Kisah Kesembuhan Kanker Paru Stadium 4 Dengan Al Qur’an

KISAH KESEMBUHAN KANKER PARU STADIUM 4 DENGAN AL QUR’AN

Sebuah cerita kasatmata yang dialami Pa Jaka dari Malang, Peserta Ikhwan Bimbingan Program Terapi al Baqarah Intensif 8.

Kisah ini bermula pada bulan Juni 2017, tepatnya tanggal 16 Juni 2017. Pagi hari, bulan Ramadhan, beliau beranjak ke kamar mandi alasannya adalah terasa ada sesuatu yg ingin dia batukan.

Dan ternyata saat beliau batuk, yang keluar yaitu darah segar dalam jumlah yang lumayan banyak.

Lalu ia sampaikan terhadap istrinya keadaan tersebut. Sedikit tidak percaya, istrinya masuk ke kamar mandi dan memang terlihat ada beberapa sisa bercak darah yang tidak terkena air ketika dia bersihkan sebelumnya.

Ia memutuskan untuk tidak memeriksakan diri ke dokter, dan shaum saya tetap berjalan tanpa kendala sampai berbuka di hari tersebut.

Pada hari Ahad, 18 Juni 2017, satu jam menjelang saatnya berbuka, datang-datang saja dia muntah darah dengan hebatnya. Muntah darah non stop selama hampir setengah jam, dengan jumlah yg sangat banyak, berkantong-kantong kresek sebab ketika itu muntahan darahnya ditampung di kantong kresek.

Singkat kisah, bada isya dia berangkat ke IGD Rumah Sakit Islam Aisyiyah untuk memeriksakan diri. Disana dia ceritakan kronologisnya, dan langsung ditangani oleh 2 dokter sekaligus.

Saat itu juga ia menjalani beberapa uji klinis utk memastikan keadaan aku. Dari hasil uji klinis, beliau dirujuk untuk rawat inap malam itu juga.

Maka sejak malam itu, ia menjalani rawat inap dan ditangani oleh beberapa dokter spesialis. Berat badan beliau dikala itu sekitar 85Kg.

Tidak kurang dari 5 hari ia dirawat disana, dan pada hari Jumat, 23 Juni 2017, beliau diperkenankan untuk pulang ke tempat tinggal.

  5 Indikator Kesembuhan Setelah Terapi Ruqyah Syariah

Dari perbincangan dengan pihak rumah sakit, juga dari hasil uji klinis yg ia baca, secara medis dia divonis terkena Kanker Paru stadium 4.

Bahkan ada satu pihak yg  menyampaikan terhadap keluarganya, bahwa kesanggupan hidupnya secara statistik dengan penyakit yg diderita tersebut yakni sekitar 21 hari saja dan pihak medis telah angkat tangan.

Pulang ke tempat tinggal, dengan berjalannya waktu, penyakit yg dia derita makin parah. Dan berat badannya terus merosot jauh.

Mengingat bahwa dia memiliki sedikit kemampuan meruqyah, maka saya ajarkan istri saya untuk meruqyahnya, khususnya ruqyah kanker.

Sejak saat itu, istri dia meruqyahnya. Sementara keadaan kesehatannya tambah merosot dan berat badannya dikala itu meraih angka di 40Kg. Artinya, beliau kehilangan bobot sebanyak 45Kg hanya dalam jangka waktu 2 bulanan saja.

Mereka tidak berputus asa, ruqyah terus dilanjutkan. Ia lakukan ruqyah mampu berdiri diatas kaki sendiri, begitu juga istri selalu meruqyahnya.

Bulan November 2017, dari hasil uji laboratorium yg ke tiga kalinya, beliau mulai dinyatakan sehat 85%.
Mengetahui hal tersebut, mereka bertambah semangat untuk terus melaksanakan ruqyah. Dan dokter yg menanganinya seakan tidak yakin dengan hasil tersebut.

Pada bulan Februari 2018, alhasil ia dinyatakan sehat 100% berdasarkan dari beberapa uji klinis yg dijalankan.

Lalu pada bulan Maret 2018, kembali beliau melakukan uji klinis dan kesannya dia memang telah sembuh 100% dari Kanker Paru yg diidapnya.

“Allahu Akbar. Begitu dahsyatnya ayat2 Al Alquran, sehingga sel2 kankerpun tunduk takluk dan kembali terhadap keadaan semula.” Ungkapnya

Dari pengalaman tersebut, jadinya banyak penderita kanker yg meminta untuk diruqyah guna menggapai kesembuhan. Dan hingga dikala ini, sdh cukup banyak penderita yg sdh berhasil sembuh dan sehat, meskipun ada juga yg tidak sukses sembuh…

  Dongeng Bertaubat Dan Memperbaiki Diri Alasannya Adalah Mempersekutukan Allah

Semoga bisa menunjukkan pandangan baru dan motivasi bagi hamba-hamba Allah yang lain. Silahkan dishare bila itu berguna bagi kita semua. Baarokallahufiikum

Ditulis ulang dari Testimonial dia di Group Bimbingan Ruqyah Mandiri.

Nuruddin al Indunissy