Pemahaman Konstruksi Teori Observasi Agama

Pengertian “Konstruksi Teori” Penelitian Agama 
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta Mengartikan konstruksi ialah cara membuat (menyusun) bangunan–bangunan (jembatan dan sebagainya); dan mampu pula bermakna susunan dan relasi kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori mempunyai arti usulan yang dikemukakan selaku suatu keterangan perihal suatu peristiwa (insiden); dan memiliki arti pula asas-asas dan aturan-aturan umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu wawasan. Selain itu, teori dapat pula mempunyai arti pertimbangan , cara-cara, dan hukum-aturan untuk melakukan sesuatu.
Selanjutnya, dalam ilmu observasi teori-teori itu pada hakikatnya ialah pernyataan mengenai sebab akhir atau tentang adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam penduduk , contohnya kita ingin meneliti tanda-tanda bunuh diri. sudah mengetahui ihwal teori integrasi atau kohesi sosial dari Emile Durkheim (seorang ahli sosiologi Perancis kenamaan), yang menyampaikan adanya relasi kasatmata antara lemah dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri dari pengertian–pemahaman tersebut, kita dapat memperroleh suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Ksnstruksi teori yaitu susunan atau bangunan dari suatu pertimbangan , asas-asas atau hukum–aturan mengenai sesuatu yang antara suatu dan yang lain saling berhubungan, sehuingga membentuk sebuah banunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, investigasi yang dikerjakan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti pengusutan, tujuan pokok dari aktivitas penelitian ini yakni mencari kebenaran-kebenaran objektif yang ditarik kesimpulan melalui data-data yang terkumpul. Kebenaran– kebenaran objektif yang diperoleh tersebut lalu dipakai selaku dasar atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam problem-duduk perkara teoritis dan mudah bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan.
Dengan demikian, observasi mengandung arti upaya memperoleh balasan atas sejumlah dilema berdasarkan data-data yang terkumpul.
Barikutnya, sampailah kita terhadap pengertian agama. Telah banyak hebat-hebat ilmu wawasan mirip antropologi, psikologi, sosiologi, dan lain-lain yang mengcoba mendefinikan agama. R.R. Maret salah seorang ahli antropologi Inggris, menyatakan bahwa agama ialah yang paling susah dari semua perkataan untuk didefinisikan alasannya adalah agama ialah menyangkut lebih ketimbang cuma anggapan, ialah perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dari berdasarkan segi-sisi emosionalnya meskipun idenya kabur.Harun Nasution menyebutkan adanya empat komponen penting yang terdapat dalam agama, ialah :1) komponen kekuatan mistik yang dapat mengambil bentuk Dewa, Tuhan, dan sebagainya; 2) bagian doktrin insan bahwa kesejahterahannya di dunia ini dan hidupnya di darul baka nanti amat tergantung terhadap adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud; 3) komponen respond yang bersifat emosional dari manusia yang mampu mengambil bentuk perasaan takut, cinta, dan sebagainya; dan 4) unsur pahan adanya yang kudus (sacred) dan suci yang mampu mengambil bentuk kekuatan gaib. 
Dari definisi-definisi tersebut, Harun Nasution selannjutnya menyebutkan adanya empat bagian penting yang terdapat dalam agama, yakni: 1) Unsur kekuatan gaib yang mampu rnengambil bentuk ilahi, atau Tuhan, dan sebagainya: 2) Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat nanti amat bergantung terhadap adanya hubungan baik dengan kekuatan mistik yang dimaksud : 3) Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang mampu mengambil bentuk perasaan takut, cinta dan sebagainya dan 4) Unsur paham adanya yang kudus (Sacred) dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung pedoman-ajaran agama yang bersangkutan, dan dalam bentuk kawasan-daerah tertentu.