LATAR BELAKANG
Suatu organisasi yang melaksanakan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan melaksanakan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui acara yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk meraih tujuan organisasi. Yang sering dilaksanakan yaitu adanya kesadaran individu selaku makhluk juga memiliki impian-cita-cita atau tujuan pibadi. Tujuan langsung seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, mampu juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan menjadikan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu dibutuhkan sebuah pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut ialah adanya metode pengendalian manajemen yang baik.
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi yaitu sebuah kelompok orang dalam suatu wadah untuk memenuhi tujuan bareng , sebuah organisasi dipengaruhi oleh beberapa aspek mirip penyatuan visi dan misi serta tujuan yang serupa dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut kepada masyarakat. Dan organisasi yang baik yakni organisasi yang banyak diakui keberadaannya oleh masyarakat.
PENGENDALIAN ORGANISASI
Pengendalian ialah sebuah proses pengaturan aktifitas-aktifitas organisasi secara sisitematis semoga konsisten dengan ekspektasi yang terdapat dalam rencana, target dan persyaratan kinerja. Inti dari pengendalian adalah langkah-langkah yang menyesuaikan operasi dengan tolok ukur yang sudah ditetapkan, dasarnya ialah gosip yang dimiliki manajer. Kaprikornus pengendalian yang efektif memerlukan isu perihal tolok ukur kinerja dan kinerja positif, serta tidakan yang diambil untuk mengoreksi segala penyimpangan.
MACAM MACAM PENGENDALIAN :
1. Pengendalian Antisipatif ( freeforwort)) / pengendalian pendahuluan/ pengendalian prefentif.
Pengendalian ini berfokus pada manusia, bahan baku, sumberdaya keuangan yang mengalir kedalam organisasi. Tujuannya ialah untuk menangkal dilema / mengantisipasi resiko yang mungkin muncul saat organisasi melakukan peran. Pengendalian ini dapat dilihat dalam pemilihan dan perekrutan karyawan gres, inspeksi materi baku, pembatasan perekrutan cuma dari lulusan perguruan tinggi tinggi tertentu.
2. Pengendalian bareng ( concurrent control)
Pengendalian dilaksanakan bersama-sama dengan pelaksanaan aktivitas. Tujuan dari pengendalian ini untuk memastikan bahwa aktifitas kerja menawarkan hasil yang sempurna. Pengendalian bersama meliputi self – control , dimana karyawan memutuskan pengendalian bersama atas sikap mereka sendiri. Misalnya dalam operasi manufaktur dengan memakai alat tertentu karyawan mengukur apakah item-item yang tengah dibuat sesuai dengan standar kualitas atau tidak. Jika mereka menyaksikan kriteria kualitas tidak cocok dengan satandar maka mereka akan melaksanakan koreksi atau memberi tahu orang yang sempurna bahwa ada duduk perkara yang harus ditangani.
3. Pengendalian umpan balik ( feedback control)
Kadang-kadang disebut juga pengendalian sesudah insiden atau pengendalian output. Berfokus pada output organisasai , khususnya mutu dari produk akhir.
LANGKAH – LANGKAH PENGENDALIAN
- Membentuk patokan kinerja.
Dalam rencana strategik menajer mendefinisikan tujuan yang spesifik untuk departemen fungsional, Yang melibatkan tolok ukur kinerja yang dibandingkan dengan aktifitas organisasi. Standar kinerja bisa mencakup ” penurunan tingkat penolakan dari 15 menjadi 3 persen” ”menaikkan pengembalian atas investasi ke 7 persen”atau ”menghemat tingkat kecelakaan menjadi 100.000 jam kerja karyawan”.
Menajer harus menganggap secara hati-hati apa yang hendak mereka ukur dan bagaimana mereka akan mendefinisikannya. Khususnya ketika organisasi akan menunjukkan balas jasa pada karyawan atas pencapaian tolok ukur. Standar tersebut harus mencerminkan aktifitas tang memberi bantuan pencapaian startegi perusahaan secara keseluruhan. Standar mesti didefinisikan secara terang semoga manajer dan karyawan dapat memilih apakah aktifitas mereka mengarah ketarget. Standar harus dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab meraihnya.
- Mengukur kinerja positif
Sebagain besar organisasi membuat laporan formal menyangkut ukuran kinerja kuantitatif yang ditinjau manajer setiap hari, tiap minggu, atau bulan. Ukuran ini dihubungkan dengan persyaratan yang sudah ditetapkan dalam langkah pertam diatas. Contoh, bila target atas kemajuan pemasaran , organisasi mesti mempunyai cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data-data penjualanJ Jika organisasi telah mengidentifikasikan ukuran – ukuran yang tepat, pemeriksaan atas laporan tersebut secara reguler akan menolong manajer mengetahui apakah yang dijalankan organisasi telah berjalan sebagai mana mestinya.
- Membandingkan kinerja denga persyaratan
Ketika manajer membaca laporan atau inspeksi kefabrik, ia mengidentifikan apakah kinerja aktual memenuhi, melampaaui atau tidak meraih tolok ukur. Jika kinerja konkret menyimpang dari patokan manajer , manajer mesti menginterprediksikan penyimpangan ini. Menajer diharapkan menggali dan mencari penyebab dilema. Jika tujuan penjualan menaikkan jumlah penjualan sebesar 10 % dan seorang tenaga penjual hanya bisa menjangkau peningkatan 8%, mengapa ia gagal menjangkau target ? Barangkali beberapa klien bisnisnya gulung tikar, para pesaing memperbesar tenaga pemasaran didaerah area yang serupa.atau ia memerlukan training supaya mampu membujuk klien dengan cara yang lebih aktif. Manajer harus mengusut setiap penyimpangan untuk memahami aspek yang mensugesti kinerja tersebut.
- Mengambil langkah-langkah korektif
Jika kinerja menyimpang dari satndar, manajer harus memilih perubahan-pergeseran apa yang dibutuhkan. Dalam pendekatan pengendalian tradisional yang bersifat ”top down ” manajer memakai wewenang formal untuk melakukan perubahan yang diperlukan. Sebaliknya menajaer yang menggunakan pebdekatan pengendalian partisipatif akan bekerkjasama dengan karyawan untuk menentukan tindalkan korektif yang dibutuhkan.
Mohammad Dicky Hanif Prasetyo
Sumber:
http://www.anneahira.com/images/komunikasi-dalam-organisasi.jpg