization tahun 2016, Indonesia berada pada peringkat kedua di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam Indeks daya saing industri . Indeks ini mencerminkan kemampuan negara untuk memproduksi dan mengekspor produksinya secara kompetitif dan menjadi pedoman bagi pertumbuhan transformasi struktural.

Keberhasilan penerapan industri 4.0 memerlukan pendekatan yang sinergi antara pemerintah dengan pelaku bisnis yang terlibat eksklusif dalam tahapan implementasi industri 4.0 di Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya pembiayaan bersama antara pemerintah dengan swasta dalam penerapan teknologi/ infrastruktur industri 4.0 atau melalui sumbangan insentif bagi swasta dalam pembiayaan investasinya. Di beberapa negara di Eropa, skema pembiayaan ditanggung bareng antara pemerintah dan swasta. Potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi melalui penerapan industri 4.0 diperlukan tidak mengalihkan perhatian utama pemerintah dalam menawarkan lapangan kerja bagi tumbuhnya angkatan kerja produktif di kala-periode mendatang.

V. Daftar pustaka

Hidayat, Atep Avia. 2021. Industri kimia di abad depan. Modul perkuliahan Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Universitas Mercubuana. 

Ridwan, Ita Rustiati. 2011. Dampak industri terhadap lingkungan sosial. Universitas pendidikan Indonesia Banten. Dalam   https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/download/1716/1166

Satya, venti eka. 2018. Strategi indonesia menghadapi industri 4.0. Info singkat kajian singkat kepada gosip kasatmata dan strategis. Dalam  https://www.bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/01/Info-Singkat-X-9-I-P3DI-Mei-2018-249.pdf

Widodo, Slamet. 2018. Industri 4.0: Tantangan dan penerapanya bagi Indinesia. Buletin APBN. Dalam  https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/buletin-apbn/public-file/buletin-apbn-public-57.pdf