BAB II
PEMBAHASAN
- Konsep Belajar dan Prinsip – Prinsip mencar ilmu anak
Menurut pandangan behaviorisme, berguru yaitu suatu proses pergeseran sikap yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur (messurable). Pendekatan kognitif beropini bahwa berguru ialah selaku perubahan pertumbuhan. Menurut pandangan konstruktivisme anak ialah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Anak membangun pengetahuannya saat mereka bermain.De Vries(2000). Aliran ini banyak mewarnai tentag konsep mencar ilmu anak, dan menekankan pentingnya keterlibatan anak dalam proses belajar, belajar menyenangkan bagi anak, alami, melalui bermain dan memberi potensi pada anak untuk mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut pendekatan high/scope, anak mempunyai kesempatanuntuk menyebarkan pengetahuannya lewat interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar mesti dapat mendukung aktifitas mencar ilmu.
Belajar adalah proses pergantian perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan.S.Nasution(1985)
Dari pengertian tersebut mampu dicermati bahwa komponen – bagian mencar ilmu tersebut adalah
- Proses/ kegiatan
Dalam mencar ilmu akan terjadi proses atau acara yang dijalankan oleh individu yang sedang mencar ilmu apakah aktivitas mencar ilmu didalam kelas atau aktivitas diluar kelas. Berbagai kegiatan yang dijalankan ketika belajar tentunya tidak cuma melibatkan fisik namun juga melibatkan mental dan emosional.
- Pengalaman
Ketika mencar ilmu, individu yang sedang belajar melakukan interaksi dengan lingkungan berguru. Lingkungan berguru bukan cuma lingkungan fisik namun lingkungan sosial. Contoh lingkungan fisik : lingkungan sekitar, area belajar, media dan sumber mencar ilmu. Lingkungan sosial meliputi: guru, anak – anak lainnya, orang sampaumur. Dari hasil interaksi antara anak dengan lingkungan mencar ilmu maka akan menimbulka pengalaman mencar ilmu.
Menurut Janice Beaty (1995) lingkungan belajar anak harus terbebas dari hal – hal yang menciptakan anak mejadi depresi. Selain lingkungan mencar ilmu yang menggembirakan perlu pula diamati keselamatan anak.
- Perubahan sikap
Perubahan perilaku ialah hasi mencar ilmu. Setelah seseorang mencar ilmu maka akn berubah perilakunya baik pengetahuan perilaku maupun keahlian. Perubahan sikap tersebut meliputi pengetahuan, sikap dan kemampuan. Untuk anak – anak TK selain ketiga faktor tersebut juga anak harus mampu melakuakn tugas – peran perkembangan dengan baik. Karna pada setiap faktor kemajuan anak harus dapat menciptakan atau mengembangkan kemajuan dan hasil belajarnya.
Berikut ini adalah pola perkembangan dan hasil belajarnya:
a. Dalam kemajuan sosial personal dan emosional anak dapat :
1) Peduli terhadap dirinya sendiri dan keselamatan dirinya
2) Mengembangkan kemandiriannya
3) Bermain secara lebih kooperatif
4) Menyadari dan menghargai keperluan dan perasaan orang lain danbelajar mematuhi hukum
b. Dalam bahasa dan komunikasi anak mesti mampu:
1) Memiliki kelucuan bahasa dan menciptakan dongeng
2) Menggunakan bahasa untuk banyak sekali tujuan mirip menerangkan, menjawab pertanyaan dan berbagi gagasan
3) Berpatisipasi dalam percakapan
4) Mengekspresikan keperluan dan perasaanya secara tepat dan sebagainya.
c. Dalam kemajuan kognitif anak mesti dapat :
1) Memahami dan memakai proses matematik seperti mencocokkan, memilih, menggolongkan, menghitung dan mengukur.
2) Mengembangkan pengetahuannya untuk memperhatikan dan menggunakan perasaannya
3) Memilih dan mengkatagorisasian benda – benda dalam kelompok dan sebagainya
d. Dalam kemajuan fisik anak mesti dapat
1) Berlari, melempar,melompat, menangkap dan lain – lain
2) Mengembangkan kesadaran kepada daerah
3) Menyenangi aktivitas – acara yang energetik
4) Mengembangkan kenaikan kontrol dan gerak kepada jari dan tangannya
- Prinsip – Prinsip Belajar Anak
Prinsip belajar ialah ketentuan hukum yang mesti dijadikan pegangan didalam pelaksanaan aktivitas belajar. Sebagai sebuah hukum prinsip mencar ilmu akan sungguh memilih proses dan hasil mencar ilmu. Djadja Djadjuri (1997) mengemukakan bahwa belajar anak berlawanan dengan berguru orang akil balig cukup akal sebab anak belajar setiap dikala. Prinsip – prinsip belajar anak akan menawarkan implikasi terhadap tugas guru. Berikut ini adalah prinsip – prinsip berguru anak:
1. Anak yaitu Pebelajar Aktif
Ketika kita mengatakan anak aktif, yang penting yang perlu kita pahami ialah sifat – sifat multi dimensional dari aktivitas anak tersebut. Pertama, ketika mereka bergerak mereka mencari stimulasi yang mampu mengembangkan peluang anak untuk belajar. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya sebagai alat untuk mencar ilmu dan meibatkan semua alat indranya. Ketiga, anak adalah akseptor yang aktif dalam mencari pengalamannya sendiri.
