Konsep Dasar Energi Hijau – Atharic Alfadh (@T26-Athharic)

 

KONSEP DASAR ENERGI HIJAU

Oleh : Atharic Alfadh (@T26-Atharic)


Abstrak

Istilah energi hijau tidak cuma meliputi sumber energi terbarukan namun mampu diperluas untuk meliputi konservasi energi (misalnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara semoga tetap hambar di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui rancangan arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau tata cara.

Kata Kunci : Energi Hijau, sumber, pengertian.


Abstract

The term green energy does not only include renewable energy sources but can be expanded to include energy conservation (for example green energy is also used to refer to buildings that are constructed in a way to keep them cool during the day and hot at night through architectural designs that do not rely on air conditioning or systems). 

Keywords: Green Energy, sources, understanding.


Latar Belakang

Perkembangan kebutuhan energi berbanding lurus dengan pertumbuhan teknologi. Semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya dunia digitalpun membuat keperluan penduduk akan listrik akan berkembangpula. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa listrik mampu dibilang sebagai salah satu keperluan bagi penduduk terbaru ketika ini. Kebutuhan listrik semakin bertambah dengan meningkatnya perkembangan populasi penduduk setiap tahun. Dengan demikian, diperlukan alternatif pembangkit gres yang mampu mengakomodasi kebutuhan listrik penduduk salah satunya ialah pembangkit listrik tenaga angin. Di negara meningkat seperti Indonesia, idealnya kemajuan listrik 2-2,5 kali lipat dibandingkan perkembangan ekonomi. Kenyataannya, ketika ini pertumbuhan listrik 7-8 persen. Jika pertumbuhan ekonomi 7 persen, idealnya pertumbuhan sekitar 14 persen per tahun Di Indonesia, angin ialah energi yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan listrik. Angin selaku salah satu energi hijau merupakan salah satu jawaban dari dilema kekurangan pasokan listrik dan gosip lingkungan yang ada dikala ini. Oleh alasannya adalah itu diharapkan eksplorasi lebih dalam ihwal pemanfaatan energi angin ini. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yakni pembangkit yang memanfaatkan energi angin selaku penggeraknya. Pemanfaatan energi angin yang belum optimal memungkinkan pemenuhan kebutuhan energi dari energi yang terbarukan ini. Penambahan PLTB pada sistem akan menghipnotis metode yang telah ada. Untuk mengenali dampak metode dangan mengintegrasikan PLTB pada program pedoman daya diperlukan studi fatwa daya untuk mengenali imbas yang hendak ditimbulkan pada sistem dengan adanya penambahan pembangkit baru.


Pembahasan 

  1. Pengertian Energi Hijau

Energi hijau yaitu energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau “hijau”) dibandingkan dengan materi bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau meliputi semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan berdasarkan definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang ide mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau sebab nuklir mempunyai persoalan limbah, dan efeknya yang berbahaya kepada lingkungan.


Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan materi basar fosil yang menyebabkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar yang lain yang menjadikan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim telah menjadi bahaya global, dan dunia perlu menemukan opsi energi higienis (lebih minim emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus meningkat . Energi hijau masih tidak cukup besar lengan berkuasa untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama sebab energi hijau masih menjadi opsi energi yang secara signifikan lebih mahal daripada bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, khususnya negara meningkat , tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara.

  Industri Kimia Di Abad Depan : Faedah Dan Prinsip Kimia Hijau Dalam Proses Sintesis Oleh : Atharic Alfadh (@T26-Atharic)


Istilah energi hijau tidak cuma meliputi sumber energi terbarukan namun dapat diperluas untuk meliputi konservasi energi (contohnya energi hijau juga digunakan untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap cuek di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui rancangan arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau tata cara pemanas ruangan). Promosi energi hijau tidak hanya dengan memakai sumber energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, namun juga untuk membuat dominasi teknologi bahan bakar fosil saat ini menjadi lebih hijau dan meminimalisir tingkat polusi (seperti teknologi batubara higienis).


Istilah energi hijau kadang kala diidentifikasikan dengan ungkapan energi berkesinambungan, namun hal ini tidak sepenuhnya benar alasannya adalah energi yang berkelanjutan juga meliputi teknologi untuk memajukan efisiensi energi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi terbarukan tetapi hanya menekankan pada efek aktual mereka terhadap lingkungan (ketimbang bahan bakar fosil).


