Profil Industri Pulp Dan Kertas

PROFIL INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Pendahuluan
Indonesia berpeluang untuk menjadi tiga besar dalam industri pulp dan kertas di dunia, antara lain alasannya adalah buatan pulp dan kertas di Tanah Air diuntungkan oleh berbagai kondisi alam dan geografis di khatulistiwa. Saat ini Indonesia menempati peringkat 11 dunia untuk industri kertas dan peringkat sembilan dunia untuk industri pulp.
Indonesia diuntungkan alasannya adalah letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang rata-rata memiliki pepohonan yang tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan di negara-negara yang berada di daerah dingin, sehingga tersedia hutan yang luas selaku sumber bahan baku, selain itu Indonesia juga berada di tengah-tengah Asia yang sedang menjelma raksasa ekonomi gres yang menjadi pasar paling besar pulp dan kertas dunia di era depan.
Persaingan global dalam bisnis pulp dan kertas sangat keras dan patokan lingkungan yang diterapkan juga semakin lama kian ketat. Apalagi irit energi dan ramah lingkungan sekarang sudah menjadi tuntutan bisnis sebab negara-negara tujuan ekspor dan para pembeli produk makin menuntut adanya pulp dan kertas yang diproduksi dari sumber yang legal, yang dilengkapi dengan sertifikasi resmi tentang legalitasnya.
Tahun 2011 ekspor kertas dari Indonesia masih akan diwarnai dengan tuduhan dumping, alasannya adalah harga kertas Indonesia sangat kompetitif di beberapa negara tujuan ekspor. Setiap tahun selalu ada negara tujuan ekspor kertas Indonesia yang melaksanakan tuduhan dumping. Industri kertas dan pemerintah terus melaksanakan perlawanan antara lain melalui lembaga internasional mirip WTO.
Perlawanan juga dilakukan eksklusif kepada negara-negara penuduh, karena jika negara tujuan ekspor sukses mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap sebuah jenis kertas, dikhawatirkan tuduhan dumping akan berkembang terhadap jenis-jenis kertas dan komoditi ekspor Indonesia lainnya. Hal ini disampaikan oleh Ketua Presidium APKI (Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia), Ir.H.M. Mansur .
Indonesia sudah menjadi bulan-bulanan tuduhan dumping dari negara-negara tujuan ekspor kertas. Meskipun sebagian besar tuduhan tersebut dapat dipatahkan, namun untuk menghadapi tuduhan tersebut menyantap tenaga, waktu dan biaya. Industri kertas Indonesia juga sering mesti menghadapi pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Countervailing Duty (CVD), dimana negara-negara pesaing tak inginmencabutnya, seperti yang terjadi terhadap ekspor kertas tulis-cetak ke Korea Selatan dan kertas koran ke Malaysia. Kedua negara tersebut tetap mengenakan BMAD walaupun telah melalui tenggat waktu 5 tahun yang ditetapkan WTO.
APKI meminta perlindungan Kementerian Perdagangan biar mencermati banyaknya kesepakatanjual beli antara negara di dunia seperti PTA (Preferential Trade Agreement) dan FTA (Free Trade Agreement), apakah potensial menawarkan imbas negatif atau konkret terhadap neraca jual beli Indonesia.
Misalnya PTA Pakistan-China, ternyata Pakistan memperlihatkan penurunan bea-masuk terhadap kertas dari China. Tetapi alasannya adalah belum ada PTA Pakistan – Indonesia, kertas Indonesia ke Pakistan tetap dikenakan bea-masuk normal. Nilai ekspor kertas Indonesia ke Pakistan dalam beberapa tahun ini sekitar USD55 juta/tahun. Sementara itu dengan PTA Pakistan-China, maka Pakistan mengenakan bea-masuk kepada kertas packaging China sebesar 17%, sedang untuk kertas packaging ex Indonesia dikenakan bea masuk normal sebesar 40%. Dengan ditandatanganinya PTA Pakistan-China mampu diperkirakan pembeli kertas Pakistan akan lebih menentukan mengimpor kertas dari China, dibandingkan  dari Indonesia.
