Bagaikan sebuah kincir angin yang menguras sumber teanga dari udara sekitarnya yang bergrak, maka anda pun mampu mengingatkan otak anda untuk menghimpun gagasan dari mana saja. Kemudian alihkanlah proses pemikiran anda itu ke dalam aktivitas kerja yang konkret. Berusahalah mencapai kadar jumlah yang sebanyak mungkin lebih dahulu, dan biarkanlah reaksi penuh daya cipta dalam diri anda itu melakukan pekerjaan lebih giat dalam diri anda untuk mencapai satu keimpulan.
Bersikaplah selalu ingin tau. Berhenti sebentar, menengok, dan mendengarkan, kemudian ajukanlah pertanyaan. Bersikaplah teliti. Jangan hingga anda melupakan sebuah di lingkungan anda tanpa di manfaatkan. Temukanlah di mana letaknya kegiatan itu, lalu himpunlah pemikiran itu. Bersikaplah tahan uj. Jadikanlah pencetusan pemikiran itu selaku projek kyang mengkonsumsi waktu penuh untuk anda. Sediakanlah senantiasa kertas dan pinsil di tangan atau dalam tas anda sehingga pada setiap ketika anda mampu mencatat pemikiran -pemikiran yang timbul ketika-waktu.
Terapkanlah ide anda itu kamana saja anda pergi jikalau mungkin. Jangan tumpukan gagasan itu jadi barang penghiasmap atau benda arssp semata-mata. Mulailah anda menghimpunnya dan menerapkannya kepada masalah-problem yang anda hadapi. Jelmakanlah ide-gagasan lamake dalam ide-pemikiran gres. Gagasan yang kecil robahlah ke dalam ide besar.
Untuk melihat bagaiman sistim kincir anginini melakukan pekerjaan , marilah kita tinjau riwayat hidup Howard Landis.
Oleh sebab kesulitan keuangan pihak keluarganya maka Howard tidak sempat menuntaskan pelajaranya di sekolah menengah. Ia telah kawin dalam usia muda. Oleh sebab itu dia terpaksa mencari pekerjaan walaupun dengan bayaran rendah. Ia melakukan pekerjaan pada sebuah perusahaan besar. Ia kurang begituh di sukai oleh pihak atasannya oleh sebab ia terlampau bersifat ingintau dan suka masuk campur dalam problem segala-galanya. Ia suka sekali bertanya, mengapa begini dan begitu, di dalam setiap tugas yang diberikan kepadanya. Di tidak hanya mengerjakn peran itu begitu saja sebagaiman adanya. Melaikan beliau melaksanakan tantangan kepada acara berkala , pikirannya berbikir bagaiman menyelenggarakan perobahan dan pertumbuhan dalm tugas itu. Bahakan kadang kala sampai menyentuh soal sistim itu sendiri. Ia tak ingin mengerjakan sesuatu projek sampai tuntas sebelum beliau percaya betul bagaimana caranya ia bisa merampungkanya dengan jalan yang seefektif dan efisien mungkin.
Pada waktu jam istirahat makan Howard memanfaatkan peluang untuk menemui orang-orang dari bagian lain di perusahaan itu. Ia mengajukan pertanyaan ihwal pekerjaan mereka, buatan perusahaan itu, bagaimana pemasaranya, dan segala apa saja yang ai anggap menawan perhatianya.
Pihak atasanya kian lama makin menjadi jenuh dengan sikapnya yang banyak suka banyak bertanya bagaimana cara melakukan,mengapa demiakian, kapan harus dilakukan dan diatasi, dan apa yang layak ditempuh bila sekiranya terjadi begini dan begitu. Howard mulai memanfaatkan waktu senggang selama istirahat makan itu dengan jalan mengumpulkan bahan gosip, melancarakan ide gres dan melaksanakan inovasi gres sehubungan dengan hasil bikinan perusahaan itu, tatkala majikannya memperoleh fakta ini, beliau menjadi naik pitam. Akan namun oleh sebab pemikiran itu sudah di terapkan dalam perkembangan peran, maka beliau alihkan pelaksanaan pada bagian pengembangan usaha dalam lingkungan perusahaan itu. Gagasan itu mampu di terima oleh pihak departemen pengembangan usaha itu dan mereka malah meminta supaya Howard dipinahkan tugasnya ke dalam bagian itu.
Sekarang ini Howard sudah menjadi seorang pemegang kunci utama di dalam pertumbuhan program usaha yang inovatif. Ia mendapatkan gaji yang cukup tinggi. Keinginanya yang serba mau tahu saja dalam aneka macam soal, sikapnya yang tidak mau membisu atau terima begitu saja sesuatu kenyataa, serta kemaunya yang keras dalam usahanya itu menciptakan beliau sesorang eksklusif yang mampu dapat menanggulangi kekurangan dirinya dalam bidang pendidikan.