Secara lazim, seorang guru mempunyai dua peran di dalam kelas, yaitu peran menjdai pengajar (pendidik) serta peran menjdai pengurus (manager) kelas. Dua peran ini adalah satu kesatuan yng tak bisa dijauhkan dalam pembelajaran di kelas. Atas dasar ini beliau maka seorang guru tak cukup cuma mempunyai kemampuan mengajar yng baik, tetapi pun Perlu dibarengi yang dengannya kesanggupan mengorganisir kelas yng baik. Masih tidak sedikit guru yng belum mampu melakukan pengelolaan demi terciptanya suasana kelas yng kondusif dalam proses pembelajaran. Tentu ada tidak sedikit aspek penyebabnya, bisa dari guru itu sendiri, dari siswa, ataupun lingkungan pendidikan yng tidak lebih mendukung.
Mengelola kelas ialah upaya yng di kerjakan guru bagi atau mampu juga dikatakan untuk membuat suasana kelas yng kondusif yaitu kelas yng siap bagi atau bisa juga dibilang untuk belajar, kelas yng menawarkan semangat bagi atau mampu juga dibilang untuk mencar ilmu, serta kelas yng mendukung bagi atau mampu juga dikatakan untuk belajar siswa. Pengelolaan kelas yng baik (kondusif) memiliki andil yng besar dalam keberhasilan berguru siswa. Oleh lantaran itu penting bagi seorang guru bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengerti serta menguasai aneka macam aspek dalam mengontrol serta mengorganisasikan lingkungan mencar ilmu siswa di kelas, baik lingkungan sosial, emosional, maupun lingkungan intelektual.
Seorang guru Perlu mampu mengetahui serta mengaplikasikan rancangan pengelolaan kelas yang dengannya baik andaikan ingin menemukan proses serta hasil yng optimal dalam pembelajaran yng di lakukan. Hal ini dikarenakan kemampuan mengurus kelas yng baik yaitu satu dari sekian banyaknya indikator kompetensi pedagogis seorang guru, sekalian prasyarat guru yng profesional.
Agar guru mampu melakukan pengelolaan kelas yang dengannya baik, maka tiada jalan lain selain belajar wacana tema-tema yng menjadi ruang lingkup pemaparan pengelolaan kelas. Praktek tak akan sempurna tanpa teori. Pun juga teori tak akan berguna andai tak diterapkan. Oleh lantaran itu, antara praktik serta teori terdapat suatu hubungan timbal balik yng tak boleh dijauhkan satu serta lain-lainnya
Teori-teori ihwal pengelolaan kelas bisasanya telah diberikan di dingklik perkuliahan. Ketika kita telah terjun mengajar di suatu lembaga pendidikan serta berhadapan langsung yang dengannya peserta bimbing, di situlah saatnya mengaplikasikan teori-teori yng didapatkan dari bangku perkuliahan. Untuk lebih jelasnya, amati peta konsep di bawah ini:
Pengelolaan kelas terdiri atas beberapa bagian yng mencakup: pengelolaan lingkungan kelas, pengelolaan suasana kelas, serta pengelolaan waktu dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, pengelolaan pun berpegang pada prinsip-prinsip serta pendekatan-pendekatan tertentu.
Komponen, prinsip, serta berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dipakai bagi atau mampu juga dikatakan untuk menuntaskan problem-dilema yng ada di dalam kelas yng terbagi menjadi dua, yakni masalah pengelolaan serta problem pembelajaran. Hal ini sebagaimana yng sudah di sebutkan di atas, bekerjsama guru memiliki dua peran adalah menjdai pengajar serta pengelola kelas.
Masalah pengelolaan bisa dituntaskan guru andaikan ia bisa mengimplementasikan prinsip, pendekatan, pengelolaan lingkungan, serta pengelolaan suasana kelas yang dengannya baik.
Sedangkan persoalan yng terkait yang dengannya pembelajaran bisa diselesaikan andaikan guru mampu mengimplementasikan prinsip, pendekatan, pengelolaan kegiatan, serta pengelolaan waktu dalam kelas yang dengannya baik.
Apabila guru tak mampu mengimplementasikan komponen, prinsip, dan pendekatan dalam pengelolaan kelas yang dengannya baik, maka dilema-masalah yng ada di dalam kelas tak bisa diatasi, baik yng menyangkut pengelolaan maupun pembelajaran. Dalam hal ini, guru dianggap gagal dalam melaksanakan Pengelolaan kelas bagi atau bisa juga dibilang untuk menciptakan apa yng disebut menjdai “KELAS YANG KONDUSIF”
Ahmad Mujib Sabtu, 04 April 2015 Pendidikan
Source Article and Picture :