Aliran Tokoh-Tokoh Pembaruan Dalam Islam

Timbulnya gerakan pembaruan dalam Islam bukan mempunyai arti ingin mengganti aliran Islam, tetapi pembaruan dalam Islam yakni upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan kemajuan gres yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu wawasan dan teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaruan Islam disebut tajdid. Secara harfiah, tajdid bermakna pembaruan dan pelakunya disebut mujaddid. 

Islam sebenarnya sudah memiliki tradisi pembaruan alasannya ketika mendapatkan dilema gres, kaum muslim secepatnya memperlihatkan tanggapan yang didasarkan atas akidah-akidah dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa “sebenarnya Allah akan menyuruh terhadap umat ini (Islam) pada awal setiap masa orang-orang yang hendak memperbaiki, memperbaharui, agamanya” (HR. Abu Daud).
Berikut adalah desain atau anutan tokoh-tokoh pembaruan dalam Islam selengkapnya.

 
1. Muhamamd Ali Pasha (1765-1849 M) 

Beberapa pembaruan yang dikerjakan Muhammad Ali Pasha, antara lain : 
a. Dalam Bidang Militer 
Setelah Perancis dapat diusir Inggris pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha memanggil Save, seorang perwira tinggi Perancis untuk melatih serdadu Mesir. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa. 
Tidak hanya itu, tetapi beliau juga banyak mengimpor persenjataan produksi Eropa seperti buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh pembinaan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali Pasha kemudian melatih militernya menurut Nidzam al-Jadidatau bisa disebut dengan peraturan baru. 
Tentara Mesir diatur dengan disiplin dan mulai memperkuatkannya dengan mengakibatkan para petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup sukses untuk menyebabkan kekuatan militer Mesir makin meningkat . 
b. Bidang Ekonomi dan Sosial 
Muhammad Ali Pasha sungguh mengerti bahwa di belakang kekuatan militer harus harus ada kekuatan ekonomi yang mampu membiayaipembaruan di bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer. Kaprikornus dua hal yang penting baginya, perkembangan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini mengharapkan wawasan atau ilmu-ilmu modern. 
Untuk meningkatkan kemajuan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun metode irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik. Mesir adalah negara yang tergantung dari pertanian oleh sebab itu di samping memperbaiki irigasi usang dia juga mengandalkan irigasi baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan. 
Usaha Muhammad Ali Pasha yang hebat yakni menyelesaikan pembangunan sebuah akses kuno yang menghubungkan antara Alexandria dengan sungai Nil. Menurut beberapa sumber, upaya tersebut diawali dengan penggalian yang mengerahkan kurang lebih 100.000 petani Mesir. Dari hal tersebut berkembangpulalah sentra irigasi dari tahun 1813-1830 M hingga 18%. 
c. Dalam Bidang Pendidikan 
Muhammad Ali Pasha meletakkan perhatian besar pada pertumbuhan ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementerian pendidikan. Setelah itu diresmikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M.
Selain itu, beliau juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berbentuksains dan teknologi Barat di Perancis. Menurut catatan sejarah beliau mengantar311 pelajar Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang bermacam-macam mirip kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan. 
Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar Muhammad Ali Pasha juga melakukan penerjemahan buku-buku terbitan Eropa dalam skala yang besar. Dalam acara penerjemahan tersebut Muhammad Ali Pasha menunjuk Rifa`ah At-Tahtawi. 
Dalam periode kepemimpinan Rifa’ah, sekolah penterjemah meningkat lebih baik dengan menggencarkan penterjemahan buku-buku Barat, mirip buku filsafat, ilmu militer, ilmu fisika, ilmu bumi, akal, antropologi, ilmu politik dan lain sebagainya. Muhammad Ali Pasha mempublikasikan majalah al-Waqa’i al-Mishriyah (Berita Mesir) berbahasa Arab pertama kalinya pada tahun 1828 M. Majalah ini merupakan majalah resmi yang diterbitkan oleh pemerintah. 
