Membaca gesekan pena fiksi menjadi hobi tersendiri bagi sebagian orang. Di samping gaya bahasa serta kosakata yang tak “berat” layaknya gesekan pena non-fiksi, sebuah karya fiksi lebih terkonsentrasi pada menyentuh mental ataupun emosi pembaca. Sebuah observasi yang di kerjakan di Lab. Kognisi Dinamis Universitas Washington yang lantas diterbitkan di jurnal Psychological Science, memperoleh sebenarnya disaat seseorang membaca ukiran pena fiksi, secara mental orang-orang menstimulasikan setiap situasi baru yang orang-orang peroleh dalam alur ceritanya. Mereka menangkap rincian sensasi serta aksi dari teks fiksi yang dibaca lantas diasosiasikannya yang dengannya pengetahuan personal dan pengalaman langsung di periode lampau.
Nicole Speer menjdai ketua tim penelitian yang sudah di sebutkan mengungkapkan bahwasanya membaca sebuah teks secara mendalam yaitu suatu tindakan aktif. Dalam hal ini, bab otak seseorang yang diaktifkan disaat dia membaca, seringkali mencerminkan bab otak yang digunakannya ketiak beliau melaksanakan, mengamati, ataupun membayangkan aktifitas yang percis dalam dunia konkret.