Struktur Industri Pulp dan Kertas
a.        Profil industri pulp & kertas
Menurut APKI ketika ini tercatat sekitar 80 perusahaan pulp & kertas di Indonesia yang masih beroperasi, yang terbagi atas 10 pabrik terpadu pulp & kertas, 67 pabrik kertas dan 3 pabrik pulp. Menurut catatatan, pabrik dengan kapasitas besar  kebanyakan merupakan pabrik baru dan modern yang jumlahnya tidak banyak, sedangkan pabrik dengan kapasitas kecil ialah pabrik-pabrik usang.
Pada tahun 2009 Industri pulp nasional mempunyai total kapasitas terpasang sebesar 7.902.100 ton per tahun, yang terdiri dari pabrik terpadu (pulp & kertas) sebesar 5.232.000 ton per tahun atau 81,2% dan pabrik pulp saja sebesar 1.215.000 ton per tahun atau 18.8%
Jika dilihat dari status perusahaan, maka dari 80 perusahaan pulp & kertas tersebut, perusahaan dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) ialah yang terbanyak, disusul oleh perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Perusahaan PMDN  tercatat sebanyak 64 perusahaan, dari jumlah tersebut kapasitas industri pulp sebesar 2.797.100 ton (43,4%) dan industri kertas 4.913.380 ton (47,1%).
Meski dari jumlah unitnya perusahaan PMA cuma 13 unit, lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan PMDN, namun utamanya di industri pulp total kapasitas PMA lebih besar yakni 3.410.000 ton (52,9%) dibanding PMDN yang 2.797.100 ton. Untuk industri kertas kapasitasnya tercatat 4.800.300 ton (49,4%). 
Sedangkan perusahaan BUMN cuma ada 3 perusahaan saja yakni PT, Perusahaan Kertas Leces, PT. Kertas Padalarang dan PT. Kertas Kraft Aceh. Kapasitas ke tiga BUMN ini sangat lebih kecil daripada perusahaan PMDn maupun PMA, yaitu masing-masing pulp 240.000 ton (3,7%) dan kertas 337.900 ton (3,5%).
b.        Peta penyebaran lokasi
Dari sisi penyebaran lokasi industri, terlihat bahwa saat ini sektor industri kertas  terkonsentrasi di wilayah Jawa, hal ini dapat diketahui sebab Jawa merupakan pusat ekonomi dan bisnis. Di Jawa khususnya Jawa Barat dan Jawa Timur tedapat 64 perusahaan, yang terdiri dari industri pulp dengan total kapasitas 340.000 ton (5,3%) dan industri kertas dengan total kapasitas 8.550.440 ton (85,2%). Di Jawa, kapasitas industri kertas lebih besar dibanding pulp, alasannya pabrik-pabrik kertas besar berlokasi di Jawa seperti PT. Indah Kiat (Serang dan Banten), PT. Tjiwi Kimia (Sidoarjo).  
Sebaliknya Sumatera ialah sentra industri pulp, dari 14 perusahaan yang ada, total kapasitas industri pulp-nya meraih 5.552.000 ton sedangkan total kapasitas industri kertas nya cuma 1.491.140 ton. Salah satu perusahaan pulp yang besar yaitu PT. Riau Andalan Pulp & Paper yang berlokasi di Riau.
Dengan adanya peraturan pemerintah mengenai larangan membangun industri pulp di Jawa dengan pertimbangan masyarakatsungguh padat, maka wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua yang mempunyai lahan cukup luas mempunyai peluangbesar untuk pengembangan  industri pulp & kertas di kurun mendatang. Hal ini mengenang pabrik pulp yaitu pabrik berukuran besar dan mempunyai potensi untuk mencemari lingkungan jika tidak dikerjakan dengan baik atau jika terjadi kerusakan pabrik. 
c.        Perkembangan kapasitas industri pulp dan Kertas berjalan lambat
Kapasitas industri pulp dan kertas di Indonesia terus meningkat , meskipun relatif kecil perkembangan setiap tahunnya, Ketersediaan materi baku kayu ialah aspek utama lambatnya perkembangan industri ini, sebab keharusan mengolah konsesi lahan yang berikan pemerintah pada industri Pulp dan Kertas untuk dikonversikan menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai sumber bahan baku utama Pulp membutuhkan waktu yang relatif panjang.
