Makalah Campak

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Campak dalam sejarah anak sudah dikenal selaku pembunuh paling besar, walaupun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menimbulkan lebih dari 1 juta maut. Insiden terbanyak  bekerjasama dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak adalah pada negara meningkat , walaupun masih mengenai beberapa negara maju mirip Amerika Serikat.
Berdasarkan observasi yang sudah dikerjakan lewat serum darah pada 21 responden sebagai masalah dan 21 responden  sebagai responden control. Didapatkan hasil kadar protein serum dengan nilai wajar dan protein serum lebih. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi pada 42 responden  tersebut  baik. Keadaan ini mampu terjadi sebab 80% responden berusia 6-14 tahun, adalah periode sekolah. Anak usia sekolah mempunyai contoh makan yang selalu ingin menjajal jenis masakan gres, pemberian masakan dalam bentuk junk food baik di rumah maupun di sekolah. Makanan tersebut banyak mengandung gula, garam, lemak dan kolesterol, dan kebutuhan tinggi kalori pada anak menyebabkan tingginya kadar albumin serum ( Muscari, M,2001 ).
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  tidak ada kekerabatan antara  status gizi dengan tanda-tanda  klinis campak. Hal  ini  menawarkan  bahwa  status gizi  anak  tidak cukup mampu untuk melawan  nanah  virus.  Pertahanan  tubuh  terhadap  infeksi virus memerlukan  pertahanan  yang  bersifat  spesifik, sedangkan  protein  serum ialah pertahan  tubuh  yang  bersifat  non  spesifik. Kekebalan  kepada  nanah virus  didasarkan pada  pembentukan  respon   imun  terhadap  antigen  khusus  yang  terletak  pada permukaan partikel  virus  atau sel  yang  terinfeksi oleh virus. Virus akan mengakibatkan respon jaringan  yang  berlawanan  dari  respon  terhadap  bakteri pathogen. Pada bengkak virus akan  terjadi  infiltrasi  sel  berinti  satu dan limfosit. Protein  yang  disandikan oleh virus, lazimnya   protein kapsid, ialah  target dari respon  imun. Sel  yang  terinveksi  oleh  virus mampu  menjadi  lisis  oleh  limfosit T sitotoksik  yang  mengetahui  polipeptida-poipeptida virus  pada  permukaan  sel.  Imunitas  humoral  akan  melindungi  inang  kepada  abses ulang oleh virus yang serupa (Jawetz, Melnick, Aldelberg’s, 2001).
Campak yaitu salah satu penyakit bisul yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini lazimnya menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita ) akan namun campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, tetapi masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang sempurna pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan meminimalkan komplikasi penyakit ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian  campak?
2. Bagaimana era inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
3. Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
4. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengenali pengertian  campak.
2. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.
3. Agar kita mengenali cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
4. Agar kita mengenali penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.

D. Manfaat Penulisan
Adapun faedah yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu :
1. Dapat menjadi acuan dan literatur bagi semua kelompok yang membutuhkan.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi suatu karya ilmiah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Campak
Penyakit campak diketahui juga dengan ungkapan morbili dalam bahasa latin dan measlesdalam bahasa inggris atau diketahui dengan istilah gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu abses virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).

Ada beberapa pengertian perihal campak berdasarkan  beberapa andal, yakni  :
1. Campak atau morbili yaitu penyakit virus akut , menular yang di tandai  dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
2. Morbili yaitu penyakit anak menular yang lazim umumnya ditandai dengan tanda-tanda-tanda-tanda utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC,  2000).
3. Campak yaitu penyakit menular yang ditularkan lewat rute udara dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).

B. Penyebab Penyakit Campak
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sungguh menular. Penularan mampu terjadi bila menghirup percikan air di udara dari bersin, batuk, atau ludah yang mengandung virus dari penderita. Selain itu, menyentuh barang yang terkotori virus juga mampu menimbulkan Anda mengalami peyakit ini.
Virus penyebab penyakit ini dapat bertahan di udara dan di permukaan hingga lebih dari 2 jam lamanya. Itu sebabnya, bila Anda menjamah barang yang terkena percikan virus penyakit ini, lalu tidak sengaja mengucek mata, menempelkan tangan ke hidung atau ekspresi, Anda mampu saja ikut terinfeksi.
Penyakit ini juga mampu ditularkan oleh orang yang terinfeksi dari 4 hari sebelum timbulnya gejala sampai 4 hari sehabis gejala telah mulai mereda.
Dalam banyak perkara, jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik dapat menjadi penyakit endemik yang menimbulkan banyak maut, khususnya di kelompok belum dewasa yang kelemahan gizi. Meski penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak, Anda juga dapat terinfeksi virus ini apabila sebelumnya belum pernah terkena penyakit ini atau belum imunisasi.