2. Jamaluddin Al-Afghani 
Dalam buku Prof. Ahmad Amin dari Kairo yang berjudul Zuma al-Islah, para penulisnya sepakat bahwa Al-Afghani memiliki dua tujuan yang jelas dan pokok yang menggarisbawahi misinya yang besar : 
a. Mengisi semangat gres di Timur sehingga dia menghidupkan kembali kebudayaan, ilmu wawasan, pendidikan, kebersihan agamanya yang kaya, sehingga membebaskan kepercayaannya dari dunia gaib, dan menjernihkan moralnya dari apa yang sudah terkumpul di sekitar mereka dan kemudian kembali kepada kekuasaan dan landasan yang pernah mereka pegang dan miliki. 
b. Melawan dominasi gila (Imperialisme Barat) sehingga negara-negara Timur dikembalikan kepada kemerdekaannya, yang diperkuat oleh ikatan kebersamaan untuk mengusir ancaman yang tiba dari bangsa Barat. Sebagian inspirasi dan anutan Al-Afghani ditorehkan dalam goresan pena. 
Di antara karyanya yakni Bab ma Ya’ulu Ilaihi Amr al-Muslimin, yang membahas perihal sesuatu yang melemahkan umat Islam; Makidah asy-Syarqiyah, yang menerangkan wacana tipu tipu daya para orientaslis; Risalah fi Ar-Radd al-Masihiyah, yang berisi wacana risalah untuk menjawab orang Kristen. Diya’ al-Khafiqain yaitu hilanya Timur dan Barat, dan beberapa karya yang lain. 
3. Muhammad Abduh 
Ide-inspirasi pedoman pembaruan yang digagas oleh Muhammad Abduh, antara lain :
a. Faktor Utama Kemunduran Umat Islam adalah Jumud Muhammad Abduh berpandangan bahwa penyakit yang melanda negaranegara Islam yaitu adanya kerancuan pemikiran agama di golongan umat Islam selaku konsekuensi hadirnya peradaban Barat dan adanya tuntutan dunia Islam modern. 
Sebab yang menjinjing kemunduran umat Islam ialah bukan karena fatwa Islam itu sendiri, melainkan adanya perilaku jumud di tubuh umat Islam. Menurut Muhammad Abduh Al-Islamu mahjubun bil muslimin. Jumud yakni keadaan membeku/statis, sehingga umat tidak mau menerima pergeseran, yang dengannya membawa bibit terhadap kemunduran umat ketika ini (al-Jumud ‘illatun tazawwul). 
Seperti dikemukakan Muhammad Abduh dalam al-Islam baina al-’Ilm wa al-Madaniyyah, dijelaskan bahwa perilaku jumud dibawa ke badan Islam oleh orangorang yang bukan Arab, yang merampas puncak kekuasaan politik di dunia Islam. Mereka juga menenteng faham animisme, tidak mementingkan pemakaian logika, jahil dan tidak kenal ilmu wawasan. Rakyat mesti dibutakan dalam hal ilmu pengetahuan supaya tetap ndeso. 
b. Bidang Masalah Ijtihad 
Muhammad Abduh banyak menonjolkan ajaran Ibn Taimiyyah wacana Ibadah dan Muamalah. Bahwa pemikiran-anutan yang terdapat dalam Qur’an dan hadis bersifat tegas, jelas dan terang. Sebaliknya, fatwa-pemikiran mengenai hidup kemasyarakatan umat hanya ialah dasar-dasar dan prinsip biasa tidak jelas, serta sedikit jumlahnya. 
Oleh sebab sifatnya yang umum tanpa perincian, maka anutan tersebut mampu diubahsuaikan dengan zaman. Penyesuaian dasar-dasar itu dengan suasana modern dilakukan dengan mengadakan interpretasi gres. Untuk itu, Ijtihad perlu dibuka. Dalam kitab Tarikh Hashri al-Ijtihad dikutip pendapat ‘Abduh mengenai ijtihad selaku berikut: 
“Sesungguhnya kehidupan sosial insan selalu mengalami pergeseran, selalu terdapat hal-hal baru yang belum pernah ada pada zaman sebelumnya. Ijtihad yaitu jalan yang sudah ada dalam syariat Islam sebagai sarana untuk menghubungkan hal-hal gres dalam kehidupan manusia dengan ilmu-ilmu Islam, walaupun ilmu-ilmu Islam sudah dibahas semuanya oleh para ulama terdahulu….” 