2. Belajar Anak dipengaruhi oleh kematangan
Kematangan ialah suatu era dimana kemajuan dan perkembangan meraih titik kulminasi untuk melaksanakan tugas perkembangan tertentu. Kematangan yang dicapai oleh setiap individu pada prinsipnya berbeda. Implikasinya terhadap guru yaitu guru harus memahami bagaimana kematangan anak itu dapat diraih, dan menetapkan apa yang mesti dilakukan dalam memfasilitasi kematangan tersebut. Belajar anak akan lebih baik kalau anak sudah mempunyai kematanga.
3. Belajar Anak dipengaruhi oleh lingkungan
Anak mendapatkan wawasan dan keterampilan tidak hanya dari kematangan, tetapi lingkungan memperlihatkan donasi yang sangat memiliki arti dan sangat mendukung proses mencar ilmu anak. Anak akan berguru dengan baik bila merasa aman dan nyaman secara psikologis. Bredecamp & Cople (1997), mengemukakan bahwa “lingkungan mesti memungkinkan anak dapat melakukan proses berguru. Lingkungan tersebut bukan cuma lingkungan fisik, namun juga lingkungan psikologis” agar belajar anak maksimal, maka diharapkan lingkungan yang dapat menstimulasi anak untuk melaksanakan aneka macam kegiatan sehingga anak mampu membuatkan pengertian barunya lewat mengamati atau ikut serta dengan guru dengan anak – anak yang lain atau dengan orang cukup umur lainnya.
4. Anak mencar ilmu lewat variasi pengalaman fisik dan interaksi sosial
Pengalaman fisik adalah pengalaman yang diperoleh anak lewat pengindraan terhadap objek – objek yang ada dilingkungan sekitar anak lewat memanipulasi langsung, mendengar, menyaksikan, meraba, merasa, menyentuh serta melakukan dengan benda – benda yang ada di lingkungan anak. Dengan acara tersebut anak – anak akan memperoleh wawasan wacana benda – benda, bagaimana benda itu melakukan pekerjaan dan anak mencari korelasi antara benda satu dengan benda lain.
Menurut Vigotsky ketika anak bermain dan berkata dengan kalangan atau dengan guru dan dengan orang sampaumur yang lain, mereka menyebarkan, mengubah, menafsirkan ilham – idenya.
5. Anak belajar dengan gaya yang berlainan
Menurut Kovake (1991) bahwa setiap anak memiliki gaya belajar yang berlawanan. Ada yang bertipe auditif, ada yang tipe visual atau kinestetik. Contoh anak yang tipe visual, akan menyikapi sesuatu secara lebih baik terhadap apa yang mereka lihat. Anak yang tipe auditif, ia akan menanggapi lebih baik terhadap apa yang mereka dengar. Gaya belajar anak yang kinestetik adalah yang selalu mesti bergerak dan secara terus menerus menjamah benda untuk mendapatkan rancangan.
6. Anak belajar lewat bermain
Menurut Spodel dalam Kostelnik (1995)”bermain diartikan selaku suatu yang fundamental, karna lewat bermain anak menemukan dan memproses berita, mencar ilmu tentang hal – hal baru dan melatih kemampuan yang telah ada. Melalui bermain anak mampu mengerti menciptakan dan memanipulasi simbol – simbol dan melakukan percobaan dengan peran – tugas sosial.
- Variable Strategi Pembelajaran
Pembelajaran dipandang sebagai suatu tata cara karena berisikan komponen – komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Komponen – bagian tersebut melputi : tujuan, materi, taktik pembelajaran dan sumber, siswa dan guru. Komponen – unsur tersebut tidak dapat dipisahkan alasannya adalah satu sama lain saling berhubunga dan saling ketergantungansehingga memiliki efek sinergestik (terpadu).
Dalam menentukan taktik pembelajaran anda perlu memperhatikan bagian – komponen tersebut ialah : tujuan, bahan (tema), kegiatan, media sumber, anak dan guru. Komponen – bagian tersebut kita sebut dengan variabel taktik pembelajaran.
- Karakteristik Tujuan
Karakteristik tujuan di taman kanak – kanak ialah tujuan yang berhubungan dengan bidang – bidang pengembangan yaitu : perkembangan kognitif, pengembangan bahasa, pengembangan emosi, pengembangan motorik dan pengembangan sikap dan nilai, pengembangan kreativitas.
Untuk berbagi kognitif anak diperlukan seni manajemen yang mampu menumbuhkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, menyimpulkan. Contoh yang dapat dijalankan anak dalam menyebarkan kesanggupan berpikir yakni mengetahui dan mengeksplorasi lingkungan sekitar, mengenal orang, objek dan benda – benda yang ada, mengerti badan dan perasaannya sendiri.
Untuk memajukan pengembangan kreativitas anak, strategi yang mampu diperhitungkan oleh guru ialah seni manajemen yang mampu meningkatkan rasa ingin tahu dan membuatkan khayalan anak, bisa mencari dan mendapatkan tanggapan dan menemukan kekerabatan – relasi gres.
Untuk menyebarkan kesanggupan yang berhubungan dengan kemampua bahasa anak guru dapat menentukan taktik yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak , mengatakan, membaca dan menulis permulaan dan kemampua berkomunikasi.
Untuk menyebarkan emosi anak guru mampu menentukan dan menggunakan taktik yang mampu menggerakkan anak untuk dapat mengekspresikan perasaan yang menyenangkan dan tidak mengasyikkan secara lisan dan tepat, mempunyai empati dan kepedulian kepada orang lain.
Untuk berbagi motorik, guru mampu menggunakan taktik yang memungkinkan anak dapat melaksanakan aktivitas – aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas jasmani yang menantang bagi anak tetapi tidak membahayakan.