  Reklamasi

C. Gejala umum Penyakit Campak
Melihat imbas penyakit campak yang bisa mengancam kesehatan dengan serius, alhasil Anda mesti bisa mengenali tanda-tanda campak semenjak dini semoga mampu mempercepat proses penyembuhan penyakit ini. Gejala yang lazimnya sering dirasakan oleh penderita penyakit campak antara lain:

1. Demam tinggi.

2. Mulut dan bibir kering.

3. Radang tenggorokan,

4. Sakit kepala.

5. Menurunnya selera makan.

6. Perut terasa perih dan mual.

7. Muncul bercak merah di mulai dari bagian wajah kemudian menyebar ke seluruh badan.

Perlu dikenali, campak timbul paling lambat empat hari setelah gejala pertama timbul, dan bertahan sekitar tujuh hari. Awalnya akan timbul dari belakang pendengaran, kemudian menyebar ke kepala dan leher, hingga risikonya ke seluruh badan. Bercak-bercak yang tadinya berukuran kecil akan membengkak dengan cepat, sampai pada hasilnya menyatu.

D. Masa Inkubasi dan Diagnosis  Penyakit Campak
1. Masa inkubasi
Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian timbul tanda-tanda-tanda-tanda yang di bagi dalam 3 stadium, adalah :
a. Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berjalan 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang muncul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah mulut, namun tanda-tanda khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini memilih suatu diagnose pasti kepada penyakit campak.
b. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh alasannya panas tinggi, kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), muncul setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yakni mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh wajah, dan hasilnya ke badan. Timbul rasa gatal dan paras jerawat
c. Stadium Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, namun lama-usang akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal jikalau tidak terjadi komplikasi.

2. Diagnosis penyakit campak
Diagnosis dapat di tegakkan dengan :
a.  Anamnese (menurut riwayat timbulnya penyakit mirip adanya kontak dengan penderita)yaitu :
1. Anak dengan panas 3-5 hari (umumnya tinggi,secara tiba-tiba) batuk
2. Pilek, harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya kemungkinan penyakit lain yang seperti campak, misal : german measles,eksentema subitum,jerawat virus lain).
3. Mata merah, mukopurulen, memperbesar kecurigaan.
4. Dapat dibarengi diare dan muntah.
5. Dapat dibarengi gejala perdarahan (pada masalah yang berat) : Epitaksis, petekie, ekimosis.         
6. Anak resiko tinggi yaitu jika kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 ahad sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi Campak.
b. Gejala klinis
Meliputi investigasi fisik (physic diagnostic ) yaitu :
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin cuma demam ( lazimnya tinggi ) dan gejala nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. Pada umumnya anak terlihat lemah 
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( selesai stadium kataral )   
4. Pada stadium erupsi muncul ruam ( rash ) yang khas : ruam makulopapular yang hadirnya mulai dari belakang telinga, mengikuti kemajuan rambut di dahi, muka dan lalu ke seluruh tubuh.
c. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah tepi hanya didapatkan adanya leukopeni, Dimana jumlah leukosit cenderung menurun diikuti limfositosis relative.
2. Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
d. Biakan virus ( mahal )
Isolasi dan kenali virus : Swab nasofaring dan sampel darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala hingga 1 hari sehabis timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. selama stadium prodromal, mampu tampaksel raksasa berinti banyak  pada hapusan mukosa hidung.
     
E. Cara Penularan  dan  Pencegahan  Penyakit Campak
1. Cara Penularan
Cara penularan penyakit ini adalah lewat droplet dan kontak, adalah sebab menghirup Percikan ludah (droplet) dari hidung, verbal maupun  tenggorokan penderita morbili atau campak. Artinya seseorang mampu tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di daerah lazim, di kendaraan atau dimana saja.  Penderita mampu menularkan nanah ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi yaitu 10-14 hari sebelum tanda-tanda muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan belum dewasa SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya beliau akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh sehabis vaksinasi, nanah aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang sudah kebal (berjalan selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan kepada campak ialah :
a. Bayi berumur lebih dari 1 tahun
b. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
c. Remaja dan akil balig cukup akal muda yang belum menerima imunisasi kedua.

