Pencemaran Air: Sumber, Dampak Dan Penanggulangannya (@V25-Alfarizi)

 

PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA

Oleh : Rifki Alfarizi (@V25-Alfarizi)


Abstrak:
Air merupakan sumber kehidupan di paras bumi ini, kita semua bergantung pada air. Untuk itu diperlukan air yang mampu dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada tamat-akhir ini, masalah penyediaan air yang menyanggupi syarat menjadi duduk perkara seluruh umat manusia. Dari sisi kualitas dan kuantitas air sudah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran. Makalah ini membahas mengenai pencemaran air yang ditinjau dari sumber pencemaran, efek serta penanggulangan pencemaran tersebut. Selain itu juga dijelaskan perihal indikator pencemaran air dan pengertian pencemaran air. Diharapkan makalah ini mampu menawarkan isu bagi kita semua, sehingga akan mampu mengurangi pencemaran yang terjadi dan akan didapat air yang kondusif, higienis dan sehat.  


  1. Latar Belakang
    Air merupakan unsur lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak mampu terlepas dari kebutuhan akan air. Air ialah kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi bencana bilamana tidak tersedia dalam keadaan yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya.
    Air yang relatif 2 bersih sangat didambakan oleh insan, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari, untuk kebutuhan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini, air menjadi problem yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang bagus sesuai dengan kriteria tertentu, ketika ini menjadi barang yang mahal, sebab air sudah banyak terkontaminasi oleh beragam limbah dari aneka macam hasil kegiatan insan. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. 
  2. Tujuan Penulisan
    Berdasarkan latar belakang di atas, maka goresan pena ini bertujuan untuk mengupas mengenai pencemaran air. Secara khusus, akan dibahas sumber, efek dan penganggulangan pencemaran air yang tidak lepas dari pengertian dan persfektif aturan dari pencemaran air serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya klarifikasi perihal imbas pencemaran air beserta penanggulangannya, maka akan muncul kesadaran dari kita semua. Yang pada akibatnya pencemaran mampu dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman. 
Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA (@V25-Alfarizi)
Pencemaran Air
Pencemaran air dapat mengakibatkan ancaman serius bagi lingkungan serta kehidupan.  Efek polutan dapat beraneka ragam tergantung pada jenis dan sumbernya.  Misalnya, sementara logam hcavy, pewarna, dan beberapa polutan organik yang lain telah diidentifikasi sebagai karsinogen, hormon, farmasi, dan kosmetik dan limbah produk perawatan eksklusif dikenal sebagai materi kimia pengganggu endokrin.  Polutan-polutan yang masuk ke tubuh air melalui aneka macam terusan tetapi didominasi oleh antropogenik, sudah menjadi perhatian besar para pemerhati lingkungan karena aneka macam ancaman yang ditimbulkannya kepada lingkungan (Inyinbor dkk, 2018).

Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berlawanan oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka contoh yang merumuskan definisi perumpamaan tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, selaku turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. 

Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari bagian-bagian lingkungan hidup, mirip pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. 

Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup ialah UU No. 23/1997. Dalam PP No. 20/1990 perihal Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air ialah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau bagian lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga mutu air turun hingga ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut mampu PENCEMARAN AIR – Pengertian, Indikator – Standar baku kualitas DAMPAK – Terhadap biota air – Terhadap air tanah – Terahadap kesehatan – Terhadap estetika PENANGGULA NGAN – Secara teknis – Secara non teknis – Kebijakan SUMBER – Industri – Rumah tangga (pemukiman) – Pertanian, perkebunan dll. 5 diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan faktor balasan (Setiawan, 2001).  

Indikator pencemaran air 

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah terkontaminasi yakni adanya perubahan atau tanda yang mampu diperhatikan yang mampu digolongkan menjadi :
  • Pengamatan secara fisis, ialah pengamatan pencemaran air menurut tingkat kejernihan air (kekeruhan), pergantian suhu, warna dan adanya pergeseran warna, anyir dan rasa.
  • Pengamatan secara kimiawi, yakni observasi pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, pergantian pH.
  • Pengamatan secara biologis, yaitu observasi pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, khususnya ada tidaknya kuman pathogen.