Untuk berbagi kemampuan sikap dan nilai – nilai guru mampu menggunakan strategi yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan – kebiasaan yang dilandasi oleh budbahasa dan agama. Memberikan pengalaman belajar yang memungkinkan anak menghargai dan mengasihi lingkungan.
- Materi / Tema
Materi pembelajaran di TK tentunya dengan pendekatan tematik yang tersusun dalam tema – tema yang ada dilingkungan anak dan sesuai denga minat anak. Setiap tema tentunya mempunyai taktik yang harus diadaptasi dengan karakteristiktema tersebut. Contoh : untuk mengajarkan tema Gejala Alam dengan sub tema : Banjir, dengan sub tema ini apabila didaerah erat TK tersebut ada banjir, asal tidk membahayakan, guru mampu menentukan strategi yang memungkinkan anak mendapatkan pengalama langsung adalah menjinjing anak menyaksikan daerah banjir. Selesai kunjungan dari tempat banjir anak secara individual diminta untuk menceritakan perihal pengalamannya saat mereka berkunjung kedaerah banjir.
- Kegiatan
Kegiatan ialah faktor yang perlu diperhitungkan dalam memilih dan menggunakan taktik pembelajaran. Kegiatan belajar didalam kelas dan aktivitas berguru diluar kelas pastinya berbeda. Menurut Gordon & Browne dalam Moeslichatoen (1996) ada aktivitas yang sesuai apabila dijalankan dalam dikelas, tetapi selain itu juga ada kegiatan yang cuma cocok dikerjakan diluar kelas.
Contoh aktivitas didalam kelas :
a. Pengembagan kreativitas
b. Bermain dengan balok – balok kecil
c. Bermain dengan alat diatas meja
d. Bermain drama
e. Pengembangan bahasa
f. Pengembangan wawasan matematika
g. Musik
Contoh kegiatan diluar kelas :
1. Menggunakan peralatan memanjat
2. Menggunakan perlengkapan ayunan
3. Menggunakan pasir dan air
4. Dengan balok – balok besar
5. Pengemangan wawasan alam
6. Musik
- Anak
Anak yakni individu yang unik, dimana anak senantiasa ingin bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang sungguh berpengaruh, memiliki potensi untuk mencar ilmu dan bisa mengekspresikan diri secara inovatif. Anak akan selalu bergerak dan melibatkan otot kasarnya contohnya: berlari, berlangsung, melompat, melempar, merayap, merangkak dan melakukan kegiatan fisik yang lain. Selain memakai aktivitas fisik, anak juga mempunyai dorongan yang besar lengan berkuasa untuk mengenal lingkungan, alam sekitar, lingkungan sosial secara lebih baik. “ anak ingin mengerti segala sesuatu yang dilihatdan didengar”(Hidlebrand dalam Moeslihatun,1996).
Dengan melibatkan alat indranya anak akan mendapatkan sesuatu melalui menyaksikan, mendengar, meraba, merasa, mencium, memanipulasi, mengeksplorasi, menyelidiki. Anak akan menemukan desain, relasi, menambah perbendaharaan kata, saat beliau berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Curovsky dalam Maxim (1984), antara rentang usia dua hingga empat tahun ada sebuah masa yang disebut dengan linguistik genius, dimana anak senang dengan kata – kata, memakai kata – kata dengan bebas, anak senang bermain dengan bahasa, bereksperimen dengan bahasa.
- Media dan Sumber Belajar
Media dan sumber mencar ilmu ialah salah satu aspek yang perlu diperhitungkan dalam memilih media dan sumber belajar. Media dan sumber mencar ilmu di Taman Kanak-kanak adalah perlengkapan yang dapat mendukung perkembangan fisik motorik, sosial, emosi, kognitif, kreativitas dan bahasa. Media dan sumber berguru tersedia pada area – area belajar atau objek pribadi yang ada dilingkungan anak. Area – area yang mesti ada yakni : area pasir dan air, area balok, area rumah atau area bermain drama, area seni, area manipulatif, area membaca dan menulis, area pertukangan kayu, area musik dan gerak, area komputer, area mengolah masakan.
- Guru
Guru ialah motor dalam melaksanakan pembelajaran di Taman Kanak – kanak. Kepiawaian guru memilih dan memakai taktik pembelajaran akan sangat menentukan kesuksesan berguru anak.guru Taman Kanak-kanak mesti mampu menentukan dan menggunakan strategi yang memungkinkan anak belajar dan berkembang, menggembirakan bagi anak, anak mampu melibatkan seluruh indranya, sehingga belajar anak menjadi memiliki arti.
- PERMAINAN BALOK
Anak – anak Bermain : Pusat Kegiatan Permainan Balok
Dipusat permainan balok, anak – anak bermain baik sendiri – sendiri maupun secara berkelompok memakai balok dengan berbagai bentuk serta ukuran. Secara alami anak – anak dipancing untuk datang ketempat ini karna sungguh aktif, menyenagkan dan inovatif. Permainan balok sungguh penting bagi perkembangan anak diberbagai bidang tergolong diskusikan a, kemampuan sosial, pengetahuan kesanggupan matematika, kemampuan motorik dan kemampuan dan kesanggupan dalam pembelajaran sosialnya.
Pusat permainan kotak – kotak tersebut membiarkan anak membangun bangunan – bangunan, mempelajari perihal ketinggian dan periode, mengenali bentuk, melakukan pekerjaan sama, mengembangkan koordinasi mata – tangan dan mencar ilmu bagaimaa membersihkan dan menyimpan segala sesuatunya kembali.
