Persoalan kesejahteraan dalam hal finansial masih menjadi problematika di golongan guru honorer di negeri ini. Kata “makmur” ibaratkan keris sakti yng diimpikan oleh orang-orang. Apakah bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh label sejahtera itu memanglah sebatas mimpi bagi orang-orang, para guru honorer itu? hingga-hingga Perlu berdemo demi sebuah status PNS yng diyakini menjdai simbol kesejahteraan para guru?
Dari masa ke kurun, masih tak sedikit guru di negeri ini yng secara finansial Amat jauh dari kata makmur, lebih-lebih orang-orang para guru honorer. Bagi yng sudah berkeluarga, orang-orang seluruh Perlu bersabar serta sungguh-sungguh tulus dalam mengajar. Sebab di lain segi, orang-orang pun punya kewajiban bagi atau mampu juga dikatakan untuk menafkahi serta mensejahterakan keluarga serta anak-anaknya. Bahkan sebagian nyambi usaha kecil-kecilan demi memadai kebutuhannya sehari-hari. Soal jadi PNS, sepertinya itu mimpi yng meski memungkinkan bagi atau mampu juga dibilang untuk diraih, namun pada kenyataannya Amat sukar mencapainya. Untuk memperoleh status PNS, orang-orang perlu waktu usang sekali, paling tak 10 tahun. Padahal, sesungguhnya pendidikan bangsa ini Amat butuh guru-guru contoh yng tak cuma mengajar, tetapi pun mendidik yang dengannya sarat cinta, keikhlasan, serta semangat demi generasi penerus bangsa biar kelak orang-orang bisa menjinjing pergantian ke arah yng lebih baik.