Pada tahun 2005 kapasitas industri pulp mencapai 6.447.100 ton, kemudian berkembangmenjadi 6.697.100 ton  pada tahun 2006. Pada tahun 2007 tidak ada penambahan kapasitas produksi, namun tahun 2008 terdapat kenaikan yang cukup besar, adalah mencapai 17,99%, sehingga pada tahun 2008 kapasitas bikinan industri pulp meraih 7.902.100 ton,
tetapi kenaikan kapasitas tersebut terjadi alasannya adalah PT. Indah Kiat Pulp & Paper (PT. IKPP – Riau), PT. Riau Andalan Pulp & Paper (PT. RAPP) dan PT. Lontar Papyrus (Jambi) melaksanakan debottlenecking sehingga terjadi penambahan kapasitas nasional terpasang sebesar 1,4 juta ton ialah menjadi 7,9 juta ton/tahun dari semula sebesar 6,5 juta ton/tahun. demikian pula pada tahun 2009 kapasitas produksinya tidak meningkat, tetap sebesar 7.902.100 ton.
Perkembangan kapasitas buatan industri kertas juga tidak berlawanan jauh dengan pertumbuhan industri pulp, karena dari tahun 2005 hingga 2007 peningkatannya masih dibawah 2% per tahunnya. Peningkatan kapasitas produksi industri kertas juga berkembangcukup pesat pada tahun 2008,  karena terkait debottlenecking oleh PT IKKP, PT RAPP dan PT Lontar Papyrus, sehingga kapasitas produksinya berkembangsebesar 17,56%, dari 10.359.481 ton pada tahun 2007  menjadi  12.178.650 ton pada tahun 2008.
d.        Kapasitas Produksi kertas budaya terbesar
Produk kertas terbagi atas kertas budaya (tulis, cetak, Koran dan sebagainya), kertas industri (liner, kraft, board dan lainya) serta kertas khusus (tissue,sigaret, kertas duit dan sebagainya).
Berdasarkan data APKI, pada 2008 jenis kertas budaya merupakan produk yang memiliki kapasitas bikinan paling besar. Dari total kapasitas produksi kertas nasional sebesar 12,178 juta ton, maka kapasitas buatan jenis kertas budaya meraih 4,184 juta ton atau sebesar 42,0%.
Pemain Utama Industri Pulp dan Kertas
a.        RAPP Produsen Pulp Terbesar
PT. Riau Andalan Pulp & Paper merupakan produsen pulp & kertas terpadu yang memiliki kapasitas bikinan terbesar yakni 2.000.000 ton per tahun.  Pabrik pulp milik Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) yang berada di bawah bendera Grup Raja Garuda Mas, yang berlokasi di Riau ini tercatat juga sebagai produsen pulp paling besar di Asia.
Posisi kedua selaku produsen pulp besar ditempati oleh anak perusahaan Grup Sinar Mas adalah PT. Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP).  IKPP ialah produsen pulp & kertas terpadu, sekarang memiliki 3 unit pabrik dengan total kapasitas sebesar 1.820.000 ton per tahun.  Tahun 2009 lalu produksi IKPP masing-masing untuk pulp 1,866 juta ton, kertas 618 ribu ton dan kertas kemasan 1,268 juta ton.
Selain IKPP, anak perusahaan Grup Sinar Mas yang lain yang juga ialah produsen pulp besar  ialah PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (LPPI). Perusahaan yang berlokasi di Jambi ini mempunyai kapasitas  bikinan sebesar 665.000 ton per tahun. Realisasi produksi LPPI pada 2009 tercatat masing-masing pulp 608,7 ribu ton dan tissue 51,2 ribu ton yang dipasarkan untuk pasar local dan ekspor.
b.        Indah kiat produsen kertas paling besar
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP) dari Grup Sinar Mas menempati urutan teratas dengan kapasitas terpasang 2.111.000 ton per tahun. IKPP memiliki 3 unit pabrik yang terdiri dari pabrik Tangerang dengan kapasitas 106.000 ton/tahun, pabrik Bengkalis 700.000 ton/tahun dan Serang 1.305.000 ton/tahun. Dengan kapasitas tersebut, IKPP tercatat selaku produsen kertas terbesar di Asia.  