Indikator yang umum dikenali pada investigasi pencemaran air ialah pH atau fokus ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), keperluan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD). 


pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen 

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengganti pH air yang hasilnya akan mengusik kehidupan biota akuatik. 
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menggemari pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sungguh mensugesti proses biokimiawi perairan , contohnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan mampu dilihat pada table di bawah ini : 

Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan 
Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA (@V25-Alfarizi)

Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak mampu bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae adalah Chlamydomonas acidophila bisa bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6. 

Oksigen terlarut (DO)
Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak mampu hidup alasannya oksigen terlarut dipakai untuk proses degradasi senyawa organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, alasannya adalah oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada ketika tidak ada cahaya. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir. 8 Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen jenuh dalam air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir yaitu 8,32 mg/L (Warlina, 1985).

Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) 
Dekomposisi materi organic terdiri atas 2 tahap, ialah terurainya materi organic menjadi anorganik dan materi anorganik yang tidak stabil berubah menjadi materi anorganik yang stabil, contohnya ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, cuma dekomposisi tahap pertama ynag berperan, sedangkan oksidasi materi anorganik (nitrifikasi) dianggap selaku zat pengganggu. Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang diharapkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) materi buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Pada dasarnya, proses oksidasi bahan organic berlangsung cukup usang. Menurut Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi, 2003).

Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) 
COD yaitu jumlah oksigen yang diharapkan supaya materi buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi lewat reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang susah didegradasi. Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diharapkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar lazimnya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).

Sumber Pencemaran Air
Banyak penyebab sumber pencemaran air, namun secara lazim dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yakni sumber kontaminan eksklusif dan tidak pribadi. Sumber eksklusif mencakup efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung ialah kontaminan yang memasuki tubuh air dari tanah, air tanah atau atmosfir berbentukhujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah d
an air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. 
Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yakni pencemaran udara yang menciptakan hujan asam. Pengaruh bahan pencemar yang berbentukgas, materi terlarut, dan partikulat kepada lingkungan perairan dan kesehatan manusia mampu ditunjukkan secara skematik sebagai berikut : 


Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA (@V25-Alfarizi)


a. Limbah Manusia
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013, ternyata 780 juta penduduk (sekitar 11 persen dari populasi dunia) tidak memiliki akses terhadap air bersih (air minum). Sedangkan 2,5 miliar ( sekitar 40 persen dari populasi dunia) ternyata tidak memiliki akomodasi sanitasi yang layak (tidak mempunyai toilet, tidak memiliki toilet yang layak). Dari data tersebut sudah mampu disangka bahwa Sebagian limbah manusia memasuki tempat perairan tanpa mengalami pembuatan terlebih dulu, sehingga terjadi pencemaran kepada air permukaan dan air bawah tanah.

  Makalah Budidaya Rumput Maritim Di Sinjai Utara

b. Limbah Nutrisi

Secara teori dan praktek limbah dapat dikelola dan dijadikan kompos atau pupuk, dengan demikian terjadi pengembalian nutrisi ke lingkungan. Di mana nutrisi seperti nitrogen dan fosfor akan dimanfaatkan kembali oleh mikroorganisme dan makroorganisme di sekitar perairan. Persoalan mendasar ialah jumlah limbah yang masuk atau dimasukkan ke perairan dalam volume yang sungguh besar, sehingga kemampuan sumberdaya perairan untuk merehabilitasi dirinya sendiri menjadi terlampaui. Dapat diistilahkan lebih besar pasak daripada tiang, sehingga yang terjadi yakni kondisi lingkungan menjadi semakin memprihatinkan, kotor, tidak terawatt bahkan condong membahayakan.

c. Air Limbah

Limbah cair merupakan limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, senantiasa berpindah, dan tidak pernah membisu. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya (Said, 2011). Selain itu akses air yang keluar dari pabrik biasanya mengeluarkan limbah industri, yang mengalir ke tubuh-badan air mulai selokan, parit, sungai, bahkan sampai ke lautan. Sejak tahun 1970-an telah mulai muncul kesadaran akan pentingnya pengelohan limbah cair yang dirintis oleh Environmental Protection Agency (EPA), Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia sudah diterbitkan antara lain Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Baku kualitas limbah cair tersebut mencangkup 21 jenis industry.

