Apakah penduduk surga nanti ingat perjalanan hidup yang pernah mereka alami di dunia? Kemudian apakah mereka berkeinginan merasakan kembali kenikmatan yang pernah mereka rasakan di dunia?
Jawaban :
Bismillah,
Ada penjelasan dalam Al-Qur’an bahwa penduduk surga akan mengenang kehidupan yang pernah mereka alami dunia ini. Sebagaimana yang terdapat dalam surat At-Thur.
Allah berfirman,
Penduduk surga itu saling berhadap-hadapan satu sama lain seraya bertegur sapa. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami dahulu, ketika berada di tengah-tengah keluarga kami merasa khawatir (akan azab). Maka Allah menunjukkan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang.” (QS. At-Thur: 25-28).
Mereka juga ingat orang-orang bejat yang menjajal menciptakan ragu orang beriman serta mengajak mereka terhadap kekafiran.
Allah berfirman dalam surat As-Shoffat,
Penduduk surga itu saling berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-piawai. Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya saya dulu (di dunia) pernah memiliki seorang sobat yang berkata, “Apakah bergotong-royong kau tergolong orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)? Apabila kita telah mati dan sudah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita sungguh-sungguh (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?” (QS. As-Shoffat : 50 -53).
Mereka teringat ujian dan kesengsaraan yang pernah mereka alami di dunia ini. Baik cobaan yang berkenaan dengan diri mereka, bawah umur, keluarga dan harta mereka.
Kemudian mereka akan berkata dengan penuh sukacita,
“Segala puji bagi Allah yang sudah menghilangkan kesedihan dari kami.” (QS. Fathir : 34).
Mereka juga diingatkan ihwal ingatan di dunia, dikala mereka melihat buah yang ibarat buah yang biasa mereka makan di dunia, namun ukuran dan rasanya berlainan.
Allah berfirman,
Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dulu di dunia.” Mereka diberi (buah-buahan) yang serupa. (QS. Al-Baqarah : 25).
Mereka juga akan mengingat doa yang pernah mereka panjatkan di saat-ketika sulit. Saat mereka menengadahkan tangan ke langit, memohon supaya amal-amal mereka diterima, diberi taufik untuk bederma shalih dan dimasukkan ke dalam barisan orang-orang yang mendapatkan nirwana.
Allah berfirman,
Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami dulu, di saat berada di tengah-tengah keluarga kami merasa khawatir (akan diazab). Maka Allah memberikan karunia terhadap kami dan menjaga kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya dikala di dunia dulu.
Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang.” (QS. At-Thur: 25-28)
Adapun mengenai masalah, penduduk surga menghendaki kenikmatan dunia, maka bantu-membantu mereka kelak akan menghendaki sesuatu yang lebih baik dari itu. Karena penduduk surga yang derajatnya paling rendah, akan menerima sepuluh kali lipat kenikmatan dunia.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah shallallahualaihiwasallam bersabda,
Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk ke nirwana.
Yaitu seorang pria yang keluar dari neraka dengan merangkak. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”
Ia pun mendatangi surga. Tetapi dia membayangkan bahwa nirwana itu telah penuh. Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, saya mengunjungi surga namun tampaknya sudah sarat .”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah kau dan masuklah surga.”
Ia pun mendatangi nirwana. Tetapi dia masih membayangkan bahwa nirwana telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, saya mengunjungi nirwana tetapi tampaknya telah sarat .”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah kamu dan masuklah nirwana. Untukmu surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.” Atau “Untukmu nirwana mirip sepuluh kali lipat kenikmatan dunia.”
Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau mengejek atau menertawakanku duhaiTuhanku. Sedangkan Engkau ialah pemilik semesta alam?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai terlihat gigi geraham ia.
Kemudian ia bersabda, “Itulah penghuni nirwana yang paling rendah derajatnya.”
(HR. Muslim no. 272)
Apa saja yang diharapkan oleh penduduk surga, dapat mereka dapatkan.
Sebagaimana yang Allah kabarkan,
Di dalam surga itu terdapat segala yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu abadi di dalamnya. (QS. Az-Zukhruf : 71).
Sejumlah hadits menerangkan, bahwa penduduk surga berkeinginan untuk memiliki anak dan bercocok tanam. Semua itu dapat mereka raih tanpa perlu menanti.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa sebuah hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suatu hari memberikan hadis sedang di sisinya ada seorang arab badui,
Ada seorang penduduk nirwana meminta ijin Tuhannya untuk bercocok tanam (Kabar ini berkaitan dengan kurun depan, untuk menerangkan bahwa hal mirip ini akan terjadi, pent). Allah berujar, “Bukankah kau telah mendapatkan semua yang kamu kehendaki ?!” Orang tersebut menjawab, “Iya, namun aku ingin bertani.”
Orang itu lalu bergegas menabur benih. Tak lama lalu tunas benih itu pun tumbuh dengan cepatnya. (Melebihi cepatnya kedipan mata, pent). Juga era panennya. Sehingga beliau mampu mendapatkan panenan sebesar gunung. Allah berfirman kepadanya, “Silahkan ambil hai Anak adam. Kamu ini memang tak pernah puas.. “
Orang arab badui tadi berkata, “Ya Rasulullah, jika demikian, tidak akan anda temui orang seperti ini kecuali dari Quraisy atau kaum Anshar. Sebab mereka hobi bercocok tanam. Adapun kami, tidak senang bercocok tanam. ” Rasulullahpun tertawa. (HR. Bukhari no. 6965).
Ibnu Hajar menyampaikan, “Dari hadis ini ada pelajaran, bahwa apa pun harapan duniawi yang dikehendaki, di nirwana mampu tercapai.” (Fathul Bari)
Dari Abu Sa’id al-Khudri beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahualaihiwasallam bersabda,
“Seorang mukmin apabila mengharapkan anak di nirwana, maka masa kandungan, menyusui, dan tumbuh pada usia yang dikehendaki, berlalu hanya dalam sekejap, seperti sekejapnya impian itu timbul.” (HR. Tirmidzi, 2487. Abu Isa menyampaikan,” Hadis ini Hasan Gharib, termaktub dalam Shahih Al-Jami’ no. 6649).
Kita memohon, supaya Allah menyebabkan kita di antara penduduk nirwana, dengan keberkahan dan rahmat-Nya.
Wallahu a’lam.