Siapa yng tak kenal yang dengannya Imam Syafi’i? Beliaulah Sang Pembela Sunnah Nabi dan pendiri madzhab Syafi’i yng hingga masa ini masih eksis menjadi madzhab secara umum dikuasai umat islam di seluruh penjuru dunia. Imam Syafi’i berjulukan lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibn Idris ibn Al-Abbas ibn Utsman ibn Syafi Ibn As-Sa’id Ibn Ubaid Ibn Abd Yazid Ibn Hasyim Ibn Abd al-Muthalib Ibn Abd Manaf. Berasal dari darah biru Quraisy dan masih keluarga jauh Rasulullah dari garis ayah yng bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga Rasulullah) dan dari ibunya masih yaitu cicit Ali bin Abi Thalib. Imam Syafi’i lahir di Gaza Palestina pada tahun 150 Hijriyah (767-820 M) pada zaman Dinasti Bani Abbas, pada zaman kekuasn Abu Ja’farAl-Manshur (137-159 H/754-774 M).
Ketika Imam Syafi’i berusia 9 tahun, beliau telah hafal al-Qur’an yang dengannya tanpa hambatan. Bahkan pernah sempet 16 kali khatam al-Qur’an dalam perjalanannya dari mekah menuju madinah. Sungguh karunia yng hebat dari Allah.
Setahun lantas dia pun hafal kitab Al-Muwattha’ karangan Imam Malik yng berisi 1.720 hadits opsi. Imam Syafi’i menekuni bahasa Arab di Dusun Badui Bani Bundail selama beberapa tahun, lantas kembali ke Mekah dan belajar fiqh dari Imam Muslim bin Khalid Azzanni yng pada periode itu menjdai mufti Mekah.
Guru Imam Syafii Amat tak sedikit, malah percis yang dengannya tidak sedikit muridnya. Beliau nyaris menguasai seluruh disiplin ilmu. Namun ia lebih diketahui menjdai hebat hadits dan aturan, lantaran inti pemikirannya terkonsentrasi pada dua cabang ilmu yang sudah di sebutkan. Pembelaan dia yng besar terhadap sunnah Nabi membuatnya digelari Nashiru Sunnah (pembela sunnah Nabi).