d. Limbah Kimia

Beberapa acuan limbah kimia yang menimbulkan pencemaran air dan sungguh beracun ialah polychlorinated biphenyls (PCB). Berdasarkan catatan Greenfact (2003), sekitar 10 persen dari PCB yang dibuat sejak tahun 1929 masih tetap ada di lingkungan dikala ini. Sekitar 209 macam molekul PCB sudah sukses dibuat, yaitu dengan memakai atom karbon, hidrogen dan klor. Penggunaan dan buatan PCB saat ini dihentikan atau dibatasi di banyak negara. Penggunaan PCB contohnya untuk peralatan listrik, pelapis permukaan, tinta dan cat. Limbah yang mengandung PCB biasanya dibakar atau disimpan ditempat pembuangan sampah. Namun PCB ini sangat gampang larut dalam air, sehingga dalam satu observasi terbukti pada acuan burung dan ikan yang ada di Arktik (salah satu kawasan di kutub Utara), kasatmata mengandung PCB (Woodford, 2014). Dengan demikian, PCB sebagai polutan telah menempuh jarak ribuan mil melalui lautan. PCB tersebut mampu saja berasal dari Rusia, Alaska, Kanada, Islandia atau Nonlvegia.

Jenis polutan yang lain yang berpotensi meracuni ekosistem perairan yakni logam berat mirip cadmium (Cd), merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Arsen (As). Saifullah (2013) menerangkan, bahwa beberapa masalah pencemaran air yang mengakibatkan korban insan seperti pada akhir tahun tahun 1950, adalah mewabahnya penyakit yang sungguh menakutkan, yang populer sebagai pemyakit itai-itai (aduh-aduh). Lokasi penyebaran penyakit sekitar tiga km di sepanjang Sungai Jintsu, Toyama, Jepang. Penyebabnya ternyata Sungai Jintsu telah tercemar polutan, terutana cadmium (Cd) yang bersumber dari limbah pertambangan seng (Zn). Hasil observasi memperlihatkan, bahwa kadar Cd dalam beras dari pesawahan di Toyama 10 kali lebih tinggi dengan beras dari daerah lainnya. Hal itu memberikan, bahwa pesawahan di sekeliling Toyama mendapat pengairan dari Sungai Jintsu yang sudah tercemar salah satu logam berat tersebut.

  31+ Tematik Kelas 3 Tema 8 Praja Muda Karana Pics

e. Limbah Radioaktif

Menurut WNA (2015), tujuan utama dalam mengurus dan mencampakkan limbah radioaktif (atau yang lain) ialah untuk melindungi penduduk dan lingkungan. Hal tersebut bermakna mengisolasi atau menipiskan limbah sehingga tingkat atau konsentrasi dari setiap radionuklida kembali ke biosfer tidak berbahaya. Untuk itu, hampir semua limbah yang menjalani pengelolaan, beberapa di antaranya membutuhkan perlakuan berupa penguburan secara permanen. Sementar di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak diperbolehkan menyebabkan pencemaran yang membahayakan. Pada dasarnya semua limbah beracun mesti dikontrol dengan baik, bukan cuma limbah radioaktif. Sementara di negara-negara yang mempunyai kekuatan nuklir, limbah radioaktif kurang dari satu persen dari total limbah beracun yang dibuang industri.

f. Limbah Minyak

Penyebab pencemaran air yang tak kalah pentingnya yakni limbah minyak. Industri minyak bumi memiliki peluangsebagai sumber imbas kepada pencemaran air, tanah dan udara baik secara eksklusif maupun tidak pribadi. Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat mengakibatkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni mikroorganisme tanah sehingga menimbulkan akhir hayat mikroorganisme tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan mampu mencemari tanah dan perairan hingga ke
kawasan sub-surface dan lapisan aquifer air tanah. Jumlah tanah yang terkotori minyak bumi yang dihasilkan dalam proses bikinan minyak sudah berkembangribuan ton setiap tahun di lndoesia (Yudono, dkk, 2009). Sementara berdasarkan Prince (2003), Hidrokarbon minyak bumi ialah kontaminan yang paling luas yang mencemari lingkungan. Kecelakaan tumpahan minyak yang terjadi sering menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Tingkat pencemaran yang berat mampu membunuh berbagai jenis organisme air atau tanah dan menjadikan lingkungan mengalami kerusakan yang bersifat permanen.

g. Limbah Plastik

Limbah plastik merupakan salah satu sumber polutan yang menimbulkan pencemaran air, baik di lautan, sungai, danau dan badan perairan yang lain. Bahkan limbah plastik mengancam eksistensi air tanah, utamanya dengan kemampuannya untuk membatasi inflltrasi air hujan masuk ke dalam pori-pori tanah. Jika diakumulasikan secara keseluruhan, ratusan km2 lahan di permukaan Bumi ini tertutup oleh plastik yang salah satu sifatnya sulit diuraikan. 


