Pengertian Tasamuh, Dalil, Bentuk Dan Misalnya

Manusia di ciptakan tidak dalam satu jenis, tetapi berisikan aneka macam macam ras, suku, bangsa dan agama. Kenapa Allah tidak menciptakan satu umat saja? Allah sendiri telah menjawabnya bahwa hal itu adalah agar insan dapat saling kenal mengenal. Untuk mengenal kehidupan antara satu ras, suku dan bangsa lain maka dalam anutan Islam diketahui dengan sebutan istilah Tasamuh.
Dalam hal keberagaman keagamaanpun Allah swt juga tidak memaksakan terhadap orang untuk masuk agamanya (Islam), akan namun menunjukkan keleluasaan untuk menentukan. Namun bagi semua orang yang memilih agamaNya, maka baginya ada akhir daerah yang erbaik (surga) yang setimpal sesuai dengan amal tindakan baiknya. 

Pengertian Tasamuh

Kata tasamuh berasal dari Bahasa Arab secara bahasa artinya, murah hati, lapang hati. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tasamuh diartikan ikhlas, keluasan fikiran, toleransi. Adapun pengertian tasamuh yaitu perilaku atau perbuatan melapangkan dada, tenggang rasa dalam menghadapi perbedaan, baik usulan, iktikad dan agama. 
Dalam tasamuh terdapat komponen menghormati, menghargai dan simpati. Tasamuh ini sangat perlu, apalagi dalam kehidupan penduduk yang bersifat heterogen atau beragam, terutama dalam kehidupan beragama. 

Dalil perihal Tasamuh

Islam, yaitu agama yang sangat menghargai perbedaan, dalam batas-batas tertentu. Nabi Muhammad SAW sudah memperlihatkan acuan dalam hal tasamuh ini, adalah di dikala ingin mengembangkan Madinah, yang di dalamnya banyak suku dan agama. 
1. Dalam Al-Qur’an dijelaskan pada surat ke-109 Al-Kafirun ayat 1-6, berbunyi :

قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ ١ لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ ٢ وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ ٣ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٞ مَّا عَبَدتُّمۡ ٤ وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ ٥ لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ ٦

Artinya : Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kau bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kau tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Qs. Al-Kaafirun (109) : 1-6)

Dalam ayat tersebut mampu dipahami bahwa Islam sangat toleran terhadap adanya perbedaan agama. Pada tamat ayat ditegaskan, bagimu agamamu, dan bagiku agamaku. Apalagi, Islam sungguh menghargai jalan berfikir seseorang, 
2. Sebagaimana ditegaskan dalam Qs. Ali Imran (3) ayat 20 : 

فَإِنۡ حَآجُّوكَ فَقُلۡ أَسۡلَمۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ ءَأَسۡلَمۡتُمۡۚ فَإِنۡ أَسۡلَمُواْ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ ٢٠

Artinya : “Kemudian jika mereka mendebat kau (wacana kebenaran Islam), Maka Katakanlah: “Aku menyerahkan diriku terhadap Allah dan (demikian pula) orangorang yang mengikutiku”. dan Katakanlah terhadap orang-orang yang Telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam”. jikalau mereka masuk Islam, Sesungguhnya mereka Telah mendapat petunjuk, dan bila mereka berpaling, Maka keharusan kau hanyalah memberikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.”( QS. Ali Imran ayat : 20).

  Wala` dan Bara`, Makna dan Kedudukannya Dalam Islam

Bentuk-bentuk Tasamuh

a. Tidak ada paksaan dalam menentukan agama

Allah swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 256, berbunyi :

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ٢٥٦ ( البقرة/2: 256)

Artinya :“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah terperinci jalan yang benar ketimbang jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman terhadap Allah, Maka Sesungguhnya beliau sudah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( Qs. Al-Baqarah ayat : 256).

b. Tidak memaksakan kepentingan dan impian.

Manusia diciptakan oleh Allah dengan bermacam kepentingan dan keinginan. Sebaiknya kita tidak memaksakan kepentingan dan cita-cita kita untuk senantiasa sama dengan orang lain. Kita juga tentu tak maudipaksa untuk senantiasa mengikuti kepentingan dan impian orang lain. Oleh alasannya itu, semoga tidak terjadi benturan antara cita-cita dan kepentingan antar sesama manusia, perlu dibangun sifat tasamuh dalam diri setiap individu. 

c. Menghormati dan menghargai perbedaan.

Demikian pula dengan adanya perbedaan potensi dan keahlian. Yang satu mempunyai kelebihan dan yang satu memiliki kelemahan. Semakin dirasa perlu adanya sifat tasamuh untuk memudahkan tercapainya kepentingan bersama. Perbedaan suku, bangsa, profesi, dan sebagainya bukan merupakan argumentasi untuk tidak saling menghargai atau saling menggangap remeh kepada yang lain. 