Banyak sekali sumber sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan biasa atau biasa digunakan. Antara lain yaitu sebagai berikut :

  1. Biomassa

Biomassa yakni bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat dipakai sebagai sumber bahan bakar. Sebenarnya semenjak zaman dahulu kala, manusia sudah mengenal biomassa sebagai sumber energi, contohnya penggunaan kayu dan minyak hewan selaku materi bakar pembuat api unggun dll. Setelah ditemukannya bahan bakar fosil, biomassa mulai tergeser dan mulai jarang lagi dipakai selaku sumber energi. Tetapi seiring berjalannya waktu, manusia mulai kembali menggalakkkan penggunaan sumber energi biomassa karena sumber energi yang dihasilkan dari materi bakar fosil terbatas dan tidak mampu diperbarui serta mengakibatkan banyak imbas negatif pada lingkungan. Ada beberapa pola sumber energi biomassa, antara lain sebagai berikut :

  • Biogas

  • Biogas ialah jenis energi alternatif yang diproduksi melalui pemecahan materi organik, mirip pupuk kandang, kotoran manusia, material flora dan lainnya. Cara menciptakan biogas yaitu semua bahan organik tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan memakai dukungan mikroorganisme anaerobik untuk menciptakan gas metana dan karbon dioksida. Gas yang dihasilkan dari proses ini mampu dimanfaatkan untuk menyalakan kompor, pembangkit listrik dan juga se
    bagai pemanas.

  • Kayu

Kayu juga ialah contoh dari energi biomassa. Kayu yang dibakar dan dipakai sebagai materi bakar yakni bentuk sederhana dari biomassa dengan menggunakan kayu. Dalam skala besar kayu juga digunakan untuk buatan listrik, mirip pembangkit listrik tenaga uap. Meskipun begitu, jenis energi alternatif ini memiliki sejumlah kelemahan, seperti pembakaran kayu dengan emisi karbon dioksida dapat mengakibatkan efek rumah beling. Namun jangan cemas, alasannya hal ini juga dapat disiasati dengan cara menanam lebih banyak pohon. Sehingga dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer bumi.


  • Limbah Pertanian / Peternakan

Limbah pertanian juga dapat dipakai untuk produksi energi biomassa. Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk energi ini ialah kotoran ternak, ampas tebu dan juga jerami. Limbah-limbah tersebut mampu diolah menjadi bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan juga panas.


  • Tanaman Energi

Saat ini terdapat banyak jenis tanaman energi yang ditanam secara komersial selaku sumber energi. Tanaman tersebut diantaranya yakni rami, jagung, gandum dan juga kedelai. Tanaman-tumbuhan tersebut memang sengaja di tanam dalam skala besar untuk menghasilkan materi bakar, mirip propanol, biodiesel, butanol dan juga etanol.

  1. Energi Matahari 

  Teknologi Hijau : Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik - Atharic Alfadh (@T26-Atharic)

Energi matahari ialah salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting. Sebagai negara yang berada di tempat khatulistiwa, kesempatanenergi surya di Indonesia sungguh besar. Sayangnya Energi Surya / matahari ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara untuk memanen radiasi panas dan cahaya yang dipancarkan matahari menjadi listrik ialah dengan memanfaatkan teknologi termal dan teknologi sel surya. Teknologi termal umumnya dipakai untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan, mengolah masakan dan memanaskan air. Sedangkan sel surya merupakan alat untuk mengonversi cahaya matahari menjadi energi listrik.

  1. Energi Angin

Pada biasanya cara untuk memanfaatkan energy angin yakni dengan menggunakan kincir angin. Kincir angin yang berputar dihubungkan ke generator atau turbin yang lalu akan menciptakan energi listrik. Penggunaan energi angin sangat ramah lingkungan sebab sama sekali tidak mengahasilkan gas buang dan tidak menyebabkan imbas rumah kaca. Salah satu acuan Negara yang paling banyak memanfaatkan energi angin ini yaitu Belanda.

  1. Energi Air

Salah satu acuan penggunaan Air selaku sumber energi ialah PLTA. PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi air untuk menciptakan listrik. Prinsip pembangkit listrik tenaga air ialah mempergunakan arus air, atau air yang jatuh pada teladas untuk memutar dinamo. Air menggeluti yang berada pada ketinggian tertentu senantiasa mengalirkan air dengan masa tertentu setiap menit. Seperti periode air yang berada pada sebuah ketinggian memiliki energi memiliki peluang gravitasi. Ketika periode air turun ke bawah energi potensialnya berkurang karna sebagian energi potensialnya dirubah menjadi energi kinetik. Selain pada gerojokan, PLTA umumnya juga diresmikan pada sungai, danau, ataupun bendungan yang memang khusus dibangun untuk dimanfaatkan energi airnya.

  1. Energi Panas Bumi ( Geothermal )

Energi geothermal yakni energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Pembangkit Listrik tenaga panas bumi menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Energi panas bumi ini digunakan untuk memanaskan air yang ada di dalam ketel uap yang kemudian akan menciptakan uap air yang mau memutarkan turbin.


  1. Kelebihan Energi Hijau

  • Tersedia Secara Melimpah dan Dapat Diperbaharui

Sumber energi mirip angin, air, geothermal dan panas matahari akan selalu tersedia dan tidak akan pernah habis mirip batubara dan minyak bumi. Jadi sumber energi ini mampu dimanfaatkan dalam jangka panjang.

  • Ramah Lingkungan

Pemanfaatkan sumber energi alternatif tidak akan menjadikan kerusakan lingkungan alasannya kebanyakan energi alternatif tidak menghasilkan limbah dan polusi. Kalaupun menciptakan limbah atau polusi tidak akan sebesar sumber energi berbahan bakar.

