A. Definisi
Cedera serebrovaskular atau stroke mencakup awitan datang-datang defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke sebuah bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, umumnya sekunder kepada arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari daerah lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan balasan ruptur arteri (aneurisma)(lynda juall carpenito, 1995).
Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan fatwa darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu (WHO, 1989)
B. Etiologi
Beberapa kondisi dibawah ini mampu mengakibatkan stroke antara lain :
1. Thrombosis cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menjadikan oedema dan kongesti di sekitarnya.thrombosis umumnya terjadi pada orang renta yang sedang tidur atau berdiri tidur. Hal ini mampu terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang mampu menjadikan iskemi serebral.tanda dan tanda-tanda neurologis sering kali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini mampu menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis ialah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis beragam. Kerusakan dapat terjadi lewat prosedur berikut :
§ Lumen arteri menyempit dan menjadikan berkurangnya pemikiran darah.
§ Oklusi secara tiba-tiba pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
§ Merupakan tempat terbentuknya thrombus, lalu melepaskan kepingan thrombus (embolus)
§ Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma lalu robek dan terjadi perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , kenaikan viskositas /hematokrit meningkat mampu melambatkan fatwa darah serebral.
c. . Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral ialah penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada biasanya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat metode arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
a) Katup-katup jantung yang rusak akibat rheumatik heart desease.(rhd)
b) Myokard infark
c) Fibrilasi.
Keadaan aritmia mengakibatkan banyak sekali bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d) Endokarditis oleh basil dan non basil,
Menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini mampu terjadi alasannya adalah atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menjadikan penyerapan darah kedalam parenkim otak yang dapat menjadikan pemfokusan, perubahan dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak frustasi, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling umum terjadi :
A. Aneurisma berry,biasanya defek kongenital.
B. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
C. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
D. Malformasi arteriovenous, terjadi korelasi persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
E. Ruptur arteriol serebral, balasan hipertensi yang mengakibatkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
4. Hypoksia umum
A. Hipertensi yang parah.
B. Cardiac pulmonary arrest
C. Cardiac output turun akibat aritmia
5. Hipoksia lokal
A. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
B. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
Faktor resiko
Faktor-faktor resiko stroke mampu dikelompokan selaku berikut ::
1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan dm.
2. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.
3. Penyebab emboli mci. Kelainan katup, heart tidak terstruktur atau jenis penyakit jantung lainnya.
4. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan )
5. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, tia., suplai darah menurun pada ektremitas.
6. Kemudian ada yang menandakan bahwa yang selama ini dianggap berperan dalam meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada penelitian tersebut diantaranya, adalah:
7. Merokok, memang merokok mampu merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan antara keduanya itu.
8. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat meminimalkan resiko terjadinya stroke. Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal tersebut berkaitan secara pribadi. Walaupun memang latihan yang terlalu berat dapat menjadikan mci.
9. Seks dan seksual intercouse, laki-laki dan wanita mempunyai resiko yang sama terkena serangan stroke namun untuk mci terang laki-laki lebih banyak daripada wanita.
10. Obesitas. Dinyatakan kegemukan mengakibatkan resiko yang lebih besar, tetapi tidak ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.
5. Riwayat keluarga.
Klasifikasi:
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan tanda-tanda kliniknya, ialah :
1) Stroke haemorhagi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya ketika melakukan aktivitas atau saat aktif, namun mampu juga terjadi dikala istirahat. Kesadaran pasien lazimnya menurun.
2) Stroke non haemorhagic
Dapat berbentukiskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi dikala sehabis usang beristirahat, gres bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan berikutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
Ø Tia ( trans iskemik attack)
Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa menit sampai berjam-jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan tepat dalam waktu kurang dari 24 jam.
Ø Stroke involus
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat makin berat dan bertambah jelek. Proses mampu berjalan 24 jam atau beberapa hari.
Ø Stroke komplit
Dimana gangguan neurologi yang timbul telah menetap atau permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan tia berulang.
C. Patofisiologi
Infark serbral yakni berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-aspek seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak mampu berubah (semakin lmbat atau cepat) pada gangguan setempat (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan biasa (hipoksia sebab gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik sering/condong selaku faktor penting terhadap ortak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana fatwa darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus mampu pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam ajaran darah. Thrombus mengakibatkan ;
1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
2. Edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menimbulkan disfungsi yang lebih besar ketimbang area infark itu sendiri. Edema dapat menyusut dalam beberapa jam atau adakala sehabis beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menerangkan perbaikan,cva. Karena thrombosis umumnya tidak fatal, bila tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menimbulkan edema dan nekrosis dibarengi thrombosis. Jika terjadi septik nanah akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi bengkak atau ensefalitis , atau jikalau sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat mengakibatkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, kalau aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan menjadikan akhir hayat dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, mampu meningkat anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk rentang waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral mampu terjadi oleh alasannya adalah gangguan yang bermacam-macam salah satunya cardiac arrest.