- Tahap – tahap pengerjaan bangunan
a. Membawa, balok dibawa berkeliling dan tidak digunakan untuk membangun. Kegiatan ini dijalankan anak – anak yang masih sungguh muda.
b. Baris, anak – anak menciptakan baris horizontal melintangi lantai atau dalam baris vertikal.
c. Menjembatani, anak – anak menghubungkan dua kotak dengan jarak diantaranya dengan menambahkan kotak yang ketiga
d. Penutupan, anak – anak sering kali meletakan balok selaku cara untukmenutupi sebuah ruanga. Menjembatani dan menutupi adalah tergolong masalah – masalah teknis bangunan yang masih awal yang dipecahkan anak. Kemampuan membangun ini kemudian berkembang sehabis anak tersebut terbiasa memakai balok tersebut.
- Pola – acuan dekorasi, ketika anak – anak telah mendapatkan lebih banyak lagi kesanggupan dengan memakai balok, maka pola – teladan dekorasi akan terlihat dalam permainan mereka. Biasanya teladan – pola ini sungguh simetris bangunan – bangunan biasanya belum diberi nama.
- Pemberian Nama untuk Permainan, dimulainya bantuan nama dalam hubungannya dengan fungsi dalam drama peran. Sebelumnya anak – anak mesti menamai bangunan – bangunan mereka, namun sekarang nama – nama tersebut memiliki hubungan dengan fungsi bangunan tersebut.
- Memberi Nama dan Kegunaanya untuk Bermain, Bangunan – banguna yang dibentuk oleh anak – anak kini menggambarkan bangunan yang sebenarnya. Bangunan tersebut bisa ialah imitasi dari bangunan yang populer atau ciptaan mereka sendiri
- Dampak pada daerah – kawasan pertumbuhan
- Perkembangan bahasa
Bahasa dapat dikembangkan melalui permainan dengan balok. Ini bisa dilakuakn dengan cara membangun bangunan, memberi nama dan membahas ihwal apa yang sudah dibangun dan menjelaskan mengenai bentuk serta ukuran dari balok tersebut, membahas dan merencanakan pembuatan bangunan dengan anak – anak yang lain, mendikte sebuah narasi dengan bangunan tersebut, mendengarkan dongeng dari buku yang bekerjasama dengan acara bangunan tersebut dan menerima perbendaharaan kata – kata mirip “sama” dan “beda”, “panjang” dan “pendek”.
- Perkembangan Keterampilan Sosial
Anak – anak mengembangkan kesanggupan sosialnya sambil bermain dengan balok. Ini terjadi dikala mereka menggunakan balok bersama-sama dengan anak –anak lainnya, melihat apa yang telah dilaksanakan anak – anak lainnya dan menirunya, membangun bersama anak – anak lainnya, beradu pertimbangan dan juga berpendapat sama dengan anak lainnya, membagi perencanaan dan pembangunan, menggunaan bangunan tersebut bareng dan membiarkan anak – anak lain menggunakan apa yang telah ia bangkit dan ikut serta dalam drama peran yang berpusat di bangunan tersebut. Mereka berguru menghargai perjuangan anak – anak yang lain. Mereka membuatkan rasa kompetensi sejalan dengan dicapainya tujuan – tujuan pribadinya. Mereka merasakan kepuasan selagi bermain bersama.
- Perkembangan Pengetahuan dan Kemampuan Matematika
Kotak – kotak dapat dipakai untuk menelusuri konsep – desain selaku berikut:
1) Ukuran, bentuk, kala, tinggi, isi, ruang, arah, acuan dan pemetaan
2) Pengamatan, penggolongan, pengurutan dan peramalan
3) Penggunaan yang berbeda untuk tujuan yang serupa (contohnya menaruh sebuah kotak tegak lurus atau mendatar)
4) Keseimbangan dan kesetimbangan
5) Pengukuran dan penghitungan
6) Persamaan dan perbedaan
7) Persamaan, ekivalen (dua blok kotak sama dengan satu kotak ganda)
8) Pemesanan atas dasar ukuran dan bentuk
9) Pemecahan problem
10) Pemikiran yang imajinatif dan kreatif
11) Stabilitas, gaya tarik bumi, interaksi gaya serta asal usul bahan
12) Coba – coba
- Perkembangan Motorik
Bermain dengan balok ikut berbagi otot – otot besar maupun kecil. Anak – anak berguru mengendalikan kotak dengan berbagai jenis ukuran dan periode, menyeimbangkan benda – benda dan menggunakan kesanggupan motorik mereka. Mereka juga belajar untuk melakukan pekerjaan ditempat fisik yang dikehendaki. Mereka berbagi koordinasi mata tangan serta ketepatan. Kemampuan manual disempurnakan sejalan dengan acara mereka mirip mengangkat, menahan dan menampung bagian – bagian. Persepsi visual diperkuat sebagaimana mereka menilai keseimbangan.
- Perkembangan Kemampuan Pembelajaran Sosial
Anak – anak mampu mempelajari lingkungannya dengan cara membangun versi lingkungannya. Dengan engetahui lebih banyak lagi perihal balok tersebut ialah cara yang tepat untuk mempelajari ihwal kayu, bagaimana kotak tersebut dibuat dan kenapa pengukuran kriteria sungguh penting.
- Menyiapkan Pusat Kegiatan Balok
Pilihlah sebuah daerah yang jauh dari daerah – kawasan sibuk yang lain didalam kantor. Balok harus tersedia ditempat yang kondusif, dimana tidak akan tersenggol oleh anak – anak yang berpindah dari bagian ruanga yang satu kebagian ruangan lainnya. Pusat aktivitas balok semestinya tidak digunakan untuk kegiatan – acara yang lain, biar struktur bangunan mampu bertahan usang dari hari ke hari.
Kegiatan – aktivitas di pusat aktivitas balok sering memakai drama peran dan mampu difokuskan untuk memerankan tugas anggota keluarga. Karena alasan ini dan juga karena tingkat aktivitas dari pusat – pusat acara ini, maka dianjurkan supaya pusat acara balok tersebut berada erat dengan sentra drama tugas.
Jumlah balok, kombinasi bentuk balok dan jumlah ruangan yang diperlukan akan beraneka ragam tergantung pada usia anak didalam kelas. Balok yang besar, bolong, silinder, panjang setengah lingkaran dan segitiga seluruhnya dipakai untuk membangun bangunan – bangunan yang besar. Balok yang terbuat dari karton juga bisa digunakan alasannya ringan dan lebih mudah bagi beberapa anak untuk digunakan. Balok kayu bisa digabungkan dengan balok yang yang dibuat dari karton guna memberi efek yang menarik.
Balok tersebut dipajang dirak terbuka dengan ketinggian yang sesuai untuk anak – anak agar anak – anak bisa menjangkaunya dengan gampang. Balok – balok dengan ukuran serta bentuk yang sama sebaiknya dikelompokkan menjadi satu. Balok tersebut sebaiknya dipajang sepanjang rak agar seluruh bab balok tersebut mampu dilihat dan tidak cuma dipajang dengan memberikan bagian pendeknya. Rak balok juga sebaiknya ditndai supaya anak – anak bisa mengenali dimana mencari dan menyimpan kembali balok tersebu. Untuk melakukan ini, suatu tanda yang seukuran dan sebentuk dengan balok tersebut ditempel kan pada bagian belakang rak, atau suatu gambar dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan balok ditempelkan pada bab ujung depan rak.
Kotak penyimpanan denga isi kotak (misalnya: mainan orang – orangan, hewan, mobil – mobilan kecil, pesawat, kapal – kapalan, dan perca – perca ) seharusnya diletakka diatas rak dengan balok tadi. Benda – benda pelengkap lainnya juga mesti tersedia mirip (contohnya: topi yang digunakn para pekerja, tiket untuk dibagi – bagikan oleh kondektur, uang – uangandan tali) untuk melengkapi permainan balok.
- Peran Tim Pengajar
Tanggung jawab pertama dari tim pengajar yaitu menyiapkan daerah bermain balok biar mampu dipakai dan mempesona bagi anak – anak.jumlah dan kerumitan balok dan bahan – materi pembantu yang lain akan bergantung pada usia anak – anak.
Peran guru dalam mengarahkan dan membimbingdipusat permainan balok yaitu:
a. Mengamati tingkat keikut sertaan anak – anak, jenis bangunan yang dibentuk dan apakah mereka bekerja sendiri – sendiri atau dalam golongan.
b. Mendorong semua anak supaya lebih banyak menghabiskan waktunya dipusat aktivitas permaianan balok.
c. Memberikan komentar yang membangun atas hasil pekerjaan anak – anak.
d. Berilah pertanyaan yang menolong anak – anak menyelesaika masalahnya sendiri dari pada memberi mereka jawabannya.
e. Tambahlah materi – materi bila diharapkan.
f. Cari dan bacalah buku – buku yang berhubungan dengan apa yang sedang dibangun anak – anak tersebtu.
g. Rencanakanlah perjalanan keluar menurut berita dari jenis bangunan tertentu atau mengenai topik dan untuk mengikuti anjuran – rekomendasi dari anak.
h. Tulislah tanda – tanda untuk bangunan – bangunan.
i. Biarkanlah anak – anak mempertahankan bangunannya semalaman jika mereka menghendaki demikian.
Aspek lain dalam mengarahkan pekerjaan anak – anak dalam sentra permaianan balok yakni dengan mengawasi jumlah anak yang mampu bekerja disana disuatu ketika tertentu. Ini bergantung pada ukuran area, anak – anak tertetu yang sedang bekerja disana, dan jenis – jenis bangunan yang sedang dibentuk. Sebaiknya tidak boleh ada peraturan yag ketat mengenai berapa jumlah anak yang boleh bermain disaat yang serupa namun tidak juga direkomendasikan untuk menghalangi jumlah anak yang boleh melakukan pekerjaan dipusat balok, ini mesti diperlakuakan sebagai situasi yang memerlukan pemecahan problem dan ditentukan bersama anak – anak.
- Tugas dan Kegiatan
Memulai suatu tugas dipusat aktivitas ialah ha yang sangat baik bagi guru. Contohnya sesudah perjalanan kesalah satu toko ikan terdekat, selenggarakan aktivitas – aktivitas lanjutan setelahnya didalam kelas seperti mengarang cerita tentang perjalanan terebut, melukis gambar, mengolah masakan ikan dan membuat toko ikan. Guru juga mampu menambah peran dengan menanyakan pada anak – anak toko – toko apa lagi yang mereka lihat sepanjang perjalanan.
Anak –anak juga akan memakai materi –materi seni untuk melukis gambar dari bangunannyasebelum diruntuhkan. Mereka bisa menciptakan grafik dari ukuran serta bentuk dari bangunan balok itu sendiri. Mereka mampu menggunakan balok untuk membandingkan kurun dari aneka macam jenis benda yang ada didalam ruangan.
Anak – anak juga menikmati menciptakan rintangan kelas dengan balok – balok yabg besar. Kegiatan ini mampu memakan ukuran daerah yang cukup luas, hingga mungkin aktivitas – aktivitas lain harus dipindahkan. Menyeimbangkan, memanjat dan merangkak dibawah meja dan berlangsung diatas papan yang ditaruh dilantai akan mengasyikkan bagi anak – anak.
- Memasak
- Anak – anak bermain : Memasak dan mencar ilmu perihal kuliner
Makanan sungguh penting untuk semua kegiatan kita. Kita makan guna menjaga kesehatan tubuh kita dan menerima tenaga. Namun bagi beberapa orang makanan hanyalah masakan. Makanan membawa kenangan atau kenangan perihal sesuatu atau seseorang. Harumnya roti yang masih hangat menciptakan kita membayangkan nenek kita sendiri menggunakan celemek sedang mengambil potonga roti hangat yang masih panas dari dalam panggangan, untuk kemudian diiris dan diolesi selai mentega elok dan madu.
Melalui pengalaman dari kuliner, anak – anak bisa bellajar perihal orang dan tempat lain. Para guru mampu memperkenalkan kuliner khas dari daerah tertentu, seperti kudapan manis dumpling dan meminta anak – anak membuatnya untuk makan siang.
Bagi keuarga yang berjuang demi menerima makanan dalam jumlah yang besar bagi anak – anaknya atau yang telah melewati periode krisis, masakan merupakan hal yang sungguh berguna. Para orang bau tanah mungkin mengkhawatirkan anak – anaknya kekurangan gizi dan rela berada dalam antrian berjam – jam untuk berbelanja masakan apa saja yang tersedia. Anak – anak yang tinggal dalam situasi seperti itu mungkin akan mencar ilmu untuk tidak menyia – menyiakan masakan, dan akan menyantap apa saja yang disajikan kepadanya.
Ketika diberi peluang, semua anak akan bahagia membantu peran – tugas mengolah makanan masakan sederhana. Bahkan anak yang berusia dua atau tiga tahun mampu membuat bubur krntang, mengolesi selai diatas roti, atau membantu membanting – banting campuran roti dan mencicipi kepuasan karena melaksanakan pekerjaan yang sebenarnya.
Berbagai pengalaman dengan banyak sekali kombinasi makanan yang bergizi bisa menolong anak – anak mempertahankan kebiasaan memakan masakan sehat. Mereka juga mempelajari bahwa makanan tertentu ikut memberikan konstribusi terhadap kesehatan dan pertumbuhan, sementara yang lain bisa menyebabkan masalah kesehatan. Anak – anak mesti diajarkan untuk meilih opsi – pilihan yang memberi kesehatan dengan cara mempelajari apa yang diharapkan tubuh.
Para guru mampu memakai kacang – kacangan, sayur – sayuran, gandum, buah – buahan, dan biji – bijian untuk menolong anak – anak belajar dasar – dasar masakan serta persiapannya. Didalam kelas anak – anak mampu menolong menciptakan camilan, mengolah masakan bab dari sarapan atau makan siang atau merencanakan kuliner khusus untuk perayaan piknik. Memasak ialah aktivitas yang mendukung perkembangan dan pembelajaran dalam semua sumber kemajuan.
- Pengaruh Pada Daerah – daerah Perkembangan
- Membaca dan menulis
Sejalan dengan pembelajaran anak untuk menghubungkan makanan denga kata – kata dan gambar – gambar, mereka mulai membaca secara sekilas dari kiri kekanan dan menerjemahkan huruf – abjad simbolis kedalam tindakan positif. Mereka menikmati membaca dan beberapa lainnya mungkin menikmati menyalin resep yang ada didepannya. Mereka berlatih proses berurutan sejalan dengan perkembangan kegiatan masak memasak yang baru dilakukannnya, sebenarnnya hal tersebut mampu menguatkan proses/ urutan dan menyediaka pengalaman bahasa yang kaya. Mereka mempunyai potensi untuk membangun kosa kata, dengan menggunakan kata – kata seperti memeras jeruk nipis, melarutkan minyak dan mendidihkan mentega menjadi bab dari kosa katanya.
- Pemikiran Matematis
Anak – anak mencar ilmu perihal ukuran dan pengukuran dikala mereka menuangkan segelas jus atau dua sendok makan gula kedalam gabungan. Mereka menelusuri pemahaman angka – angka sejalan dengan mereka menjumlah tiga telur, lima sendok makan vanila atau seperempat gelas susu. Anak – anak menangkap rancangan angka sejalan dengan mereka memangkas sebuah kue menjadi lima belas bab sama besar atau mengisi setengah gelas dengan tepung. Mereka mulai berbagi rasa atas waktu sejalan dengan acara mereka memanggang suatu roti selama satu jam atau merebus puding selama sepuluh menit.
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Memasak didasarkan pada ilmu wawasan kimia dan fisika. Anak – anak yang sedang memantau pengembangan ragi membuat hipotesa atas apa yang sedang terjadi dan mengapa. Mereka memperhatikan panas yang mengentalkan kaldu atau melelehkan coklat. Anak – anak belajar membandingkan secara kontras dengan merasaka dan menerangkan masakan – masakan seperti jeruk nipis dan jeruk atau mengkonsumsi wortel yang dipersiapkan dalam aneka macam variasi, mentah, matang atau dipanggang didalam roti. Mereka mempelajari asal – muasal masakan sejala dengan acara mereka mirip menanam biji – bijian dan tumbuhan – tumbuhan muda, kesannya memangkas dedaunan untuk membuat salada. Anak – anak bisa membahas dari mana asalnya telur dan akhirnya menerima pandangan tentang kekerabatan antara telur dengan ayam selaku bab dari siklus kehidupan.
- Perkembangan Fisik (jasmani)
Mengupas, mengaduk dan menuangkan dapat membangun koordinasi motorik dan mengembangkan penguasaan otot – otot kecil. Sejalan dengan anak – anak yang menuangkan garam kedalam sendok dosis dan kemudian mereka menambahkannya kedalam adonan, mereka harus mengkoordinasikan mata dan gerakan tangannya. Membanting – banting gabungan roti dan mengaduk membutuhkan kekuatan tangan , bahu dan punggung.
- Kemampuan Sosial dan Pengetahuan Budaya
Anak – anak berguru mengambil giliran dikala mereka memberikan sebuah gelas yang sarat dengan krim disekelilingnya dan mengocoknya sampai menjadi mentaga. Mereka belajar membagi suatu produk yang sudah simpulan dan memutuskan bahwa semua orang telah mendapatkan bagiannya. Mereka berafiliasi untuk melakukan pekerjaan sama untuk membuat kudapan. Mereka kesannya mengenali bahwa orang berlawanan – beda saat mereka melihat seorang anak menyenangi rasa dan tekstur suatu kelapa, sementara yang yang lain menganggap hal itu menjijikkan. Anak – anak belajar tentang masakan yang berbeda – beda yag dicicipi oleh banyak sekali keluarga dan perbedaan budaya dalam hal penyeleksian makanan.
- Perkembangan Emosional
Terdapat kecendrungan dimana orang biasanya akan beralih kemakanan jikalau sedang mencari ketentraman, dan anak – anak mungkin akan beralih ke masakan yang mereka inginkan bila sedang duka atau jikalau sedang merayakan acara khusus. Konsep diri seorang anak ditingkatkan dengan menciptakan sesuatu yang kasatmata. Dilain, sangat mengecewakan jika sudah menghabiskan waktu untuk memanggang suatu roti yag hasilnya tidak mengembang. Dalam masalah demikian, anak – anak bisa belajar dari kesalahan kala lalunya dengan menganalisa mengapa resep tersebut tidak sukses.
- Perkembangan Konseptual
Warna – warna diperkenalkan sejalan denga anak – anak membuat jus jeruk, sup buah merah, atau salad hijau. Bentuk – bentuk menjadi sagat berarti ketika anak – anak menggulung adonan kedalam sebuah silinder, membuat kudapan manis dumpling segitiga atau memotong wortel menjadi lingkaran – bulat. Semua rasa, wangi, pendengaran, sentuhan menjadi aktif sejalan dengan anak – anak berpartisipasi dalam kegiata mengolah masakan.
- Persiapan Memasak
Banyak sentra aktivitas yang memiliki dapur sungguhan. Kelas manapun dengan kegiatan listrik mampu menjadi kawasan mengolah masakan sementara. Apabila anda cukup beruntung untuk mampu memiliki dapur tersendiri, maka seorang cukup umur mampu mengawasi sekelompok kecil anak – anak didalam dapur. Anak – anak juga dapat menyediakan kuliner didalam kelas, dengan memakai dapur selaku kawasan masak. Kulkas bisa dipakai untuk menyimpan masakan dan wastafel dipakai dikala bersih – higienis. Tujuannya yakni menciptakan situasi yang mendorong anak – anak menjelajahi masakan dan mengalami kenikmatan dan tantangan dalam memasak.
- Bahan – bahan Dasar Memasak
Loyang roti panci dengan tutup
Loyang kudapan manis dan gorengan timbangan untuk menimbang
Pembuka kaleng bahan – bahan
Pemotong kue gunting
Loyang gorengan pisau kecil yang tajam
Parutan celemek
Pembuat jus pengaduk plastik
Gelas dosis timer
Sendok dosis pengupas sayuran
Mangkuk adonan sendok kayu
Penghancur kentang
Gilingan kue
Pengaduk spiral
Peralan Listrik
Oven (gunakan pemanggang roti bila kompor tidak ada)
Alas loyang
Penggorengan listrik
Blender
Pusat memasak harus terpisah dari pusat – sentra kegiatan yang lain, gampang untuk diawasi oleh orang remaja dan aman untuk sekelompok kecil anak – anak bekerja. Permukaan meja harus mudah untuk dibersihkan anak –anak dengan busa atau air sabun. Lantainya juga harus gampang dibersihkan tau ditutupi dengan kertas koran. Yang niscaya akan terjadi yaitu tumpahan serta kotoran – kotoran dan kesemuanya itu yaitu bab dari proses mencar ilmu.
5. Peran Tim Pengajar
Semakin banyak peluang yang diperoleh anak – anak untuk mengolah makanan, maka mereka akan semakin yakin diri kepada kemampuan memasaknya. Anak – anak semestinya diperkenalkan dengan teknik – teknik mengolah makanan baik secara individu maupun dalam kalangan yang berjumlah lima atau enam orang. Kegiatan mereka harus senantiasa diawasi oleh orang sampaumur.
Orang bau tanah dan anggota keluarga lain yakni sumber – sumber yang juga berguna. Mereka bisa menolong dengan mengawasi anak – anak, merencanakan aktivitas masak – memasak tersebut, mengusahakan bahan – bahannya, membuatkan resep – resep khusus, bekerja ditaman dan mengkontribusikan makanan produksi rumah. Orang renta yang menolong mesti menyadari bahwa yang paling penting yaitu proses serta pengalaman dalam mengolah masakan dan bukannya hasil alhasil. Tujuan acara tersebut yakni untuk memajukan rasa kompetensi sang anak, kemandirian dan bereksperimen. Anak – anaklah yang sebaiknya melakukan pekerjaan dan para orang renta memperhatikan serta membimbing.