Selanjutnya, menurut Muhammad Abduh, untuk orang yang telah memenuhi syarat ijtihad di bidang muamalah dan hukum kemasyarakatan mampu didasarkan langsung pada Alquran dan Hadis dan diadaptasi dengan zaman. Sedangkan ibadah tidak menginginkan pergeseran berdasarkan zaman. Pendapat ihwal dibukanya pintu ijtihad bukan semata-mata pada hati namun pada logika. 
Al-Qur’an memperlihatkan kedudukan yang tinggi bagi akal. Islam, menurutnya yakni agama rasional. Mempergunakan logika yaitu salah satu dasar Islam. Iman seseorang takkan tepat tanpa akal. Agama dan logika yang pertama kali mengikat tali persaudaraan. 
c. Bidang Ilmu Pengetahuan Islam (Pendidikan) 
Seperti dikutip Fazlur Rahman, Muhammad Abduh menyatakan bahwa ilmu pengetahuan modern banyak berdasar pada hukum alam (sunnatullah, yang tidak bertentangan dengan Islam yang bahu-membahu). Sunnatullah adalah ciptaan Allah SWT. Wahyu juga berasal dari Allah. Jadi, alasannya keduanya tiba dari Allah, tidak dapat berlawanan satu dengan yang yang lain. 
Islam harus sesuai dengan ilmu wawasan terbaru dan, yang terbaru mesti sesuai dengan Islam, sebagaimana zaman keemasan Islam yang melindungi ilmu wawasan. Dengan sarat semangat, Muhammad Abduh menyuarakan penggalian sains dan penanaman semangat ilmiah Barat. Kemajuan Eropa karena cuilan dunia ini sudah mengambil yang terbaik dari pedoman Islam. 
Islam niscaya bisa beradaptasi dengan dunia modern. Muhammad Abduh ingin membuktikan bahwa Islam yakni agama rasional yang mampu menjadi basis kehidupan modern. Sebagai konsekuensi dari pendapatnya, Muhammad Abduh berusaha untuk memperbarui pendidikan dan pelajaran terbaru, yang dimaksudkan supaya para ulama kelak tahu kebudayaan modern dan mampu menuntaskan dilema modern. 
Pendidikan yakni hal terpenting dalam kehidupan insan dan dapat merubah segala sesuatu. Muhammad Abduh memperjuangkan sistem pendidikan fungsional yang bukan impor, yang mencakup pendidikan universal bagi semua anak, laki-laki dan perempuan. Semuanya mesti punya kemampuan dasar mirip membaca, menulis, dan berhitung. 
Semuanya harus menerima pendidikan agama, yang mengabaikan perbedaan sektarian dan menyoroti perbedaan antara Katolik dan Islam.Isi dan lama pendidikan haruslah bermacam-macam, sesuai dengan tujuan dan profesi. Muhammad Abduh percaya bahwa anak petani dan tukang mesti mendapat pendidikan minimum, semoga mereka mampu meneruskan jejak ayah mereka. 
Kurikulum sekolah ini mesti mencakup: 
  • Buku ikhtisar keyakinan Islam yang berdasarkan aliran Sunni dan tidak menyebut-nyebut perbedaan sektarian; 
  • Teks ringkas yang memaparkan secara garis besar fondasi kehidupan adab dan watak dan memperlihatkan mana yang benar dan yang salah; dan 
  • Teks ringkas sejarah hidup Nabi Muhammad Saw, kehidupan shahabat, dan karena-alasannya kejayaan Islam. 