Setelah IKPP, produsen kertas besar yang lain yaitu PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk juga ialah anak perusahaan Grup Sinar Mas. Tjiwi Kimia mempunyai total kapasitas terpasang 1.044.000 ton.
Berdasarkan laporan tahunan Tjiwi Kimia pada 2009, perusahaan ini sudah mengembangkan kapasitas buatan menjadi 1.412.000 ton per tahun, yang berisikan kertas 1.014.000 ton, kertas kemasan 78.000 ton dan hasil-hasil bikinan kertas (stationery) 320.000 ton per tahun. Pabrik perusahaan ini berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur ini memproduksi kertas berbagai macam kertas dan stationery tergolong buku tulis, memo, amplop, kertas komputer, kertas hadiah, shopping bag dan sebagainya.  
Di luar Grup Sinar Mas, PT. Kiani Kertas tercatat selaku produsen kertas cukup besar adalah 525.000 ton per tahun. Perusahaan ini semakin mengukuhkan posisinya selaku produsen kertas papan atas dengan akan memajukan kapasitasnya menjadi 1.125.000 ton per tahun.
sSebelumnya diberitakan bahwa Kinai telah diakuisisi dengan nilai US$ 220 juta oleh United Fiber System (UFS) dari Singapore. Tetapi menurut ketua APKI proses pembelian Kiani oleh UFS tersebut batal alasannya adanya ketidak sesuaian dengan pemegang saham Kiani. 
Aspek Produksi
Produksi pulp dan kertas
Perkembangan produksi pulp dan kertas Indonesia beberapa tahun terakhir sebelum tahun 2008 pada umumnya masih menunjukan angka nyata dengan utilitas kapasitas produksinya yang mencapai 80%. Meskipun pertumbuhannya relatif lambat cuma sekitar 7% per tahunnya tetapi kinerja industri  cukup nyata.
Tetapi akhir krisis keuangan global pada tahun 2008, menimbulkan turunnya permintaan pulp dan kertas dunia, dan pengaruh dari krisis keuangan tersebut, kuat kepada  Industri pulp Indonesia yang  juga sedang mengalami penurunan bikinan pada tahun 2008 akhir krisis materi baku kayu yang menerpa industri ini.
Pelarangan bikinan dua pabrik pulp paling besar di Indonesia PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Riau Andalan Pulp & Paper balasan proses hukum tuduhan illegal logging masih belum tamat. Penafsiran yang berlawanan antara Departemen Kehutanan dan pihak kepolisian terhadap Inpres No 4/2005 tentang Pemberantasan Penebangan Secara Ilegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Seluruh Indonesia, telah membuat anjloknya bikinan pulp dan kertas nasional.
Pada tahun 2005 bikinan pulp mencapai 5.467.540 ton, kemudian berkembangmenjadi 6.231.174 ton pada tahun 2006 dan sedikit meningkat pada tahun berikutnya menjadi 6.282.330 ton.
Pada tahun 2008 buatan pulp turun menjadi 5.910.416 ton dan kembali berkembangpada tahun 2009 sebesar  6.525.099 ton, sejalan dengan mulai  membaiknya keadaan ekonomi dunia, khususnya di Asia, serta kembali normalnya pasokan materi baku pulp pada dua prosusen pulp terbesar di Indonesia PT Riau Andalan Pulp & Paper dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk…..
a.        Produksi kertas
Produksi kertas Indonesia dalam lima tahun terakhir berkembang relatif lambat, berkembangrata-rata sebesar 3,40% pertahunnya, meskipun sempat mengalami penurunaan sebesar nyaris  5% pada tahun 2008.
Pada tahun 2005 buatan kertas mencapai 8.207.620 ton, dan meningkat sebesar 5,24% menjadi 8.637.615 ton pada tahun 2006. Pada tahun 2007 nyaris tidak terjadi kenaikan buatan kertas, dengan bikinan sebesar 8.680.972 ton.
Pada tahun 2008 terjadi penurunan buatan sebesar 4,94% dengan buatan sebesar 8.251.972 ton.  Penurunan ini akibat dari anjloknya produksi pulp sebab krisis materi baku kayu yang terjadi pada PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Riau Andalan Pulp & paper.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0