Komponen Pencemaran Air 

Saat ini hampir 10 juta zat kimia sudah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia sudah dipakai secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai pola ialah pestisida yang biasa dipakai di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga atau PCBs yang umum dipakai pada alat-alat elektronik. Erat kaitannya dengan persoalan indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut memilih bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995), unsur pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian mampu dikelompokkan selaku bahan buangan: 

  • padat 
  • cairan berminyak 
  • organic dan olahan bahan kuliner
  • berbentukpanas
  • anorganik
  • zat kimia


Dampak Pencemaran Air


Pencemaran air dapat memiliki pengaruh sungguh luas, contohnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akhir hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari acara pertanian telah menyebabkan perkembangan tumbuhan air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan kemajuan tersebut menjadikan oksigen yang sebaiknya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tumbuhan air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan kegiatan basil akan menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
  1. efek terhadap kehidupan biota air.
  2. efek kepada kualitas air tanah.
  3. efek terhadap kesehatan.
  4. dampak terhadap estetika lingkungan.
    1. Dampak kepada kehidupan biota air 

      Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang memerlukan oksigen terusik serta meminimalisir perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan tanaman air. Akibat matinya kuman-kuman, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi susah terurai. Panas dari industri juaga akan menjinjing efek bagi kematian organisme, kalau air limbah tidak didinginkan dulu. 

    2. Dampak kepada kualitas air tanah

      Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform sudah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak observasi yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut. 

    3. Dampak kepada kesehatan

      Peran air selaku pembawa penyakit menular beragam antara lain :

      – air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
      – air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
      – jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak mampu membersihkan diri
      – air selaku media untuk hidup vector penyakit

      Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di tempat-kawasan. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar jikalau mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang mampu menyebar lewat air antara lain, basil, protozoa dan metazoa.
      Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA (@V25-Alfarizi)

    4. Dampak terhadap estetika lingkungan

      Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin terkotori yang biasanya ditandai dengan bacin yang menyengat disamping tumpukan yang mampu mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat meminimalkan estetika. Selain anyir, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan mengakibatkan penumpukan busa yang sungguh banyak. Inipun mampu mengurangi estetika. 