 

  1. Kekurangan Energi Hijau

  • Biaya Investasi dan Instalasi Awal Mahal

Biaya yang diharapkan untuk pembuatan instalasi permulaan penggunaan sumber energi hijau termasuk mahal. Misalnya, pembuatan bendungan yang akan dipakai untuk PLTA dan ongkos pengerjaan / pembelian Panel Surya yang sangat mahal untuk pengerjaan PLTS.

  • Kurang Dapat Diandalkan dan Kurang Efisien

Penggunaan sumber energi hijau kebanyakan bergantung pada keadaan alam dan terpengaruh oleh keadaan iklim/cuaca. Sehingga dikala demam isu kemarau contohnya, maka PLTA yang menggunakan energi air tidak dapat berfungsi secara optimal sebab debit air yang pastinya akan menurun. Sebaliknya, dikala demam isu hujan, PLTS yang mempergunakan energi panas matahari tidak akan berfungsi secara optimal sebab sumber panas matahari sungguh terbatas pada demam isu hujan. Penggunaan sumber energi yang berasal dari alam dirasa belum efisien jikalau mesti mengambil alih sumber energi berbahan bakar fosil. Terlebih lagi teknologi yang dimiliki Negara kita belum cukup mendukung dalam pembuatan fasilistas dan fasilitas penunjang lainnya.

  • Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau gres. Secara historis, tarif utilitas yang tinggi sehingga berbagi risiko utilitas di seluruh pelanggan.

  1. Penggunaan Energi Terbarukan di Tingkat Perdesaan atau Komunitas

  Pemahaman Kimia Hijau Dan 12 Prinsip Kimia Hijau - Atharic Alfadh (@T26-Atharic)

Di Indonesia, ada banyak dongeng potensi energi terbarukan setempat atau mengenai penyediaan energi di tingkat desa dan komunitas dengan energi terbarukan. Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), sudah bekerja selama 20 tahun mempekerjakan masyarakat desa untuk membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Menurut Tri Mumpuni, model pendekatan top down yang sering dipakai pemerintah seharusnya dipasangkan dengan bottom-up approach, di mana masyarakat dilibatkan dan dikembangkan kapasitasnya untuk mengorganisir PLTMH di desa mereka.

Tantangan geografis sering menjadi menjadi argumentasi tidak adanya susukan listrik ke banyak desa di Indonesia, karena penyam- bungan listrik ke desa-desa yang merepotkan dijangkau dinilai tidak ekonomis oleh penyuplailayanan energi. Meski begitu, lokal mampu dimanfaatkan untuk menyanggupi kebutuhan energi di daerah tersebut, dengan juga memberdayakan masyarakat dan komunitas lokal. Model pemberdayaan masyarakat ini dinilai penting dan mampu menjadi jawaban masih terbatasnya terusan energi di tempat yang merepotkan dijangkau. Untuk pembangkit listrik mikrohidro (PLTMH) kecil-kecilan, misalnya,masyarakatdapatberperanseba- gai pemilik modal, operator, dan akseptor manfaat. Dengan melibatkan masyarakat, mereka memiliki rasa kepemilikan atas PLTMH. Pengoperasian dan perawatan sepe- nuhnya dapat dikerjakan sendiri dengan training dari para engineer, dan listrik yang dihasilkan mampu dijual ke PLN. Hasil penjualan ini kembali ke penduduk untuk ongkos-ongkos pendidikan dan kenaikan perekonomian.


Kesimpulan

Tingkat dogma yang lebih besar terhadap energi terbarukan mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor dan kerentanan kepada fluktuasi harga bahan bakar. Pemanfaatan sumber daya setempat yang tersedia, mirip angin, matahari, dan bioenergi dapat memperbaiki kanal energi rumah tangga di pedesaan. Investasi pada sumber energi yang baru dan higienis ini akan menciptakan kesempatan kerja, memacu inovasi teknologi, dan menarik sumber pendanaan baru untuk proyek energi hijau, serta berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs).

Berinvestasi di energi hijau sekarang, akan menawarkan hasil jangka panjang dalam pengendalian polusi, pengembangan infrastruktur yang bersih dan bisa mengadaptasi pergantian iklim, serta pengunaan sumber daya secara lebih efisien. Hal ini akan memainkan peranan penting dalam membangun abad depan yang lebih higienis, lebih sehat, dan lebih berkesinambungan, yang berdasarkan pada kemajuan ekonomi yang lebih berpusat pada pembangunan insan, serta memperlihatkan tolok ukur kehidupan yang tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia.


Daftar Pustaka

2017. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Hijau Membantu Indonesia Memenuhi Kebutuhan Energi Nasional?. http://greengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/04/Brief-Energy_BAHASA.pdf

2017. Energi Terbarukan : Energi untuk sekarang dan nanti

Hidayat, Atep Afia. 2021. Modul UMB Kimia dan Pengetahan Lingkungan Industri: Energi Hijau