2. Cara Pencegahan Penyakit Campak
a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dijalankan dalam menangkal munculnya factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah belum dewasa yang masih sehat dan belum mempunyai resiko yang tinggi biar tidak memiliki aspek resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.  Edukasi kepada orang renta anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan  primordial. Tindakan yang perlu dilakukan mirip  penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan,  konselling nutrisi dan penataan rumah yang bagus.
b. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer ialah orang-orang yang termasuk kelompok rawan, adalah anak yang belum terkena Campak, tetapi berpeluang untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh kepada terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut.
1) Penyuluhan
Edukasi Campak ialah pendidikan dan latihan perihal wawasan mengenai Campak. Disamping terhadap penderita Campak, edukasi juga diberikan terhadap anggota keluarganya, kalangan masyarakat rawan tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai bahan yang perlu diberikan kepada pasien campak yakni definisi penyakit Campak, faktor-aspek yang kuat pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara lazim, pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak
2) Imunisasi
Di Indonesia sampai dikala ini pencegahan penyakit campak dilaksanakan dengan vaksinasi  Campak secara berkala yakni diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang dipakai ialah Schwarz vaccine  adalah vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak dihentikan diberikan pada perempuan hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak mampu diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen adalah vaksin measles-mumps-rubella (MMR).  vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,  sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.  Penting diamati penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC – 8ºC atau ± 4ºC, vaksin tersebut mesti dihindarkan dari sinar matahari.  Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka cuma tahan 4 jam.
3) Isolasi   
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam masa waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder yaitu  upaya  untuk  mencegah  atau menghalangi timbulnya  komplikasi dengan  langkah-langkah-tindakan seperti  tes  penyaringan  yang ditujukan untuk pendeteksian dini  campak serta  penanganan secepatnya dan  efektif. Tujuan  utama  kegiatan-kegiatan  pencegahan  sekunder ialah  untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa  tanda-tanda  yang  sudah sakit atau  penderita yang rawan  tinggi untuk mengembangkan  atau memperparah  penyakit. Memberikan pengobatan  penyakit semenjak permulaan  sedapat mungkin dilaksanakan untuk menghalangi kemungkinan terjadinya  komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak  memegang peran  penting untuk  memajukan kepatuhan pasien  berobat.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yakni semua upaya untuk menghalangi ketaknormalan akibat  komplikasi. Kegiatan  yang dijalankan  antara  lain  menghalangi  pergeseran dari  komplikasi menjadi kecatatan badan dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin  bagi penderita yang mengalami abnormalitas. Dalam upaya ini dibutuhkan  kerjasama yang baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sungguh dibutuhkan  untuk  mengembangkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit  campak. Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi  antar disiplin  terkait juga sangat diharapkan,  terutama di rumah sakit tumpuan, baik dengan para mahir sesama  ilmu.
  Dalam  penyuluhan  ini hal  yang dijalankan yakni :
1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2. Upaya rehabilitasi yang dapat dikerjakan
3. Kesabaran  dan  ketakwaan untuk dapat mendapatkan dan  mempergunakan    keadaan  hidup dengan  komplikasi kronik.

F. Penangggulangan  dan  Pengobatan  Penyakit Campak
1. Penanggulangan Campak
Pada  sidang  CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996  menyimpulkan  bahwa  penyakit Campak mampu dieradikasi,  alasannya  satu-satunya  pejamu/ reservoir  campak cuma pada insan serta tersedia vaksin dengan  potensi  yang  cukup  tinggi  adalah  effikasi  vaksin  85%  dan  dirperkirakan eradikasi mampu dicapai 10 – 15 tahun  sehabis  eliminasi.
World  Health  Organisation (WHO)  mencanangkan  beberapa tahapan dalam upaya eradikasi (pemberantasan)  penyakit Campak dengan  tekanan seni manajemen  yang berlawanan-beda  pada  setiap  tahap  yakni :
a. Tahap Reduksi, Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
Tahap Pengendalian Campak, Pada  tahap  ini ditandai  dengan  upaya  peningkatan  cakupan imunisasi  campak berkala dan upaya  imunisasi  pelengkap di daerah dengan morbitas  campak  yang tinggi.  Daerah  ini  masih  merupakan kawasan  endemis campak, namun  sudah terjadi penurunan insiden dan kematian, dengan teladan epidemiologi masalah Campak menawarkan 2  puncak setiap tahun.
Tahap Pencegahan KLB, Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi ≥ 80% dan merata,terjadi penurunan  tajam kasus dan ajal, insidens campak telah bergeser terhadap umur yang lebih  tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.