  Proses Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Sedangkan untuk sekolah menengah haruslah mereka yang ingin mempelajari syariat, militer, kedokteran, atau ingin bekerja ada pemerintah. Kurikulumnya haruslah meliputi, antara lain: 
  • Buku yang memperlihatkan pengantar pengetahuan, seni nalar, prinsip akal sehat; 
  • Teks wacana iman, yang memberikan soal-soal mirip dalil rasional, menentukan posisi tengah dalam upaya menghindarkan pertentangan, pembahasan lebih irnci mengenai perbedaan antara Katolik dan Islam, dan keefektifan dogma Islam dalam membentuk kehidupan di dunia dan akherat;
  • Teks yang menerangkan mana yang benar dan salah, penggunaan logika dan prinsip-prinsip doktrin; serta 
  • Teks sejarah yang meliputi berbagai penaklukan dan penyebaran Islam. 
Adapun pendidikan yang lebih tinggi lagi untuk guru dan kepala sekolah, dengan kurikulum yang lebih lengkap, mencakup: 
1. Tafsir al-Qur’an
2. Ilmu bahasa dan bahasa Arab
3. Ilmu hadis
4. Studi moralitas (adat)
5. Prinsipprinsip fiqh
6. Seni mengatakan dan meyakinkan; dan 
7. Teologi dan pengertian dogma secara rasional. 
d. Bidang Keluarga dan Wanita 
Menurut Muhammad Abduh, pondasi terpenting dari masyarakat gres yaitu individu. Umat terdiri dari unit-unit keluarga. Kalau unit-unit ini tidak memperlihatkan lingkungan yang sehat dan fungsional bagi kemajuan individu di dalamnya, maka pondasi penduduk akan runtuh. 
Menurut Muhammad Abduh, bila wanita memang punya mutu pemimpin dan mutu menciptakan keputusan, maka keunggulan pria tak berlaku lagi. Muhammad Abduh juga berpendapat bahwa, penyebab perpecahan atau fitnah dalam masyarakat yakni sebab pria mengumbar hawa nafsunya. 
4. Muhammad Rasyid Ridha 
Pemikiran pembaruan Islam Muhammad Rasyid Ridha dapat dibagi menjadi beberapa bidang, antara lain : 
a. Bidang Keagamaan 
Pemikiran pembaruan Muhammad Rasyid Ridha dalam bidang keagamaan mampu dikatakan sama seperti aliran Muhammad Abduh, kedekatan kekerabatan antara Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha membuat dinamika yang serupa. Umat Islam mengalami kemunduran alasannya tidak menganut pedoman-fatwa Islam yang bahu-membahu. 
Hal ini dikarenakan banyak faham-faham yang tidak cocok masuk ke dalam badan Islam, seperti segala khurafat, takhayul, bidah, jumud dan taklid. Menurut Muhammad Rasyid Ridha, umat Islam harus kembali terhadap aliran Islam yang bantu-membantu yakni, anutan yang murni dan terhindar dari segala bid`ah yang merongrong ajaran tauhid. 
Muhammad Rasyid Ridha mengatakan bahwa Islam itu sederhana sekali, sesederhana dalam ibadah dan sederhana dalam muamalahnya. Ibadah nampaknya berat dan ruwet karena dalam ibadah telah disertakan hal-hal yang bukan wajib, tetapi bahu-membahu cuma sunnah. Ijtihad diperlukan hanya untuk problem hidup kemasyarakatan. 
Ayat dan Hadis yang mengandung arti tegas, tidak diharapkan ijtihad. Akal dapat dipergunakan terhadap ayat dan hadis yang tidak mengandung arti tegas dan terhadap problem-masalah yang tidak tersebut dalam Quran dan Hadis. Oleh karena itu, disinilah letak dinamika Islam menurut faham Muhammad Rasyid Ridha. 
b. Bidang Pendididkan dan Ilmu Pengetahuan 
Muhammad Rasyid Ridha sangat antusias memandang pertumbuhan ilmu wawasan, teknologi dan peradaban Barat yang modern. Gambaran kepada perkembangan teknologi yang dicapai oleh bangsa Barat mendapatkan tanggapan aktual dari Muhammad Rasyid Ridha. Oleh Muhammad Rasyid Ridha ilmu-ilmu pengetahuan umum dimasukkan ke dalam forum pendidikan milik umat Islam. Untuk mencapat tujuannya dibentuklah lembaga pendidikan al-Dakwah Wal Irsyad pada tahun 1912 M di Cairo, Mesir. 