Penanggunalan Pencemaran Air 
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah dikontrol melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 ihwal Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara biasa hal ini mencakup pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang sudah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair terutama yang berasal dari aktivitas perjuangan skala menengah dan besar, serta dikerjakan secara bwertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berupaya untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan penduduk lokal (KLH, 2004). 
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menangani pencemaran, ialah penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis ialah suatu perjuangan untuk menghemat pencemaran lingkungan dengan cara membuat peraturan perundangan yang dapat menyiapkan, mengendalikan dan memantau segala jenis bentuk acara industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan peru
ndangan ini hendaknya mampu menawarkan citra secara terang ihwal kegiatan industri yang akan dijalankan, contohnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan aktivitas dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri kepada perlakuan buangannya, contohnya dengan mengubah proses, mengurus limbah atau menambah alat bantu yang dapat meminimalisir pencemaran. 
  • Mengelola penggunaan detergen dengan baik Detergen ialah salah satu produk yang mengandung banyak zat kimia yang merepotkan terurai sehingga beresiko menyebabkan pencemaran air. Oleh alasannya itu, dalam memakai detergen untuk mencuci pakaian, ada baiknya Anda mengurus penggunaannya dengan baik. Selain itu, pilih pula detergen yang sisa zat kimianya umumterurai dengan baik alias ramah lingkungan.
  • Mengolah dan membuang limbah rumah tangga dengan sempurna Mencegah problem pencemaran air juga mampu dijalankan dengan menerapkan beberapa kebiasaan baik. Salah satunya ialah dengan mengolah serta mencampakkan limbah rumah tangga dengan tepat. Hindari mencampakkan sampah rumah tangga ke sungai atau danau alasannya hal tersebut mampu mengganggu keberlangsungan ekosistem di lingkungan itu sendiri. Selain itu, kelola sampah dengan baik, misalnya memisahkan sampah organik dan anorganik.
  • Mengganti bahan kimia pemberantas hama dengan memanfaatkan musuh alami dan parasitoid Sebenarnya, produk kimia pemberantas hama seperti insektisida dan sejenisnya mampu diganti dengan memakai cara alternatif lainnya. Cara alternatif yang dimaksud ialah dengan menggunakan lawan alami dan parasitoid. Dengan salah satu upaya penanggulangan pencemaran air ini, lingkungan menjadi lebih kondusif dan tidak meninggalkan dampak jelek bagi kesehatan.
  • Mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik dan kompos Salah satu cara yang bisa dilaksanakan untuk mencegah dan menangani persoalan pencemaran air ialah dengan menghalangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk kimia ialah salah satu produk yang memiliki kandungan nitrat dan fosfat tinggi. Jika dipakai secara berlebihan, zat tersebut mampu menyebabkan pencemaran air. Sebaliknya, menggunakan pupuk organik atau pupuk kompos akan tetap menunjukkan imbas kesuburan tanah tanpa menciptakan resiko pencemaran air.
  • Mengolah limbah cair dari industri atau pabrik Pabrik atau industri merupakan salah satu pola sumber pencemaran air. Oleh sebab itu, mengurus limbah cair yang dialirkan ke sungai atau lainnya yakni hal yang penting untuk diamati. Anda sendiri mampu menetralkan, mengendapkan, atau menyaring limbah tersebut sebelum dialirkan ke sungai, danau, atau bahkan laut.
  • Membuat penampungan limbah (septic tank) Baik rumah tangga maupun perkantoran mesti memiliki bak penampungan limbah alias septic tank yang mencukupi. Dengan begitu, masalah pencemaran air oleh limbah buangan setiap harinya mampu teratasi. Selain itu, penanggulangan pencemaran air dengan septitank atau kolam penampungan limbah ini juga perlu dipraktekkan untuk area khusus mirip rumah sakit dan tempat peternakan.
  • Menangkap ikan dengan cara alami Biasanya, orang yang lebih mengutamakan hasil instan dalam mencari ikan akan mempergunakan materi peledak untuk mendapatkan banyak hasil tangkapan. Namun, hal ini bukanlah cara yang tepat alasannya adalah materi peledak mengandung aneka macam zat kimia berbahaya yang mampu tertinggal di air dan mengakibatkan pencemaran air. Anda bisa berkontribusi dalam upaya menangani pencemaran air dengan menggunakan cara alami dalam menangkap ikan. Cara alami yang dimaksud mampu memakai jala atau pancing. Dengan begitu, regenerasi ikan dalam berlanjut dengan baik.
  • Membuat penyusunan rencana AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Upaya yang terakhir pada bahasan kali ini adalah menerapkan perencanaan AMDAL dengan baik. Upaya ini wajib diperhitungkan dikala melakukan pembangunan berukuran besar mirip pembangunan kawasan industri. Dengan menerima analisis efek lingkungan dari pembangunan industri tersebut, pihak yang membangun industri terkait bisa menerapkan cara penanggulangan pencemaran air yang sempurna agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan.

 Referensi

  1. Achmadi, Umar Fachmi, Prof. Dr.MPH, Ph.D, Peranan Air Dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat, http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/informasi/200104/lap-perananair.pdf., dikunjungi 5/3/2004.
  2. Air Kita Diracuni, http://www.walhi.or.id/Indonesia/kampanye/Air/airdiracuni.htm, dikunjungi 21/3/2004.
  3. Bali Post, 14 Agustus 2003, Penggunaan Pestisida Pengaruhi Air, , dikunjungi 5/3/2004.
  4. Pikiran Rakyat, 8 Juni 2003, Kemarau Tiba Saguling Makin Tercemar, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0603/08/0106.htm, dikunjungi 21/3/2004.
  5. Pikiran Rakyat, 25 Agustus 2003, Penambangan Emas Ciherang Cemari Lingkungan Warga, http://www.fikiran-rakyat.com/cetak/0803/25/0301.htm, dikunjungi 14/3/2004.
  6. Republika Online, 17 Peb. 2003, Penelitian KIRJU: Pencemaran, Kerugian Bagi Nelayan dan Petambak, http://www.forek.or.id/rincian.php?rubrik=pendidikan&beritaID=1207, dikunjungi 23 21/3/2004.
  7. Setiawan, Hendra, Agustus 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum, http://www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm, dikunjungi 7/3/2004.
  8. Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset Jogyakarta, Jogyakarta.
  9. Warlina, Lina, 1985, Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah, FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta