Oleh : Aziz Affandi (@V04-Aziz)
Daftar Isi
Pengertian Termodinamika
Usaha sistem kepada lingkungan
Perubahan energi dalam
Hukum Termodinamika
Hukum I Termodinamika
Hukum I termodinamika menyatakan bahwa jumlah kalor pada suatu tata cara sama dengan pergeseran energi dalam sistem ditambah perjuangan yang dikerjakan oleh tata cara.
Q = ∆U + W
Perjanjian tanda untuk Q dan W sebagai berikut :
1. Jika tata cara melakukan perjuangan terhadap lingkungan maka W bertanda positif.
2. Jika tata cara menerima usaha dari lingkungan maka W bertanda negatif.
3. Q bertanda positif bila metode menerima kalor dari lingkungan< /span>
4. Q bertanda negatif kalau metode menawarkan kalor terhadap lingkungan
Proses Termodinamika
Proses Isokhorik
adalah proses termodinamika yang terjadi pada gas dalam kondisi volum tetap.
Berlaku:
Usaha W= 0 maka Q = ΔU sehingga Q = 3/2 nRT (T2–T1)
berlaku persamaan. Usaha W
W=P(V2 – V1)
Perubahan energi dalam ΔU ΔU= 3/2 P(V2 -V1)
Sehingga
Q= 5/2 P(V2–V1)
Proses Isotermik
merupakan proses termodinamika yang terjadi pada gas kondisi suhu tetap.
berlaku persamaan.
Usaha W
Perubahan energi dalam ΔU = 0 maka kalor Q = W
Proses Adiabatik
merupakan proses termodinamika yang berjalan tanpa adanya pertukaran kalor antara tata cara dan lingkungan.
berlaku persamaan.
Usaha W
Karena Q = 0 sehingga
ΔU = –W
y = konstanta Laplace
Kapasitas Kalor
Merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu gas sebesar 1oC, dinyatakan dengan persamaan:
Kapasitas kalor gas dapat dibedakan menjadi dua yaitu kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan pada volume tetap (Cv)
Pada proses isokhorik
Qv = ∆U
Pada proses isobarik
Qp = ∆U + p∆V
Diperoleh:
Pengaplikasian Termodinamika
Mesin Carnot
Sebuah mesin Carnot mempunyai empat langkah dalam pengoprasiannya. Berikut urutan keempat langkah proses yang terjadi dalam siklus Carnot.
- Pada langkah awal, gas mengalami ekspansi isotermal. Reservoir suhu tinggi menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston dikurangi. Selama proses ini berlangsung, temperatur metode tidak berganti, namun volume tata cara bertambah. Dari keadaan 1 ke keadaan 2, sejumlah kalor (Q1) dipindahkan dari reservoir suhu tinggi ke dalam gas.
- Pada langkah kedua, gas berganti dari kondisi 2 ke kondisi 3 dan mengalami proses perluasan adiabatik. Selama proses ini berjalan, tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem. Tekanan gas diturunkan dengan cara mengurangi beban yang ada di atas piston. Akibatnya, temperatur metode akan turun dan volumenya bertambah.
- Pada langkah ketiga, keadaan gas berganti dari keadaan 3 ke keadaan 4 lewat proses kompresi isotermal. Pada langkah ini, reservoir suhu rendah (200 K) menjamah dasar silinder dan jumlah beban di atas piston bertambah. Akibatnya tekanan tata cara meningkat, temperaturnya konstan, dan volume sistem menurun. Dari keadaan 3 ke keadaan 4, sejumlah kalor (Q2) dipindahkan dari gas ke reservoir suhu rendah untuk menjaga temperatur tata cara agar tidak berganti.
- Pada langkah keempat, gas mengalami proses kompresi adiabatik dan keadaannya berubah dari kondisi 4 ke keadaan1. Jumlah beban di atas piston bertambah. Selama proses ini berjalan, tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem, tekanan tata cara meningkat, dan volumenya berkurang.
Mesin Carnot yakni mesin efisien yang melakukan pekerjaan dalam suhu reservoir tinggi dan suhu reservoir rendah. Oleh sebab itu, sebuah mesin Carnot mempunyai efisiensi. Rumus efisiensi mesin Carnot selaku berikut.
informasi:
ŋ = efisiensi mesin kalor
T2 = suhu pada reservoir rendah (K)
T1 = suhu pada reservior tinggi (K)
W = perjuangan (Joule)
Q1= kalor yang diserap (Joule)
Q2 = kalor yang dilepas (Joule)
Mesin Pendingin
Prinsip kerja mesin pendingin misalnya lemari es dan penyejuk ruangan ialah mengalirkan kalor keluar dari lingkungan sejuk ke lingkungan hangat. Sistem menerima kerja sebesar W dan menyerap kalor dengan suhu reservoir rendah T2 sebesar Q2 serta mencampakkan sejumlah kalor yang lebih besar ke reservoir suhu tinggi T1 sebesar Q1. Untuk kerja dari mesin pendingin dapat ditentukan melalui koefisiensi performansi Kp.
Keterangan :
Kp = koefisiensi performansi
T2 = suhu pada reservoir rendah (K)
T1 = suhu pada reservior tinggi (K)
W = usaha (Joule)
Q1= kalor yang diserap (Joule)
Q2 = kalor yang dilepas (Joule)
SUMBER REFERENSI
Hamid, A. A. (2007). Kalor dan termodinamika. Universitas Negeri Yogyakarta.
Haryanto, A. (2016). Termodinamika.
Soekardi, C. (2015). Termodinamka Dasar Mesin Konversi Energi. Penerbit Andi.