Perbedaan antara Infark dan Perdarahan Otak:
Gejala(anamnesa)
|
Infark
|
Perdarahan
|
Permulaan
Waktu
Peringatan
Nyeri Kepala
Kejang
Kesadaran menurun
|
Sub akut
Bangun pagi
+ 50% TIA
–
–
Kadang sedikit
|
Sangat akut
Lagi aktifitas
–
+
++
+++
|
Gejala Objektif
Koma
Kaku kuduk
Kernig
pupil edema
Perdarahan Retina
Pemeriksaan Laboratorium
Darah pada LP
X foto Skedel
Angiografi
CT Scan.
|
Infark
+/-
–
–
–
–
–
+
Oklusi, stenosis
Densitas berkurang
|
Perdarahan
++
++
+
+
+
+
Kemungkinan pergantian glandula pineal
Aneurisma
AVM. massa intra hemisfer/vasospasme.
Massa intrakranial densitas bertambah.
|
Perbedaan perdarahan Intra Serebral (PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Gejala
|
PIS
|
PSA
|
Timbulnya
Nyeri Kepala
Kesadaran
Kejang
Tanda rangsangan Meningeal.
Hemiparese
Gangguan saraf otak
|
Dalam 1 jam
Hebat
Menurun
Umum
+/-
++
+
|
1-2 menit
Sangat ahli
Menurun sementara
Sering fokal
+++
+/-
+++
|
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan tanda-tanda mampu berupa:
1. Stroke hemisfer Kanan
o Hemiparese sebelah kiri tubuh.
o Penilaian buruk
o Mempunyai kerentanan terhadap segi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke segi yang berlawanan tersebut.
2. Stroke yang Hemifer kiri
- Mengalami hemiparese kanan d. Disfagia global
- Perilaku lambat dan sungguh hati-hati e. Afasia
- Kelainan bidang pandang sebelah kanan. f. Mudah frustasi
D. Pemeriksaan Diagnostik
1) Rontgen kepala dan medula spinalis
2) Elektro encephalografi
3) Punksi lumbal
4) Angiografi
5) Computerized Tomografi
6) Magnetic Resonance Imaging
7) Scanning ( CT. Scan)
E. Penatalaksanaan Stroke
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-aspek kritis sebagai berikut
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu kerjakan trakeostomi, membantu pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, tergolong perjuangan memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha mendapatkan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
5. Menempatkan pasien dalam posisi yang sempurna, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
F. Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan fatwa darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi maknanya :pada badan manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghalangi reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
G. Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama ialah memperbaiki ajaran darah serebral:
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi utamanya ialah langkah-langkah pembedahan dan keuntungannya paling dicicipi oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilaksanakan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher terutama pada aneurisma.
H. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi , komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
a. Berhubungan dengan immobilisasi ; bengkak pernafasan, nyeri pada kawasan stress, konstipasi dan thromboflebitis.
b. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada tempat punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
c. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.
d. Hidrocephalus
I. Prioritas Keperawatan
a. Meningkatkan perfusi serebri dan oksigenasi yang adekuat.
b. Mencegah dan menghemat komplikasi dan kelumpuhan permanen.
c. Membantu pasien untuk menyanggupi kebutuhan sehari-hari.
d. Memberikan derma terhadap proses mekanisme jkoping dan mengintegrasikan pergeseran konsep diri.
e. Memberikan informasi ihwal proses penyakit, prognosis, pengobatan dan keperluan rehabilitasi.
J. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
- Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
- Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan badan b/d ketidakmampuan pendapatan b.d faktor biologis
- Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.
- Kerusakan komunikasi mulut b.d penurunan sirkulasi ke otak.
- Sindrom defisit self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan mobilitas fisik
- Risiko nanah b.d imunitas badan primer menurun, mekanisme invasif
- Kurang wawasan keluarga perihal penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan dan keterbatasan kognitif
- Gangguan eliminasi BAB b/d imobilisasi
- Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
- Risiko stress berat/injuri berafiliasi dengan penurunan kesadaran