Islam ialah agama yang Rahmatan Lil’alamin, adalah agama sebagai rahmat bagi seluruh alam. Agama Islam yang dibawa dan di ajarkan kembali oleh baginda Nabi Muhammad Saw yaitu agama untuk seluruh umat insan, yang berlainan dengan zamannya para nabi terdahulu yang cuma mengajarkan Islam itu hanya untuk kaumnya saja di tempat para utusan itu berada.
Pancaran sinar cahaya Islam ternyata telah sampai di kepulauan sulu, Mindanao Filipina yang masih berada di daerah Asia tenggara. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di kepulauan sulu, mindanao filipina berikut ini penjelasannya.
Berikut bahasan lengkapnya ihwal sejarah kemajuan Islam di Filipina Sulu Mindanao,
Luas daerah Mindanao ialah 94.630 km2, lebih kecil 10.000 km2 dari Luzon. Pulau ini bergunung-gunung, salah satunya adalah Gunung Apo yang tertinggi di Filipina. Pulau Mindanao berbatasan dengan Laut Sulu di sebelah barat, Laut Filipina di timur, dan Laut Sulawesi di sebelah selatan. Jumlah penduduk Mindanau berkisar 19 juta orang dimana kurang lebih 5 juta yakni umat muslim.
Pulau Mindanao adalah pulau terbesar kedua di Filipina dan salah satu dari tiga golongan pulau utama bareng dengan Luzon dan Visayas. Mindanao, terletak di bagian selatan Filipina, yakni tempat residensial bersejarah bagi lebih banyak didominasi kaum muslim atau suku Moro yang sebagian besar yakni dari etnis Marano dan Tasaug.
Moro ialah istilah penjajah Spanyol bagi kaum muslim setempat. Pada abad itu secara umum dikuasai masyarakatMindanau dan pulau di sekitarnya adalah muslim. Peperangan untuk meraih kemerdekaan telah ditempuh oleh kaum muslim selama lima abad melawan para penguasa.
Pasukan Spanyol, Amerika, Jepang dan Filipina belum sukses meredam tekad mereka yang ingin memisahkan diri dari Filipina yang lebih banyak didominasi penduduknya beragama Katolik. Pada saat sekarang, umat muslim cuma menjadi mayoritas di kawasan otonomi ARMM (The Autonomous Region in Muslim Mindanao).
ARMM di bawah kepemimpinan Misuari meliputi Maguindanao, Lanao del Sur, Sulu, dan Tawi-Tawi. ARMM dibentukhasil dari janji damai antara MNLF dan pemerintah pusat Filipina. Ketika itu masyarakatboleh menyatakan pilihannya untuk bergabung dalam daerah otonomi muslim, dan akibatnya empat wilayah tersebut memilih untuk bergabung.
Meskipun begitu, kesepakatan itu tidak cukup membuat puas sebagian pejuang muslim sehingga munculah Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok ini bersumpah untuk menentang dan memboikot ARMM dan tetap memperjuangkan kemerdekaan.
Meskipun pada saat sekarang MILF juga menerima otonami dengan syarat daerah otonami ARMM diperluas dengan ditambahkan beberapa provinsi lagi selaku suplemen. Bangsa Eropa pertama kali datang di Filipina pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang lalu dibunuh oleh kepala suku lokal dalam pertempuran.
Kemudian Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang datang di pantai kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya peperangan selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol.
Sehingga dapat dikatakan bahwa penjajahan Spanyol bermula pada tahun 1565 di salah satu pulau Filipina dan mereka secepatnya mengetahui bahwa sebagian masyarakatsetempat beragama Islam. Di samping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang ialah golongan muslim paling besar kedua di Filipina.
Dari sekian banyak golongan muslim Filipina, Maranao ialah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsa Moro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, adalah Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui.
Proses Islamisasi di Filipina
Proses Islamisasi awal yang terjadi di kepulauan Sulu, Mindanao Filipina mampu diklasifikasi dalam beberapa tahapan, berikut ini :
1. Tahap pertama, terjadi pada seperempat terakhir periode ketiga belas atau lebih awal saat para pedagang gila mendiami tempat ini. Beberapa pedagang ini menikahi keluarga lokal yang besar lengan berkuasa. Pada tahap ini bagian-elemen Islam permulaan diintegrasikan ke dalam masyarakat lokal dan secara sedikit demi sedikit terjadi pembentukan keluarga Muslim.
2. Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua kurun keempat belas, yakni kelanjutan dari pendirian kumpulan keluarga Muslim yang secara sedikit demi sedikit melaksanakan dakwah terhadap penduduk setempat. Peristiwa ini bersama-sama dengan proses dakwah Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah dikenal dengan sebutan makhdumin.
3. Tahap ketiga, yakni kedatangan Muslim Melayu dari Sumatera pada permulaan periode kelima belas. Hal ini ditandai dengan kehadiran Raja Baguinda dengan beberapa penasehatnya yang ahliMuslim yang menjamin berjalannya proses dakwah. Tahap selanjutnya adalah
4. Tahap keempat, ialah pendirian kesultanan oleh Shariful Hashim menjelang tengah periode kelima belas.
Pada dikala itu, Islam sudah menyebar dari kawasan pantai ke tempat pegunungan di pedalaman pulau Sulu. Penerimaan kepala-kepala suku setempat di daerah pantai menerangkan bahwa kesadaran ihwal Islam telah menyebar luas.
Menjelang awal abad keenam belas, kekerabatan politik dan perdagangan yang semakin berkembangdengan bab kepulauan Nusantara lain yang sudah sukses diislamisasi, menimbulkan Sulu sebagai bab dari Darul Islam yang berpusat di Malaysia.
Sekitar selesai periode keenam belas dan beberapa dekade permulaan kala ketujuh belas, komplotan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang bertetangga untuk menghadapi bahaya penjajahan dan Kristenisasi Barat dan para pendakwah yang terus berdatangan menjamin keberlangsungan Islam di Sulu hingga sekarang.
Hubungan antara Muslim Filipina dan dunia Islam secara biasa dikerjakan lewat umat Islam Asia Tenggara yang lain. Hal ini disebabkan kedekatan kultural dan, terutama, religiusitas Bangsa Moro dan bangsa Melayu lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa, sebelum penggunaan bahasa Arab menjadi populer, buku-buku agama di Mindanao dan Sulu pada umumnya berbahasa Melayu yang ditulis dalam aksara jawi, dan hanya sedikit orang yang mampu membaca aksara Arab.
Setelah Filipina merdeka pada 1946 di mana pulau Mindanao dan Sulu dijadikan bagian dari Republik Filipina, kekerabatan antara Muslim Filipina dan negara Timur Tengah kian besar lengan berkuasa. Hubungan ini ditandai dengan pengiriman para pelajar Mindanao ke universitas al Azhar dan banyaknya beasiswa yang disediakan oleh negara-negara Arab.
Dengan kondisi ini kekerabatan Muslim Filipina yang pada mulanya berorientasi Asia tenggara menjadi semakin terbuka terhadap saluran eksklusif Islam di timur tengah.
Demikian bahasan singkat wacana sejarah kemajuan Islam di Filipina Sulu Mindanao.