  Kata Kata Sedih Kehidupan Menghadapi Cobaan Hidup

Tahap Eliminasi, Cakupan imunisasi sungguh tinggi ≥ 95% dan kawasan-kawasan dengan cakupan imunisasi  rendah telah  sangat  kecil  jumlahnya,  perkara campak sudah sungguh jarang  dan  KLB  nyaris tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan (tidak terlindung) mesti diselidiki dan diberikan imunisasi campak.
Tahap Eradikasi, Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta masalah Campak telah tidak didapatkan.
Pada siding The World Health Assambley (WHA) tahun 1998, menetapkan janji Eradikasi Polio (ERAPO), Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN)  dan Reduksi Campak (RECAM). Kemudian pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Strategi operasional yang dikerjakan ditingkat Puskesmas untuk mencapai reduksi Campak tersebut ialah :
a. Imunisasi berkala pada bayi 9 –11 bulan (UCI Desa ≥ 80)
b. Imunisasi perhiasan (aksesori)
c. Surveilans (surveilan berkala , system kewaspadaan dini dan respon peristiwa hebat).
d. Penyelidikan dan penanggulangan peristiwa hebat Setiap peristiwa luar biasa mesti diselidiki dan dilakukan penanggulangan secepatnya yang mencakup pengobatan simtomatis pada kasus, pengobatan dengan antibiotika bila terjadi komplikasi, pemberian vitamin A dosis tinggi, perbaikan gizi dan meningkatkan cakupan  imunisasi campak/ring vaksinasi (acara cepat, sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.
e. Pemeriksaan laboratorium

2. Pengobatan Penyakit Campak
Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki kondisi biasa atau untuk meminimalisir gejalanya saja dalam hal ini :
a. Anak memerlukan istirahat di daerah tidur
b. Kompres dengan air hangat bila demam tinggi tetapi mampu diberikan antipiretik jikalau suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
c. Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, takaran maksimum 600 mg/hari.
d. Antitusif perlu diberikan jikalau batuknya  hebat/mengusik
e. Narcotic antitussive (codein) dilarang dipakai.
f. Mukolitik kalau perlu. vitamin utamanya vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sungguh bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali.  Vitamin A dosis tinggi ( menurut usulan  WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu lalu jikalau sudah didapat tanda defisiensi vitamin A.  Apabila terdapat malnutrisi maka tunjangan vitamin A ditambah dengan 1500 IU  tiap hari.
g. Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Campak  yakni penyakit bengkak virus akut, menular, secara epidemiologi ialah penyebab utama akhir hayat terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, adalah stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melaksanakan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi penderita. Serta pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini terjadi penurunan masalah dan maut yang tajam, dan interval terjadinya KLB relative lebih panjang

B. Saran
Kita harus menerapkan contoh hidup sehat, terutama untuk anak dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu mempertahankan kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika  anak  belum  waktunya  mendapatkan  imunisasi  campak, atau alasannya hal tertentu dokter menunda santunan imunisasi campak (MMR), semestinya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jikalau sudah terkena penyakit ini semestinya segera berobat dan bila dalam kondisi yang lebih akut seharusnya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Untuk para orang tua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak  karena anak atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak mempunyai resiko 5 kali lebih besar untuk terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang mendapat imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ade,2010,Penyakit Campak Gejala dan Pengobatannya,http:// penyakit-campak-gejala-dan.html di jalan masuk tanggal 24 September 2018
Adhien,2012,PenyakitCampak, http://adhienbinongko.blogspot.com/makalah-penyakit-campak.html di terusan tanggal 24 September 2018
http://askep-akper.blogspot.com /campak-measles-rubeola.html
http://nurse87.wordpress.com askep-morbilicampak-pada-anak/
Hasan,R.2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu  Kesehatan Anak Fakultas Universitas Indonesia.
Ranuh, I.G.N,Dkk. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi  NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC