Malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (Nur), menurut salah satu hadist Nabi Muhammad, yang berbunyi “Malaikat sudah diciptakan dari cahaya.”
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَبْدٌ أَخْبَرَنَا وَقَالَ اِبْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
Telah menceritakan terhadap kami Muhammad Bin Rafi’ Abdu Bin Humaid, berkata Abdu: Telah mengkabarkan kepada kami, sedangkan ibnu Rafi’ berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazak telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah R.A Berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang sudah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian” .(Shahih Muslim 2996-60).
Iman terhadap malaikat yaitu bab dari Rukun Iman. Iman terhadap malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak mampu melihat mereka, dan bahwa mereka yaitu salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan senantiasa taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah niscaya malaikat, cuma Allah saja yang mengenali jumlahnya.
Mereka tidak dapat dilihat
عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَ سَلَّمَ: يَا عَائِشَةَ هَذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَئُكَ السَّلاَمَ, قَالَتْ : وَ عَلِيْهِ السَّلاَمَ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ هُوَ يَرَى مَا لاَ أَرَى (متفق عليه)
Dari Abu Salamah sesungguhnya ‘Aisyah x berkata, rasulullah r bersabda: “Wahai ‘Aisyah, ini Jibril tiba dan dia menyampaikan salam kepadamu! ‘Aisyah pun menjawab: Begitu pula ‘alaihis salam wa rahmatullah (baginya keselamatan dan rahmat Allah), ia dapat melihatku sedangkan aku tak mampu melihatnya.(Muttafaq ‘Alaihi)
Walaupun manusia tidak mampu menyaksikan malaikat namun jika Allah berkehendak maka malaikat mampu dilihat oleh manusia, yang umumnya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
Allah telah mensifati Malaikat dalam Al-Qur’an Karim dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.
“Wahai Orang-orang yang beriman, jagalah diri kau dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya dari manusia dan watu. Di dalamnya ada para malaikat yang sangat keras, tidak pernah berbuat kemaksiatan terhadap perintah Allah dan selalu melakukan apa yang diperintahkannya” (QS. At-Tahrim: 6)
Di ayat lain Allah juga berfirman: “Sebenarnya (Malaikat) yakni hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS. Al-Anbiya: 26–27) :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۚ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ .لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ.
“Dan cuma terhadap Allah apa-apa yang ada di langit, di bumi dari jenis hewan dan Malaikat, mereka bersujud dalam keadaan tidak sombong. Mereka takut terhadap Tuhan-Nya yang di atas dan mengerjakan apa yang diperintahkan“ (QS. An-Nahl: 49 – 50)
Oleh sebab itu tidak mungkin para Malaikat itu berbuat maksiat kepada Tuhannya sementara mereka maksum (tersadar) dari kesalahan dan memiliki abjad berbuat ketaatan.
Mengenai wujud malaikat, telah dijabarkan di dalam Al Qur’an. ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“ Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menyebabkan malaikat selaku utusan-delegasi (untuk mengorganisir berbagai macam permasalahan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menyertakan pada ciptaan-Nya apa yang diinginkan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1) ”
Kemudian dalam beberapa hadits dibilang bahwa Jibril mempunyai 600 sayap, Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dibilang bahwa Hamalat al-‘Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud malaikat tidak mungkin mampu dilihat dengan mata telanjang, alasannya adalah mata manusia tercipta dari komponen dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan bisa menyaksikan wujud dari malaikat yang asalnya berisikan cahaya, cuma Nabi Muhammad SAW yang bisa melihat wujud orisinil malaikat bahkan hingga dua kali. Yaitu wujud orisinil malikat Jibril. Mereka tidak bertambah bau tanah ataupun bertambah muda, keadaan mereka kini sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah insan dan jin lebih digemari oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, alasannya insan dan jin mampu menentukan pilihannya sendiri berlawanan dengan malaikat yang tidak mempunyai opsi lain.
Malaikat mengemban peran-peran tertentu dalam mengurus alam semesta. Mereka mampu melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
Diantara tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, Dia membuat makhluk yang jauh lebih besar dari pada jin dan insan, selalu taat terhadap perintah dan mematuhi aturannya, dalam jumlah yang sungguh banyak. Saking banyaknya, tidak ada satupun yang tahu populasinya kecuali Allah yang menciptakannya. Allah menimbulkan mereka selaku pasukan-Nya (junudullah).
Berikut beberapa dalil yang pertanda jumlah malaikat,
Pertama, firman Allah yang menyebutkan tentang pasukan-Nya,
وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ . لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ . لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ . عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ.
“Tahukah kau apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit insan. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS. Al-Muddatsir: 27 – 30)
Ketika turun ayat ini, Abu Jahal bekomentar:
أما لمحمد من الجنود إلا تسعة عشر.
“Muhammad tidak mempunyai pasukan kecuali 19 orang.”
Menanggapi ucapan lancang ini, Allah menurunkan ayat selanjutnya yang menceritakan penjaga neraka. Di tamat ayat Allah memastikan,
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
“Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan Tuhanmu kecuali Dia. Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi insan.” (QS. Al-Muddatsir: 31).
Ketika menafsirkan ayat ini, Al-Qurthubi mengatakan,
وما يدري عدد ملائكة ربك الذين خلقهم لتعذيب أهل النار إلا هو أي إلا الله جل ثناؤه.
“Tidak ada yang tahu jumlah Malaikat Tuhanmu, yang Dia ciptakan untuk menyiksa penghuni neraka kecuali Dia, yaitu Allah Ta’ala”. (Tafsir Al-Qurthubi, 19/82).
Kedua, hadis wacana langit merintih
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا.
“Sesungguhnya saya melihat apa yang tidak kalian lihat, saya mendengar sesuatu yang tidak kalian dengar. Langit merintih… dan patut baginya untuk merintih. Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang menaruh dahinya, bersujud kepada Allah. Demi Allah, andaikan kalian mengenali apa yang saya pahami, pasti kalian akan sedikit tertawa dan sering menangis…” (HR. Ahmad 21516, Turmudzi 2312, Abdurrazaq dalam Mushanaf 17934. Hadis ini dinilai hasan lighairihi oleh Syuaib Al-Arnauth).
Allaahu akbar…, betapa banyaknya jumlah mereka..
Ketiga, hadis tentang baitul ma’mur
Ketika dinaikkan ke langit (kejadian mi’raj), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat banyak hal luar biasa. Diantaranya yakni baitul ma’mur. Beliau menceritakan,
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ.
Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Akupun bertanya terhadap Jibril, dia menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, saban hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi potensi terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207, Muslim 164, Nasai 448 dan yang yang lain).
Subhanallaah..
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa takut kepada-Nya dan mengagungkannya.
=============================================================
Sekarang ini, banyak ditemui di antara kaum muslimin yang banyak disibukkan dengan banyak sekali sesuatu, sehingga beliau jarang bertemu dengan saudara, shahabat atau orang-orang lain yang dikenalnya. Maka dikala dia dapati ada seseorang hendak berjumpa dengan orang yang beliau kenal baik sebab sebuah persoalan yang harus diatasi dengannya, iapun menitip salam melalui orang tersebut kepada saudara atau shahabatnya itu. Ia berpesan, ‘Mas, titip salam ya untuk si Fulan’, atau ‘Pak, bila nanti berjumpa dengan si Fulan, sampaikan salamku untuknya’ atau semisal yang yang lain.
Namun, apakah sikap ‘titip salam itu’ telah dikenal di abad Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam?. Atau adakah dalil-dalil tentang duduk perkara itu di dalam hadits-hadits yang shahih?.
Oleh sebab itu, untuk menetralisir syubhat dan keraguan akan hal itu akan dibawakan di dalam pembahasan ini dalil-dalil dan penjelasan para ulama ihwal hal tersebut. Di antara dalil-dalilnya ialah selaku berikut,
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, ‘Jibril pernah datang terhadap Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata,
يَا رَسُوْلَ اللهِ هَذِهِ خَدِيْجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فَيْهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَ مِنِّى وَ بَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِى اْلجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيْهِ وَ لَا نَصَبَ
“Wahai Rosulullah, khadijah akan tiba kepadamu dengan membawa ember yang berisi cuka, masakan atau minuman. Apabila ia tiba kepadamu, maka sampaikanlah salam kepadanya dari Rabbnya dan dariku. Dan berikan kabar besar hati kepadanya bahwa dia berada di dalam sebuah rumah di dalam surga yang yang dibuat dari mutiara yang berongga yang tidak terdapat kegaduhan di dalamnya dan tidak pula keletihan”. [HR al-Bukhoriy: 3820, 7497].
Dari Anas bin Malik radliyallahu anhu berkata,
جَاءَ جِبْرِيْلُ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم وَ عِنْدَهُ خَدِيْجَةُ قَالَ: إِنَّ اللهَ يُقْرِئُ خَدِيْجَةَ السَّلَامَ فَقَالَتْ: إِنَّ اللهَ هُوَ السَّلَامُ وَ عَلَى جِبْرِيْلَ السَّلَامُ وَ عَلَيْكَ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ
Jibril tiba menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan di sisi Beliau ada Khadijah radliyallahu anha. Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jallah menyampaikan salam terhadap Khadijah”. Lalu dia berkata, “Sesungguhnya Allah itu yakni as-Salam, salam pula untuk Jibril dan salam dan Rahmat Allah (biar dilimpahkan) juga untukmu”. [HR al-Hakim: 4908, an-Nasa’iy, al-Bazzar dan ath-Thabraniy di dalam al-Kabir].
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolaniy rahimahullah, “Dari hadits tersebut terdapat faidah agar seseorang menjawab salam terhadap orang yang mengirimkan salam dan kepada orang yang menitipkan salam kepadanya”.
Dari Aisyah radliyallahu anha, bantu-membantu Rosulullah Shallalahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya,
يَا عَائِشَةُ هَذَا جَبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلَامَ فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لَا أَرَى –تريد النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم
“Wahai Aisyah, ini Jibril memberikan salam kepadamu”. Aisyah berkata, “Salam juga untuknya, rahmat dan berkah Allah supaya dilimpahkan kepadanya. Engkau dapat menyaksikan kasus-perkara yang tidak dapat aku lihat –yang dimaksud adalah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam-“. [HR al-Bukhoriy: 3217, 3768, 6201, 6249 Muslim: 2447, Abu Dawud: 5232 dan at-Turmudziy: 2846.]
Di dalam musnad al-Imam Ahmad terdapat embel-embel , Aisyah radliyallahu anha berkata,
فَقُلْتُ: وَ عَلَيْكَ وَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
‘Aku menjawab, “Salam pula untukmu (ialah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam) dan biar salam, rahmat dan berkah Allah Azza wa Jalla dilimpahkan untuknya”. [HR Ahmad: VI/ 117].
Tugas Malaikat Jibril ‘Alaihissalam
Dalil Jibril pembawa wahyu sbb :
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ(192)نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ(193)عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ(194)بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ(195)وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ
Dan bergotong-royong Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, ia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kau menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi perayaan, dengan bahasa Arab yang jelas. Dan bantu-membantu Al Qur’an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu.
Ada dalil lagi sbb :
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi isyarat serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
Ada ayat lagi sbb :
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ(102)
Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang sudah beriman, dan menjadi isyarat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (terhadap Allah. )
Ayat tsb menyatakan bahwa Jibril di perintahkan untuk menyampaikan wahyu ke hati Muhammad . Walaupun demikian , tugasnya tidak cuma untuk menenteng wahyu kadang turun untuk menyambut lailatul qadar sebagaimana ayat :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami sudah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengendalikan segala masalah. Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar. (QS Al-Qadr 97: 1-5)
Jibril juga bertugas untuk membela Nabi SAW ketika ada duduk perkara dengan istri – istrinya sebagaimana ayat :
وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ
Jika kamu berdua bantu-membantu menyulitkan Nabi, maka bekerjsama Allah ialah pelindungnya dan Jibril dan orang-orang mukmin yang baik serta u Malaikat-malaikat ialah penolongnya pula.
Jibril juga datang untuk memberi tahu kotoran di Sandal Nabi SAW sebagaimana hadis sbb :
Abu Said Al Khudri ra berkata :
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ قَالُوا رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ إِنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا أَوْ قَالَ أَذًى وَقَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا
Suatu saat, Rasulullah saw melaksanakan salat jamaah, lalu melepaskan kedua sandalnya dan diletakkan di sebelah kiri. Ketika pengikut Jamaah melihatnya ,mereka turut melemparkan sandalnya. Ketika menuntaskan salat, beliau bersabda :” Mengapa kamu lemparkan sandalmu ?”.
Mereka menjawab :kami lihat anda melemparkan sandal, kami mengikutimu “.
Beliau bersabda: “ Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dengan memberi tahu bahwa ada kotoran di kedua sandal. “.
Rasulullah saw bersabda :” Bila seseorang dantaramu datang ke masjid, lihatlah. Bila melihat kotoran di kedua sandalnya,usapkan, lalu kerjakan salat dengannya “. HR Abu Dawud 650 . Hadis sahih
Jibril tiba untuk membacakan quran di paras Nabi SAW sebab peran dari Allah sebagaimana hadis :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ * .
Ibnu Abbas ra berkata : Rasulullah SAW yaitu paling gemar memberi , lebih lebih di bulan Ramadlan dikala berjumpa dengan Jibril pada tiap malam Ramadlan , kemudian membacakan al quran kepadanya. Rasulullah SAW sangat gemar memberi dan cepat mengerjakan kebaikan melebihi angin ribut. HR Bukhori / Bad ul wahyi / 5 . Muslim / Fadloil / 4268. Nasai /Shiyam / 2068. Ahmad / Musnad Banu Hasyim /2485
Jibril di beri peran untuk mengajari agama sebagaimana hadis sbb :
عَنْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّصلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إلا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّه ِصلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ
Dari Umar bin Khotthob berkata : “ Pada sebuah hari kami disisi Rasulullah saw , lantas seorang lelaki berpakaian sungguh putih berambut sangat hitam, tak terlihat bekas berpergian, seseorang di antara kami tidak mengenalnya sampai duduk di sisi Nabi saw, kemudian menyandarkan dua lututnya ke dua lutut Nabi saw, lantas menaruh dua tapak tangannya ke dua paha Nabi saw, kemudian berkata : “ Wahai Muhammad ! Beritahu aku wacana Islam . Rasul menjawab: “ Islam hendaklah kau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bantu-membantu Muhammad ialah utusanNya, kamu melaksanakan salat, memperlihatkan zakat, berpuasa bulan ampunan, menunaikan haji jikalau mampu “.
Lelaki menjawab : “ Benar “.
Umar berkata : “ Kami tertegun. Dia mengajukan pertanyaan kemudian membenarkan ,”
Lelaki berkata: “ Beritahukan saya perihal iktikad !
Nabi menjawab: “ Hendaklah kamu beriman terhadap Allah, malaikat, kitab – kitab suci, utusan – delegasi, hari tamat, keyakinan kepada takdir yang bagus maupun buruk “. Lelaki berkata :” Benar, lantas beritahulah saya tentang Ihsan “.
Nabi saw bersabda : “ Beribadahlah kepada Allah seolah kau melihatNya . Bila kau tidak melihatNya, bergotong-royong Dia melihatmu ,”
Lelaki berkata : “ Beritahukan kepadaku tentang hari kiamat.
Nabi saw menjawab: “ Orang yang ditanya tidak lebih mengatahui daripada penanya .”
Lelaki berkata: “Beritahukan saya ihwal tanda – tanda nya ?
Nabi saw bersabda ; “ Budak perempuan melahirkan majikannya,”
Menurut penyusun buku : “ Banyak masalah durhaka kepada orang tua seperti menghina dan mencacinya ,”
Kamu lihat orang – orang yang tak beralas kaki, telanjang, kéré, pengembala kambing sama berlomba – kontes dalam pembangunan.
Lantas laki-laki tersebut pergi. Setelah itu Nabi saw bersabda: “ Wahai Umar ! Apakah kau tahu siapakah penanya itu ?
Aku berkata: “ Allah dan RasulNya lebih mengetahui ,”
Nabi saw bersabda: “ Dia yakni Jibril, datang kepadamu untuk mengajari agamamu .” HR Muslim / Iman / 8. Tirmidzi / Iman / 2610 . Nasai / Iman / 4990 . Abu Dawud / Sunah / 4695 . Ibnu Majah / Muqaddimah / 63.
Jibril datang untuk mengajari shalat pada Rasulullah SAW sebagaimana hadis sbb :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا فَدَخَلَ عَلَيْهِ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ أَخَّرَ الصَّلَاةَ يَوْمًا وَهُوَ بِالْعِرَاقِ فَدَخَلَ عَلَيْهِ أَبُو مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيُّ فَقَالَ مَا هَذَا يَا مُغِيرَةُ أَلَيْسَ قَدْ عَلِمْتَ أَنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ فَصَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ بِهَذَا أُمِرْتُ فَقَالَ عُمَرُ لِعُرْوَةَ اعْلَمْ مَا تُحَدِّثُ أَوَأَنَّ جِبْرِيلَ هُوَ أَقَامَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقْتَ الصَّلَاةِ قَالَ عُرْوَةُ كَذَلِكَ كَانَ بَشِيرُ بْنُ أَبِي مَسْعُودٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ عُرْوَةُ وَلَقَدْ حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ فِي حُجْرَتِهَا قَبْلَ أَنْ تَظْهَرَ
…………….Dari Ibnu Syihab berkata : sebetulnya Umar bin Abd Aziz pada suatu hari meng akhirkan salat , lalu Urwah bin Zubair masuk kepadanya , lalu memberitahu bahwa Mughirah bin Syu`bah pada sebuah hari pernah mengakhirkan salat di Irak . Lantas Abu Mas`ud Al anshari masuk kepadanya , kemudian berkata : Apa ini wahai Mughirah ! Bukankah kamu tahu bahwa Jibril turun , lalu melaksanakan salat dan Rasulullah SAW juga melaksanakan salat , kemudian Jibril melaksanakan salat , kemudian Rasulullah SAW juga ikut melakukannya . Lalu Jibril melaksanakan salat , kemudian Rasulullah SAW juga menjalankannya . Jiril melakukan salat , kemudian Rasulullah SAW juga ikut menjalankannya .
Lalu Jibril berkata : dengan ini aku diperintahkan .
Umar berkata kepada Urwah : Kethauilah apa yang kau katakan . Atau Jibril cuma membaca qamat untuk Rasulullah SAW waktu salat .
Urwah berkata : Memang begitu , Basyir bin Abu Mas`ud bercerita dari ayahnya .
Urwah berkata : Sungguh Aisyah bercerita kepadaku , bergotong-royong Rasulullah SAW melakukan salat Asar dan matahari masih di kamarnya sebelum matahari keluar dari kamar. HR Bukhari 522
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُرْوَةُ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَتْهُ أَنَّهَا قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ قَالَ لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيتُ وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلَالٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ فَنَادَانِي فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
Aisyah pernah mengajukan pertanyaan kepada Nabi SAW : Apakah ada hari yang lebih berat bagimu dari pada perang Uhud .
Rasulullah SAW bersabda : Sungguh saya sudah banyak mengalami apa yang ku alami dari kaummu , dan paling berat adalah pada hari Aqobah . Aku memperlihatkan diriku terhadap Ibnu Abdiyalail Kulal . Dia tidak mau menyanggupi apa yang ku kehendaki .
Aku pergi dengan murung , saya tidak sadar kecuali aku sudah berada di Qarnuts tsa`alib
Aku melihat ke atas , saya di naungi awan . Aku melihat di dalamnya Jibril lalu mengundang saya lalu berkata : Sesungguhnya Allah sudah mendengar perkataan kaummu padamu dan jawaban mereka padamu . Allah telah mendelegasikan malaikat gunung ( Malaikat yang bertugas mengendalikan gunung ) supaya kamu beri perintah padanya sesuai dengan kehendakmu .
Malaikat gunung itu memanggil aku ,membaca salam padaku , kemudian berkata : Wahai Muhammad ! Terserah kau . Bila kau mau saya tumpahkan dua gunung ini kepada mereka .
Nabi SAW bersabda : Aku masih berharap supaya Allah mengeluarkan dari sulbi mereka orang yang menyembah Allah yang Maha Esa dan tidak menyekutukan padaNya dengan sesuatu . Muttafaq alaih Bukhari 3231
Jibril turun untuk menyampaikan salam
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, ‘Jibril pernah tiba kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata,
يَا رَسُوْلَ اللهِ هَذِهِ خَدِيْجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فَيْهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَ مِنِّى وَ بَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِى اْلجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيْهِ وَ لَا نَصَبَ
“Wahai Rosulullah, khadijah akan tiba kepadamu dengan membawa ember yang berisi cuka, kuliner atau minuman. Apabila dia tiba kepadamu, maka sampaikanlah salam kepadanya dari Rabbnya dan dariku. Dan berikan kabar bangga kepadanya bahwa dia berada di dalam suatu rumah di dalam surga yang yang dibuat dari mutiara yang berongga yang tidak terdapat kegaduhan di dalamnya dan tidak pula keletihan”. [HR al-Bukhoriy: 3820, 7497].
Dari Anas bin Malik radliyallahu anhu berkata,
جَاءَ جِبْرِيْلُ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم وَ عِنْدَهُ خَدِيْجَةُ قَالَ: إِنَّ اللهَ يُقْرِئُ خَدِيْجَةَ السَّلَامَ فَقَالَتْ: إِنَّ اللهَ هُوَ السَّلَامُ وَ عَلَى جِبْرِيْلَ السَّلَامُ وَ عَلَيْكَ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ
Jibril tiba menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan di segi Beliau ada Khadijah radliyallahu anha. Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jallah menyampaikan salam kepada Khadijah”. Lalu beliau berkata, “Sesungguhnya Allah itu yaitu as-Salam, salam pula untuk Jibril dan salam dan Rahmat Allah (semoga dilimpahkan) juga untukmu”. [HR al-Hakim: 4908, an-Nasa’iy, al-Bazzar dan ath-Thabraniy di dalam al-Kabir].
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolaniy rahimahullah, “Dari hadits tersebut terdapat faidah semoga seseorang menjawab salam kepada orang yang mengantarkan salam dan kepada orang yang menitipkan salam kepadanya”.
Dari Aisyah radliyallahu anha, bergotong-royong Rosulullah Shallalahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya,
يَا عَائِشَةُ هَذَا جَبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلَامَ فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لَا أَرَى –تريد النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم
“Wahai Aisyah, ini Jibril memberikan salam kepadamu”. Aisyah berkata, “Salam juga untuknya, rahmat dan berkah Allah agar dilimpahkan kepadanya. Engkau dapat menyaksikan masalah-kasus yang tidak dapat aku lihat –yang dimaksud yakni Nabi Shallallahu alaihi wa sallam-“. [HR al-Bukhoriy: 3217, 3768, 6201, 6249 Muslim: 2447, Abu Dawud: 5232 dan at-Turmudziy: 2846.]
Jibril ikut bantu dalam pertempuran sebagaimana hadis sbb :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَجَعَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ وَوَضَعَ السِّلَاحَ وَاغْتَسَلَ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ وَقَدْ عَصَبَ رَأْسَهُ الْغُبَارُ فَقَالَ وَضَعْتَ السِّلَاحَ فَوَاللَّهِ مَا وَضَعْتُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَيْنَ قَالَ هَا هُنَا وَأَوْمَأَ إِلَى بَنِي قُرَيْظَةَ قَالَتْ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Aisyah ra , bahu-membahu Rasulullah SAW saat kembali pada hari perang Khandaq dan menaruh senjata , lalu mandi , datanglah Jibril dan kepalanya sarat dengan abu kemudian berkata : Kamu telah meletakkan senjatamu , demi Allah , aku belum meletakkannya .
Rasulullah SAW bersabda : Kemana ?
Jibril berkata : Ke sini , lalu berisarat ke Banu Quraidhah .
Aisyah ra berkata : Lantas Rasulullah SAW pergi kepada mereka . Muttafaq alaih , HR Bukhari 2813.
Dalam hal ini ada ayat al quran yang menerangkannya sbb :
إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ ءَالَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ(124)بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ ءَالَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ(125)
(Ingatlah), saat kau mengatakan kepada orang mu’min: “Apakah tidak cukup bagi kau Allah menolong kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”ya (cukup), bila kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan saat itu juga itu juga, niscaya Allah menolong kau dengan limaribu Malaikat yang menggunakan tanda.
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ أَبِيهِ وَكَانَ أَبُوهُ مِنْ أَهْلِ بَدْرٍ قَالَ جَاءَ جِبْرِيلُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا تَعُدُّونَ أَهْلَ بَدْرٍ فِيكُمْ قَالَ مِنْ أَفْضَلِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا قَالَ وَكَذَلِكَ مَنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ
Dari Mu`adz bin Rifa`ah bin Rafi` al zurqi dari ayahnya yang juga tergolong pasukan perang Badar berkata : Jibril tiba kepada Nabi SAW , kemudian berkata : Bagaimanakah penilaianmu ihwal tentara Badar
Rasulullah SAW bersabda : Termasuk kaum muslimin yang paling utama atau kalimat yang seperti dengannya .
