Sejarah Pertumbuhan Islam Di Eropa

Negara-negara yang berada di tempat benua Eropa termasuk daerah yang telah terbilang selaku daerah negara-negara maju jika dilihat dari sisi perlengkapan teknologi yang dimiliki negara-negara tersebut, atas perkembangan tersebut maka tidaklah heran jikalau negara-negara yang berada di kawasan tersebut mampu menjelajah, menjelajahi sudut-sudut negeri lainnya bahkan hingga menjajahnya.
Berdasarkan data sejarah pertumbuhan Islam di Eropa mirip Belanda, Inggris, Perancis dan Jerman memasuki benua Eropa ini melalui 4 (empat) masa, adalah:

1. Periode kekhalifahan Islam di Spanyol (Andalusia) selama kurang lebih 8 masa dan pemerintahan umat Islam di beberapa pulau, di antaranya: Perancis Selatan, Sicilia, dan Italia Selatan. Kekhalifahan Islam di Spanyol selsai pada tahun 1492.

2. Adanya penyebaran prajurit Mongol pada masa ke-13. Di antara penguasa Mongol adalah Dinasti Khan yang beragama Islam. Kekuasaannya berpusat di Sungai Volga sebelah utara Laut Kaspia dan Laut Tengah. 

Ia meninggalkan penduduk muslim di sekitar sungai Volga hingga Kaukasus dan Krimea, yang berisikan orang Tartar, lalu mereka menyebar ke banyak sekali wilayah kekaisaran Rusia. Mereka menjadi penduduk Finlandia, wilayah Polandia, dan Ukraina.

3. Periode ekspansi kekhalifahan Turki Usmani sekitar periode ke-14 dan ke-15 ke daerah Balkan dan Eropa Tengah. Bahkan di Albania umat Islam ialah penduduk dominan.

4. Periode kaum imigran Muslim memasuki benua Eropa sesudah perang dunia ke-2, terutama ke negara-negara industri seperti perancis, jerman, Inggris, belanda dan belgia.

1. Sejarah Perkembangan Islam di Belanda

Agama Islam di negara Belanda berkembang berkat usaha Abdul Wahid Van Bommel. Di sana berdiri organisasi Islam seperti Federatie Organisaties Muslim Nederland yang diketuai oleh Abdul Wahid. Organisasi tersebut kemudian diubah menjadi Islamitische Informatie Cendrum.
Melalui organisasi tersebut ia berjuang menuntut hak biar dapat menunaikan shalat wajib lima waktu termasuk shalat Jum’at. Berdasarkan data statistik Central Burea de Statistick 1994, jumlah umat Islam Belanda mencapai 3,7% dari total masyarakat15.341.553 jiwa. Umat Islam di Belanda lazimnya imigran yang bersal dari Turki, Maroko, Suriname, Pakistan, Mesir, Tunisia, dan Indonesia, selain warga negara asli Belanda.
Pada tahun 1990, di seluruh Belanda jumlah masjid meraih 300 buah, di antaranya Masjid Mubarak yang didirikan di golongan Ahmadiyah, Masjid Maluku, dan Masjid An-Nur di Balk. Masjid lain yang populer ialah masjid al hikma di Heesurjkpein, Deen Haag.

2. Sejarah Perkembangan Islam di Inggris

Penyebaran Islam di Inggris terjadi berkat jasa Mozambores. Mozambores ialah dokter Istana Raja Henry I. Pada tahun 1951, masyarakatmuslim di negara itu diperkirakan gres mencapai 23.000 jiwa. Sepuluh tahun belakangan, populasi penduduk muslim di Inggris menjadi 82.000, dan pada tahun 1971 sudah meraih 369.000 jiwa.
Saat ini, jumlah masyarakatmuslim di Inggris sekitar 2 juta jiwa. Pendapat lain dikemukakan oleh M. Ali Kettani, bahwa pada tahun 1971 ada sekitar setengah juta muslim di Inggris, atau 1,8 % dari jumlah penduduk. Angka ini pada tahun 1982 naik menjadi 1.250.000 muslim (2,2 % dari penduduk). Pemukiman kaum muslim di Inggris umumnya terkonsentrasi di kota besar.
Di London, penduduk muslim ialah komunitas kosmopolitan yang berisikan macam-macam latar belakang kebudayaan. Hampir separuh dari jumlah keseluruhan kaum muslim di Inggris tinggal di London dan kawasan sekitarnya. Sekitar dua pertiga sisanya bertempat tinggal di West Midlands, Yorkshire, Glasgow, dan kawasan-wilayah di sekitar Manchester.
Di Inggris pada tamat 1960 cuma tercatat sembilan masjid selaku kawasan ibadah, dan hanya bertambah empat masjid lagi selama lima tahun selanjutnya. Tetapi pada 1966, terdapat loncatan sehingga jumlah masjid terus meningkat delapan buah tiap tahunnya.
Secara kuantitatif, jumlah masjid di kawasan Inggris ada sekitar 100 masjid di daerah London Raya, 50 di Lancashire, 40 di Yorkshire, dan 30 di Midlands, ada 3 masjid di Skotlandia, dan 2 di Wales, serta 1 buah di Belfast.
Tentunya, saat ini terus mengalami peningkatan jumlah seiring kian berkembangnya Islam di Inggris pada dikala ini di Inggris banyak bangkit banyak sekali organisasi keislaman mirip:
  • The Islamic Council of Europe (Majelis Islam Eropa), selaku pengawas kebudayaan Eropa.
  • The Union of Moslem Organization (Persatuan Organisasi Islam Inggris ).
  • The Association for British Moslem (Perhimpunan Muslim Inggris).
  • Islamic Foundation dan Moslem’s Institute, keduanya bergerak dalam bidang observasi.
Anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang Inggris dan imigran. Salah satu bukti berkembangnya Islam di Inggris ialah adanya masjid di sentra kota London. Yaitu Masjid Agung (Central Mosque) Regents Park yang mampu menampung jamaah hingga 4.000 orang.
Perancang Masjid tersebut yaitu Fredrik Gobberd and Patners. Masjid itu juga dilengkapi dengan perpustakaan lazim selaku pusat aktivitas sosial dan manajemen.

