Hadis-Hadis Kirim ‘Berkat’ Untuk Al-Marhum

Nasi berkat dalam tradisi jawa

Hadis pertama:

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا رَأَيْتُهَا وَلَكِنْ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُكْثِرُ ذِكْرَهَا وَرُبَّمَا ذَبَحَ الشَّاةَ ثُمَّ يُقَطِّعُهَا أَعْضَاءً ثُمَّ يَبْعَثُهَا فِى صَدَائِقِ خَدِيجَةَ فَرُبَّمَا قُلْتُ لَهُ كَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِى الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلاَّ خَدِيجَةُ . فَيَقُولُ إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ ، وَكَانَ لِى مِنْهَا وَلَدٌ (رواه البخارى)

“Diriwayatkan dari Aisyah, dia berkata: Saya tidak cemburu terhadap istri-istri Nabi ibarat cemburu saya terhadap Khadijah, aku tidak pernah bertemu Khadijah. Tetapi Nabi sering mengingat Khadijah. Terkadang Nabi menyembelih kambing, memotongnya menjadi beberapa bagian, kemudian mengirimnya ke sahabat-teman dekat Khadijah. Terkadang aku berkata kepada Nabi: “Seperti tak ada perempuan lagi di dunia kecuali Khadijah”. Nabi bersabda: “Khadijah telah ada, saya mempunyai putra darinya” (HR al-Bukhari)

Hadis kedua:

قَالَتْ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا ذَبَحَ الشَّاةَ فَيَقُولُ أَرْسِلُوا بِهَا إِلَى أَصْدِقَاءِ خَدِيجَةَ . قَالَتْ فَأَغْضَبْتُهُ يَوْمًا فَقُلْتُ خَدِيجَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا (رواه مسلم)

“Aisyah berkata: “Jika Rasulullah menyembelih kambing, maka beliau berkata: “Kirimkan daging-daging ini untuk teman-sobat erat Khadijah”. Aisyah berkata: “Saya memarahi Nabi di suatu hari”. Nabi bersabda: “Saya sudah diberi rezeki mencintainya” (HR Muslim)

Hadis ketiga:

وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيَتَتَبَّعُ بِهَا صَدَائِقَ خَدِيجَةَ فَيُهْدِيهَا لَهُنَّ (رواه الترمذى)

“Jika Nabi menyembelih kambing, maka beliau mencari-cari sahabat akrab Khadijah, kemudian Nabi menghadiahkannya terhadap mereka” (HR al-Turmudzi, beliau menilai hasan otentik)

  Tanggung Jawab Adalah Kesadaran Manusia Akan Tingkah Laku Atau Perbuatannya Yang Disengaja Maupun Yang Tidak Disengaja Tanggung Jawab Juga Berarti Berbuat Sebagai Wujud Kesadaran Akan Kewajibannya Tanggung Jawab Warga Negara Berhubungan Dengan Perannya Di Dalam Masyarakat Setiap Manusia Adalah Warga Negara Suatu Negara Dalam Berpikir Berbuat Bertindak Bertingkah Laku Manusia Tidak Dapat Berbuat Semaunya Sendiri Bila Perbuatan Itu Salah Maka Ia Harus Bertanggung Jawab Kepada Negara Dalam Bermasyarakat Untuk Mencapai Tujuan Kesejahteraan Bersama Maka Diadakan Kegiatan Berbangsa Dan Bernegara Di Mana Masing-masing Dari Kita Memiliki Tanggung Jawab Yang Sama Untuk Negara Yakni Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Negara Dengan Mengikuti Hukum Dan Tata Tertib Berbangsa Dan Bernegara Yang Diterapkan Di Negara Tersebut Apa Kesimpulan Yang Kamu Peroleh Teks Di Atas Adalah?​

Hadis keempat:

” كَانَ إِذَا أُتِيَ بِالشَّيْءِ يَقُوْلُ : اذْهَبُوْا بِهِ إِلَى فُلَانَةَ فَإِنَّهَا كَانَتْ صَدِيْقَةَ خَدِيْجَةَ ، اذْهَبُوْا إِلَى بَيْتِ فُلَانَةَ فَإِنَّهَا كَانَتْ تُحِبُّ خَدِيْجَةَ ” . (رواه البخاري في الأدب المفرد والبزار)

“Jika Nabi diberi sesuatu, ia bersabda: “Bawalah ini kepada fulanah, dia sobat akrab Khadijah. Bawalah ke rumah fulanah, dia mencintai Khadijah” (HR al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad dan al-Bazzar)

Tujuan Mengirim Berkat

Ahli hadis al-Munawi menjelaskan tentang tujuan Rasulullah mengirim ‘berkat’ diatas:

صلة منه لها وحفظاً لعهدها وتصدقاً عنها (التيسير بشرح الجامع الصغير ـ للمناوى – ج 2 / ص 487)

“(adalah) Sebagai tali penyambung dari Nabi untuk Khadijah, menjaga komitmen bersamanya dan untuk sedekah atas nama Khadijah”

Al-Mubarakfuri berkata:

وَكَثْرَةُ الذِّكْرِ تَدُلُّ عَلَى كَثْرَةِ الْمَحَبَّةِ . وَقَالَ الْقُرْطُبِيُّ : مُرَادُهَا بِالذِّكْرِ لَهَا مَدْحُهَا وَالثَّنَاءُ عَلَيْهَا (تحفة الأحوذي – ج 5 / ص 270)

“Sering mengenang mengatakan bersarnya rasa cinta. Al-Qurthubi berkata: Maksud Aisyah bahwa Nabi mengingat Khadijah yakni memuji-muji Khadijah” (Tuhfat al-Ahwadzi 5/270)

Oleh : Ustadz Ma’ruf Khozin