Jibril menjawab : Begitu juga malaikat yang datang pada perang Badar . HR Bukhari 3992, asli
حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ بَدْرٍ هَذَا جِبْرِيلُ آخِذٌ بِرَأْسِ فَرَسِهِ عَلَيْهِ أَدَاةُ الْحَرْبِ
………….Dari Ibnu Abbas ra , sesungguhnya Nabi SAW bersabda pada hari Badar : Ini Jibril memegang kepala kudanya dengan senjata perang . HR Bukhari 3995 .
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَعْدٍ قَالَ رَأَيْتُ عَنْ يَمِينِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ شِمَالِهِ يَوْمَ أُحُدٍ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا ثِيَابُ بَيَاضٍ مَا رَأَيْتُهُمَا قَبْلُ وَلَا بَعْدُ يَعْنِي جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام
…………….Dari Sa`ad berkata : Aku melihat di kanan kiri Rasulullah SAW pada hari perang Uhud dua lelaki yang mengenakan busana putih . Aku belum pernah menyaksikan mereka sebelum dan sesudahnya – ya`ni Jibril dan Mikail .
Membacakan salam untuk Aisyah sebagaimana hadis sbb :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَذَا جِبْرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلَامَ فَقَالَتْ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لَا أَرَى تُرِيدُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
……………..Dari Aisyah ra , bergotong-royong Nabi SAW berkata terhadap Aisyah , wahai Aisyah ! Ini Jibril membacakan salam untuk mu .
Aisyah berkata :
وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dan terhadap Jibril salam , rahmat dan kebekahanNya .
Kamu menyaksikan apa yang tidak ku lihat , tujuannya nabi .
Muttafaq alaih , HR Bukhari 3217
Jibril tiba untuk menyuwuk sebagaimana hadis :
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ جِبْرِيلَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ فَقَالَ نَعَمْ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
……………Dari Abu Said , bekerjsama Jibril datang terhadap Nabi SAW , kemudian berkata : Wahai Muhammad kau sakit ?
Rasulullah SAW bersabda : Ya .
Jibril membaca :
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
Dengan nama Allah , aku menyuwukmu dari segala sesuatu yang menyakitimu , dari kejelekan setiap orang atau mata orang yang hasud . Allah menyembuhkanmu , dengan nama Allah aku menyuwukmu . HR Muslim 2186
Menenggelamkan Firaun sebagaimana hadis :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي عَدِيُّ بْنُ ثَابِتٍ وَعَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ ذَكَرَ أَحَدُهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ذَكَرَ أَنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ يَدُسُّ فِي فِي فِرْعَوْنَ الطِّينَ خَشْيَةَ أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَرْحَمَهُ اللَّهُ أَوْ خَشْيَةَ أَنْ يَرْحَمَهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Dari Sa`id bin Jubair , salah satunya menuturkan dari Nabi SAW , sesungguhnya Jibril menggelamkan Firaun ke dalam tanah / ke dasar bahari hawatir ia membaca la ilaha illallah , lalu di beri rahmat oleh Allah atau hawatir Allah merahmatinya. HR Tirmidzi 3108 .
Abu Isa berkata : Ini hadis hasan asli gharib dari jalur ini .
Hadis tsb lemah sebab perawi bernama Atha` bin Assaib yang tertuduh syi`ah dan Said bin Jubair yang kabur hapalannya . Ia juga berlawanan dengan ayat :
حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ ءَامَنْتُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الَّذِي ءَامَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ آ ْلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ ءَايَاتِنَا لَغَافِلُونَ
); hingga kalau Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya tergolong orang-orang yang berserah diri (terhadap Allah)”.Apakah sekarang (baru kau yakin), padahal bahwasanya kau telah durhaka sejak dahulu, dan kau tergolong orang-orang yang berbuat kerusakan.Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu biar kamu mampu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang tiba sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
Ayat terahir ini menerangkan Firaun baca kalimat tauhid dan Allah mengetahuinya , tapi dalam hadisb tsb menyatakan Firaun di tenggelamkan ke tanah hingga tidak baca kalimat tauhid . Sudah pasti , jikalau hadis itu di katakan otentik , mesti menyalahkan ayat dan ini kekeliruan yang sangat . Makara kisah itu kedustaan belaka dan kelirulah orang yang menyatakan hasan sahih .
Wallohu A’lam Bisshowab