3. Sejarah Perkembangan Islam di Perancis

Islam merupakan satu dari bermacam-macam agama di Perancis. Meskipun sejak dahulu Muslim sudah ada di Perancis, baik Perancis daratan maupun daerah kependudukannya di luar Eropa, imigrasi massal Muslim ke Perancis pada abad 20 dan 21 sudah menciptakan negara ini menjadi salah satu negara dengan komunitas muslim paling besar di Eropa. Di Prancis, Islam meningkat pada tamat kurun ke-19 dan permulaan ke-20 Masehi.
Bahkan pada tahun 1922, telah bangun suatu masjid yang sungguh megah bernama Masjid Raya Yusuf di ibu kota Prancis, Paris. Hingga kini, lebih dari 1000 masjid bangkit di seantero Prancis. Di negara ini, Islam berkembang melalui para imigran dari negeri Maghribi, seperti Aljazair, Libya, Maroko, Mauritania, dan yang lain.
Sekitar tahun 1960-an, ribuan buruh Arab berimigrasi (hijrah) secara besar-besaran ke daratan Eropa, terutama di Prancis. Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Prancis meraih tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Prancis menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di Eropa. Menyusul lalu negara Jerman sekitar empat juta jiwa dan Inggris sekitar tiga juta jiwa.
Peran buruh migran asal Afrika dan sebagian Asia itu membuat agama Islam meningkat dengan pesat. Para buruh ini mendirikan komunitas atau organisasi untuk berbagi islam. Secara perlahan, masyarakatprancis pun kian banyak yang memeluk islam.
Karena pengaruhnya yang demikian pesat itu, Pemerintah Prancis sempat melarang buruh migran melaksanakan penyebaran agama, terutama Islam.
Pemerintah Prancis khawatir organisasi agama Islam yang dijalankan para buruh tersebut akan membuat pengkotak-kotakan masyarakat dalam beberapa kalangan etnik, sehingga dapat menyebabkan disintegrasi dan mampu memecah belah kelompok masyarakat. 
Tak hanya itu, pintu keimigrasian bagi buruh-buruh yang beragama Islam pun semakin dipersempit, bahkan ditutup. Meski demikian, masyarakat Arab yang ingin berpindah ke prancis tetap meningkat. Pintu kearah sana tetap terbuka.

4. Sejarah Perkembangan Islam di Jerman

Keberadaaan orang-orang Islam pertama sekali di Jerman tidak terlepas dari masuknya bangsa Turki ke daerah tersebut di tamat periode ke-17 Masehi, yang ialah respons perlawanan kepada penjajahan dari kolonialisme bangsa barat dan karenanya mereka menetap dan berketurunan di kawasan tersebut.
Ketika bangkitnya industri-industri di benua Eropa, banyak warga Muslim dari kawasan Turki dan Timur Tengah melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan ke Eropa termasuk Jerman. Tahun 1961, 1963, dan 1965 orang-orang keturunan Turki, Maroko, dan Tunisia direkrut selaku pekerja di Jerman atas persetujuan antara pemerintah jerman dengan negara-negara bersangkutan. 
Belakangan warga muslim dari Libanon Palestina, Afganistan, Al jazair, Iran, Iran dan Bosnia juga tiba ke Jerman mengungsi alasannya adalah negara mereka dilanda perang. Karena ialah negara maju, Jerman juga menjadi target bisnis dan pendidikan. 
Banyak para profesional, usahawan, pekerja dan mahasiswa Muslim dari India, Pakistan, dan Asia Tenggara tiba dan sebagian menetap di sana. Jumlah masyarakatMuslim di Jerman saat ini berkisar 3,7 juta jiwa. Mayoritas adalah keturunan Turki dengan jumlah lebih dari 2 juta orang. Pada tahun 1999, komposisi negeri asal kaum Muslim di negeri ini adalah sebagai berikut:
Turki 2.053.564, Bosnia 167.690, Iran 116.446, Marokko 81.450, Afghanistan 71.955, Libanon 54.063, Pakistan 36.924, Tunisia 26.396, Syiria 19.055, Aljazair 17.705, Irak 16.745, Mesir 13.455, Yordania 12.249, Albania 10.528, Indonesia 9.470, Somalia 8.248, Banglades 7.156, Sudan 4.615, Malaysia 3.084, Senegal, 2.509, Gambia 2.371, Libya 1.898, Kirgistan 1.662, Azerbaijan 1.399, Guninea 1.249, Yaman 1.083.
Demikian bahasan ihwal sejarah kemajuan Islam di Eropa. Semoga berguna.