6. MERENCANAKAN KEGIATAN MASAK- MEMASAK
Mulailah dengan tugas – tugas sederhana: mengupas dan memotong pisang, pop corn, mengolesi roti dengan madu, mengambil biji – bijian. Setelah beberapa usang, resep – resepnya bisa mengikutsertakan lebih banyak langkah dan lebih rumit. Jelaskanlah langkah – langkah yang sedang dilakukan anak – anak agar mereka mulai mempelajari kosa kata dalam mengolah makanan.
Bersikaplah terbuka kepada inspirasi – wangsit anak – anak tentang apa yang ingin mereka buat dan coba mengakomodasikan opsi – pilihannya. Bangunlah dari ilham – ide yang timbul selama aktivitas didalam kelas dan yang mendukung pengalaman – pengalaman masakan.
7. KIAT – KIAT MEMASAK
a) Ingatkan anak supaya selalu mencuci tangannya dan biar selalu menggunakan celemek
b) Pastikan permukaan meja kerja sudah dibersihkan terlebih dahulu atau minta anak – anak mencucinya sebelum mulai
c) Bahas kembali resep tersebut dengan anak – anak, dengan menunjukkan nama – nama peralatan dan bahan – materi yang digunakan
d) Peragakanlah cara yang benar sebagaimana menggunakan peralatan dan biarkan siapa pun menjajal
e) Usahakan sebanyak – banyaknya anak – anak dalam kalangan yang kecil berpartisipasi untuk aktivitas tersebut diwaktu yang sama.
f) Sediakanlah sebuah mangkuk berisi air sabun dan suatu busa didekatnya agar memudahkan bersih – higienis
8. UTAMAKAN KESELAMATAN
a) Peragakanlah kepada bawah umur cara yang kondusif dalam memakai peralatan-peralatan yang tajam. Hanya perbolehkan anak- anak memakai perlengkapan yang tajam jikalau sedang diawasi oleh orang sampaumur.
b) Tunjukkanlah kendala – kendala dalam memasak ancaman bakar, pentingnya untuk selalu mematikan peralatan, dan kenapa setiap gagang panci selalu dijauhkan dari ujung meja atau kompor.
c) Tunjukkan cara menggunakan perlengkapan. Anak yang termuda mungkin perlu memperhatikan orang akil balig cukup akal mengolah masakan yang sebenarnya, seperti mengaduk sup yang sedang mendidih atau campuran yang sedang digoreng, sementara anak – anak yang lain bisa melakukannya sendiri. Pastikan bahwa anda sudah mengetahui kemampuan individu masing – masing anak sebelum membiarkannya melakukan peran memasak yang mungkin berbahaya.
d) Ajari anak – anak bagaimana cara memegang gagang panci dan bagaimana cara menaruh kuliner panas diatas bantalan atau permukaan yang tahan panas.
e) Cari tahu bila ada anak yang memilki alergi kepada sejenis kuliner tertentu dan pastikan bahwa orang sampaumur yang menolong juga mengetahui hal ini. Sediakanlah masakan pilihan lain untuk anak tersebut.
f) Pastikan bahwa anak – anak telah mencuci tangannya dengan air sabun sebelum memegang masakan. Bersihkan dan sterilkan daerah kerja anda.
g) Usahakan agar terdapat pengawasan orang dewasa yang cukup selama acara berlangsung
h) Gunakan perlengkapan listrik denga hati – hati. Pastikan anak – anak memahami “panas” dan mereka sangat hati – hati bila berada disekeliling panggangan, kompor, blender, piring panas, panci elektrik. Jangan biarkan anak – anak berkumpul disekitar perlengkapan yang sedang digunakan.
i) Masukkan kabel ke stop kontak yang tidak membatasi jalan supaya anak – anak tidak terjatuh. Kabel – kabel harus senantiasa dolepas ketika sedang tidak digunakan
j) Pastikan bahwa bejana mengolah makanan anti pecah
k) Perintahkan anak – anak untuk duduk dikala sedang menggunakan pisau, pengupas, parutan dan perlengkapan tajam lainnya.
l) Persyaratan adalah semoga guru apalagi dulu dilatih dalam memberi perlindungan pertama pada kecelakaan dan bisa merespon luka gores, tercekik dan luka bakar
9. Kegiatan masak – memasak
Anak – anak harus mampu merasakan, mencium dan melihat semua bahan – materi sebelum mulai dicampurkan. Doronglah anak – anak supaya senantiasa memperhatikan dan membicarakan bahan – materi yang akan dipakai, bentuk, tekstur, warna, ukuran persamaan dan perbedaannya.
Bicaralah dengana anak – anak tentang reaksi kimia serta fisika dari kuliner mereka. Apa yang terjadi ketika bahan – bahan dicampur. Contohnya, apa yang terjadi jikalau ragi dicampurkan dengan air da gula, apa yang terjadi jika kuliner didinginkan atau dihangatkan. Sewaktu anak – anak mengolah makanan, jelaskanlah terhadap mereka bahwa air adalah cairan, dan ketika direbus ia akan menjadi uapdan dikala dibekukan ia akan menjadi keras dan itu disebut es.
Gunakanlah kalimat – kalimat lengkap untuk menggambarkan proses mengolah makanan dan saat anda mengomentari pekerjaan tersebut. Kamu sudah menyertakan materi – materi cair kedalam bahan – bahan kering