Antara Kebaikan Dan Dosa

Assalamu’alikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Dalam perjalanan hidup insan dimuka bumi ini dipandang sangat perlu untuk melakukan berbagai amalan yang bagus berdasarkan syariat islam. Karena segala langkah-langkah kebaikan yang dijalankan dengan nrimo ikhlas semata-mata mencari ridha Allah, maka selaku bekal untuk menuju hidup yang awet. Kebahagian dan kesengsaraan yang dicicipi diakhirat kelak tergantung amalan kita saat hidup didunia. Bila selam hidup ini senantiasa berbuat kebaikan sesuai dengan syariat islam, maka ke bahagian yang hendak diperoleh. Namun sebaliknya bila selama hidupnya sarat dengan lumuran dosa, maka kesengsaraan yang hendak menimpa.

Untuk itu pada saat hidup ini haruslah kita gunakan beraktifitas untuk menuju kebaikan dalam rangka mencari ridha Allah swt. Adapun yang dimaksud kebaikan ialah apa saja yang risikonya bisa menenangkan jiwa dan menentramkan hati. Kaprikornus dengan kebaikan yang dilakukannya, maka jiwa akan tenang dan hati tentram. Dan yang disebut dosa adalah: apa saja yang menimbulkan jiwa yang tidak tenang, dan hati pun tidak tentram:

Artinya: yang disebut kebajikan yaitu apa saja yang balasannya dapat menenangkan jiwa, dan menentramkan hati. Dan yang disebut dosa ialah apa yang menimbulkan jiwa menjadi tidak damai, dan menjadikan hati tidak tentram, walau pun orang fatwah (saran padamu).

Dari Nawas bin Sam’an r.a. dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Kebaikan adalah budbahasa yang bagus, sedangkan dosa yaitu segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain melihatnya.” (Muslim).

Secara bahasa, al-birr bermakna kebaikan. Bahkan sebagian ulama mendefinisikan “al-birr” ini dengan suatu nama/istilah yang mencakup segala jenis bentuk kebaikan. Sehingga tidaklah ada satu bentuk kebaikan pun, melainkan dicakup oleh kata al-birr ini. Meskipun demikian, terdapat juga ulama yang secara khusus menawarkan makna yang dimaksud dari kata al-birr ini, diantara maknanya adalah korelasi baik, ketaatan, dan kelembutan.

  Dalil Perintah Biar Berdoa Terhadap Allah

Dalam Al-Qur’an, berbagai ayat-ayat yang menggunakan kata atau akar kata al-birr ini. Sejauh pengamatan penulis, setidaknya terdapat delapan kata al-birr yang disebutkan dalam al-Qur’an, yang berupa mashdar. Sedangkan kalau ditelusuri dari akar katanya, setidaknya akan kita dapatkan delapan belas kali kata ini disebutkan dalam Al-Qur’an. Dan dari delapan belas kata al-birr dalam Al-Qur’an ini, mampu diklasifikasikan selaku berikut :

1. Kebaikan dalam arti umum

ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Seperti firman Allah swt. (Al-Maidah: 2), “Dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan bahu-membahu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kau kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]……”Oleh alhasil, Allah swt. melarang kita untuk menyuruh orang lain melakukan kebaikan, sementara kita sendiri tidak melaksanakannya: “Mengapa kalian menyuruh orang

lain untuk melaksanakan kebaikan, sedangkan kamu melupkan dirimu sendiri, padahal kalian membaca al-kitab (Taurat), maka tidakkah kamu berfikir?” (Al-Baqarah: 44)

2. Kebaikan dalam arti birrul walidain

Kebaikan mirip ini yaitu sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam QS. Maryam: 14, “Dan berbakti terhadap kedua orangtuanya, dan bukanlah ia orang yang angkuh lagi durhaka.”

3. Kebaikan dalam bersedekah.

Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an (Ali Imran: 92), “Kamu sekali-kali tidak akan hingga pada kebajikan (yang sempurna), sebelum kau menafkahkan harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan bahwasanya Allah mengetahuinya.”

4. Kebaikan dalam bentuk sifat manusia yang bagus.

Seperti yang Allah swt. firmankan (Ali Imran: 193), “Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bareng orang-orang yang berbakti.”

  Tiada Keindahan Malam, Kecuali Munajad Terhadap Allah

5. Keluasan cakupan bentuk kebaikan

Yaitu sebagaimana yang Allah swt. jelaskan dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah: 177)

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Artinya: kebijakan bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebijakan yaitu (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi–nabi dan memberikan harta yang dicintainya terhadap kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekaka hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati kesepakatan apabila berjanji, dan orang yang tabah dalam. kemelaratan, penderitaan dan pada masa pertempuran. mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Demikian sekilas yang mampu kami sampaikan lewat mimbar kuliah tujuh menit, dengan penuh impian biar kita selau gemar untuk melaksanakan berbagai kebaikan dan mau pula meninggalkan tindakan dosa, agar kita termasuk hamba-Nya yang betul-betul menjangkau kebahagian dunia wal darul baka. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.