5. Muhammad Iqbal 
Menurut pandangan Iqbal terdapat beberapa alasannya adalah terjadinya kemunduran umat Islam, yakni : 
a. Fakta sejarah membuktikan bahwa kehancuran Baghdad, banyak mempengaruhi peradaban ummat Islam. Karena Baghdad pernah menjadi sentra politik, kebudayaan dan sentra perkembangan pemikiran Islam. Akibatnya, anutan ulama pada masa itu hanya bertumpu pada ketertiban sosial. 
b. Ada kecenderungan ummat Islam terjerembab pada paham fatalisme, yang mengakibatkan umat Islam pasrah terhadap nasib dan enggan bekerja keras. Pengaruh zuhud yang terdapat dalam fatwa tasawuf yang diketahui secara berlebihan dan salah menyebabkan umat Islam tidak mementingkan dilema kemasyarakatan. 
c. Awal kegagalan Islam dalam mengikutiperkembangan terbaru salah satunya disebabkan hilangnya semangat ijtihad. Munculnya kelompok muslim yang menilai pintu ijtihad sudah tertutup. Pemahamann ini melahirkan sikap statis (jumud) dalam pedoman umat Islam, alasannya adalah aktivitas ijtihad dianggap tertutup. 
Untuk menangani banyak sekali duduk perkara yang dihadapi umat Islam, maka Muhammad Iqbal memperlihatkan beberapa penyelesaian yang mesti diterapkan adalah : 
a. Secara konsisten menerapkan rancangan dinamisme Islam, umat Islam mesti membangkitkan kembali tradisi keilmuan. Al-Qur’an selalu menganjurkan pemakaian logika untuk melihat gejala kebesaran Tuhan dan pada ketika yang serupa menganjurkan umat Islam selalu bergerak aktif menyongsong pergeseran zaman. 
b. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dinamis dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan zaman. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Menurut Muhammad Iqbal, ijtihad adalah mencurahkan segenap kemampuan intelektual, yang mempunyai arti menempatkan nalar pada kedudukan yang tinggi. 
Di dalam ijtihad, terdapat aspek pergantian dan dengan adanya pergeseran itulah, dinamika umat insan berasal. Paham dinamisme Islam inilah yang menciptakan Iqbal memiliki kedudukan penting dalam pembaruan Islam. Dalam syair-syairnya, ia mendorong umat Islam supaya bergerak dan jangan tinggal membisu. 
c. Intisari hidup ialah gerak. Karenanya, Iqbal menyeru agar umat Islam berdiri dan menciptakan dunia gres. Dalam kaitannya dengan barat, Iqbal memandang barat tidaklah elok untuk dijadikan model peradaban. Kapitalisme dan materialisme barat sudah membawa kerusakan bagi kemanusiaan. Karena itu boleh belajar dari barat dalam hal metodologi ilmu wawasan dan teknologi. 
Sedangkan nilai-nilai kehidupan mesti digali dari anutan Islam yang benar dan budaya yang aktual. Mengenai paham Muhammad Iqbal yang bisa menghidupkan umat Islam ialah ihwal Dinamisme Islam adalah dorongannya terhadap umat Islam supaya bergerak dan jangan tinggal membisu. 
Inti sari hidup ialah gerak, sedang aturan hidup adalah membuat, maka Iqbal menyeru kepada umat Islam semoga berdiri/bangun dan membuat dunia gres. Dari sisi bahasa, kata dinamisme artinya tidak berhenti. Sedangkan menurut ungkapan dinamisme yakni suatu aktifitas yang didasarkan pada kesadaran untuk selalu berubah secara kasatmata untuk mengikuti pertumbuhan zaman. 
Karena itu dinamisme sebagai permintaan untuk mempekerjakan ummat. Konsekuensinya apabila umat kehilangan dinamisme, maka yang terjadi yaitu kemunduran yang hendak berefek pada kesengsaraan kehidupan. 
Demikian pembahasan bahan tentang pemikiran tokoh-tokoh pembaruan dalam Islam.