Arsitektur informasi (atau arsitektur teknologi inforrnasi, arsitektur metode berita, infrastruktur teknologi info) ialah sebuah pemetaan atau planning keperluan-keperluan info di dalam sebuah organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 1999). Arsitektur ini memiliki kegunaan selaku penuntun bagi operasi kini atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk isyarat di kala mendatang. Tujuan dari arsitektur ini adalah biar bagian teknologi isu memenuhi keperluan-keperluan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur berita menggabungkan kebutuhan info, unsur tata cara info, dan teknologi penunjang
Sumber
|
Definisi
|
Laudon &
Laudon (1998)
|
Arsitektur isu yaitu bentuk khusus yang menggunakan teknologi informasi dalarn organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang sudah diseleksi.
|
Zwasy(1)98)
|
Arsitektur isu yaitu desain item komputer secara keseluruhan (termasuk metode jaringan) untuk menyanggupi kebutuhan-keperluan organisasi yang spesifik
|
Sebuah arsitektur isu yang rincian berisi penyusunan rencana yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut (Alter, 1992) :
- Data apa yang akan dikumpulkan?
- Di mana dan bagaimana data dikumpulkan?
- Bagaimana cara mengirimkan data?
- Di mana data akan disimpan?
- Aplikasi-aplikasi (program) apa yang akan memakai data dan bagaimana aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan sebagai suatu sistern yang utuh?
Arsitektur informasi menggunakan arsitektur teknologi yang mampu dibedakan menjadi tiga macam, yakni tersentralisasi (centralized), desentralisasi (decentralized), dan client/server.
Daftar Isi
1. Arsitektur Tersentralisasi
Arsitektur tersentralisasi (terpusat) telah diketahui semenjak tahun 1960-an, dengan mainframe selaku aktor utama. Mainframe yaitu komputer yang berskala relatif besar yang ditujukan untuk mengatasi data yang berskala besar, dengan ribuan terminal untukk mengakses data dengan tanggapan yang sungguh cepat, dan melibatkan jutaan transaksi.
Seiring dengan kemajuan teknologi info, dominasi mainframe pada lingkungan dengan komputasi terpusat menjadi berkurang sebab kehadiran minikomputer dan mikrokomputer (PC) yang berkemampuan lebih kecil namun dengan harga yang jauh lebih hemat biaya.
Implementasi dari arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (lazimdisebut komputasi terpusat). Semua pemrosesandata dilakukan oleh komputer yang ditempatkan di dalam suatu lokasi yang ditujukan untuk melayani semua pemakai dalam organisasi. Kebanyakan perusahaan yang tidak memiliki cabang menggunakan model seperti ini.
2. Arsitektur Desentralisasi
Arsitektur desentralisasi merupakan rancangan dari pemorosesan data tersebar (atau terdistribusi). Sistem pemrosesan data terdistribusi (atau biasa disebut selaku komputasi tersebar).sebagai system yang terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar padu aneka macam lokasi yang di’ hubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masing-masing komputer bisa melaksanakan pemrosesan yang serupa secara mandiri. Tetapi bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data. Dengan kata lain sistem pemrosesan data distribusi membagi metode pemrosesan dan terpusat ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, yang pada hakikatnya masing-masing subsistem tetap berlaku sebagai sistem pemrosesan data yang terpusat.
Model sederhana tata cara pemrosesan terdistribusi terdapat pada sejumlah komputer yang terhubung dalam jaringan yang memakai arsitekstur peer-to-peer, masing-masing komputer memiliki kendali kepada resource (contohnya data, printer, arau CD-ROM), tetapi memungkinkan komputer lain memakai sesumber (resource) tersebut. Sistem seperti ini menjadi panorama yang biasa sejak kehadiran PC yang mendominasi perkantoran.
Sistem pemrosesan terdistribusi mampu diterapkan dalam sebuah organisi. Setiap area fungsional (departemen) mempunyai unit pemrosesan info tersendiri.
Penerapan metode terdistribusi biasa dilaksanakan pada dunia perbankan. Setiap kantor cabang memiliki pemrosesan data tersendiri. Namun, jikalau dilihat pada operasional seluruh bank bersangkutan, sistem pemrosesannya berupa tata cara pemrosesan data yang terdistribusi.
Keuntungan dan kekurangan metode pemrosesan data tersebar.
Keuntungan
|
Kerugian
|
§ Penghematan ongkos
§ Peningkatan tanggung jawab kepada pengeluaran ongkos
§ Peningkatan kepuasaan pemakai
§ Kemudahan pencadangan dikala terjadi bencana alam
|
§ Memungkinkan kesemrawutan kendali terhadap sistem komputer
§ Ketidaksesuaian dalam menawarkan perangkat lunak dan perangkat keras
§ Kemubaziran dalam tugas
§ Standarisasi mampu tak tercapai
|
3. Arsitektur Client/Server
Dewasa ini, konektivitas antara aneka macam macam komputer sangatlah tinggi. Beragam komputer dari vendor yang bermacam-macam mampu saling berinteraksi. Istilah interoperatibilitas sering dipakai untuk menyatakan kondisi ini. Perkembangan ini karenanya juga disusul oleh kemudahan perangkat lunak untuk saling berinteraksi. Sebuah basis data pada prinsipnya dapat diakses oleh perangkat lunak apa saja. Sebagai citra, jika Anda menggunakan basis data Oracle, Anda bisa memanipulasi basis data Anda dengan memakai perangkat lunak seperti Delphi, PHP, Visual BASIC, ataupun yang lain. Dari segi perangkat lunak seperti Delphi, Anda juga bisa memanipulasi basis data lainnya mirip InterBase atau MySQL.
Client mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri. Ketika sebuah client meminta suatu data ke server, server akan secepatnya nenanggapinya dengan menawarkan data yang diminta ke client bersangkutan. Setelah data diterima, client segera melakukan pemrosesan.
(Susilawati/12127856/12.3F.14)