Contoh Perilaku yang Mencerminkan Sikap Tasamuh

a. Tidak memaksakan agama terhadap orang lain.

Dalam batas-batas tertentu selaku muslim sudah yakin, bahwa cuma Islamlah agama yang benar, yang diridlai oleh Allah SWT. Namun dalam berdakwah Islam, seorang muslim tetap menunjukkan kesempatan orang lain untuk berfikir perihal kebenaran. Jika seseorang itu berfikir rasional dan adil, pasti beliau akan menentukan Islam sebagai agamanya. Karena, antara benar dan salah itu telah jelas perbedaannya. 

b. Tidak menghalangi hak orang lain meskipun dalam perasaannya terdapat rasa benci alasannya adalah akhlaknya yang tercela. Sebagaimana disebutkan pada surat Az Zukhruf (43) ayat 83 :

  Keutamaan Takut Kepada Allah Ta’ala (Bagian 2)

Artinya : Maka Biarlah mereka karam (dalam kesesatan) dan bermain-main hingga mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka. (Az Zukhruf (43) : 83).

c. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mempergunakan fasilitasnya. Misalnya, seseorang alasannya adalah faktor tertentu berkemauan untuk menanam pohon dikebunnya. Hal ini sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW :

Artinya : Dari Abu Hurairah RA, sebenarnya Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya kalau ingin menanam pohon di batas kebunnya “. ( HR. Bukhari).

Hal ini menawarkan kelapangan dan kebesaran jiwa, di mana seseorang memahami kebutuhan tetangganya. 
d. Memberi potensi orang lain untuk melaksanakan tugas kewajiban berdasarkan keyakinannya, meskipun terdapat perbedaan. 
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al An’am ayat 135, berbunyi :

Artinya : Katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang mau memperoleh hasil yang bagus di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”(QS. Al An’am (6) : 135).

Ayat di atas mengggambarkan betapa pemikiran Islam menawarkan panduan terhadap manusia memiliki kelapangan jiwa dalam berkehidupan bermasyarakat.

Sikap sikap Tasamuh dalam kehidupan sehari-hari

  • Menghentikan sementara program atau rapat alasannya datang waktu shalat.
  • Tidak menyalakan klakson motor atau mobil saat melalui tempat ibadah.
  • Ikut mempertahankan keselamatan dan ketertiban pada waktu umat agama lain merayakan hari rayanya.
  • Memberi waktu untuk libur bagi karyawan yang sedang berhari raya.
  • Menghormati pendapat orang lain terhadap penafsiran dan pengertian sebuah dilema.
  • Tidak makan di sembarang tempat pada waktu siang hari Ramadan.

Hikmah sikap Tasamuh

  • Dapat menawarkan kesejukan jiwa kepada diri sendiri dan orang lain.
  • Menimbulkan perilaku dan perangai yang mulia.
  • Mendapatkan sahabat yang semakin banyak.
  • Timbul rasa damai pada diri sendiri dan orang lain.
  • Memudahkan solusi duduk perkara yang nampak susah bagi orang lain.
  • Mudah menerima kekerabatan.
  • Jika menerima kesulitan, akan banyak orang yang membantu.
  • Jika melakukan kesalahan, banyak orang yang hendak mengerti.
  Arti Al Muhyi dan Cara Meneladani Asmaul Husna ke-60 Ini

Membiasakan diri untuk berperilaku Tasamuh

Untuk memiliki akhlakul karimah dalam bentuk tasamuh, perlu melaksanakan hal-hal selaku berikut, antara lain:

  • Memahami jalan pikiran orang lain atas tindakan yang dilaksanakan. Dengan demikian kita mampu lebih mengenali hakikat dari tindakan tersebut. Dengan kata lain, tidak hanya menganggap fakta, namun perlu memahami proses.
  • Menghargai dan menghormati hak-hak orang lain. Sebagaimana kita juga merasa senang jikalau kondisi kita dihargai dan dihormati oleh orang lain.
  • Mencoba mengetahui lebih mendalam atas perbuatan orang lain terhadap kita. Sehingga mengetahui sejauh manakah hubungan perbuatan dengan motivasi, iman dan kepentingannya.
  • Berusaha lebih cermat menyaksikan perbuatan sendiri. Kemungkinan, orang lain lebih benar dari pada apa yang kita kerjakan.
  • Senantiasa memeriksa diri. Sehingga tahu akan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki dan mau menghargai orang lain.
Demikianlah pembahasan bahan aqidah ihwal pengertian tasamuh, dalil, manfaat dan contohnya.