PENGOBATAN ALA NABI MUHAMMAD SAW
Rasulullah Saw. yaitu suri tauladan terbaik bagi kita orang Muslim (QS.33:21). Suri tauladan tersebut mencakup semua faktor kehidupan kita, tergolong dalam memelihara kesehatan atau berobat dan mengobati orang sakit. Allah Swt berfirman :“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kehadiran) hari akhir zaman dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.33:21)..
Metode Pengobatan Rasulullah SAW
Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Said Bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Sholallahu alaihi wasalam: “Kesembuhan itu ada 3, dengan meminumkan madu (bisyurbata ‘asala), sayatan pisau hijamah (syurthota mihjam), dan dengan besi panas (kayta naar) dan aku melarang ummatku melaksanakan pengobatan dengan besi panas.”
“Gunakanlah dua penyembuh; Al Qur’an dan Madu” (HR. Ath Thabrani dari Abu Hurairah)
Masih banyak hadits shahih yang menjelaska pengobatan nabawi. Tetapi dari cuplikan dua hadits tersebut dapat dimengerti bahwa Pengobatan yang direkomendasikan oleh Rasulullah Saw adalah : Al Qur’an, madu, al hijamah (sayatan pisau/bekam), dan kay tetapi rasululullah melarang yang terakhir ini.
a. Pengobatan dengan Al Qur’an.
Menerut Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya At Thibun Nabawy bahwa penyakit itu digolongkan 2 jenis adalah menyakit bathin dan penyakit dhahir (fisik). Penyakit batin ialah penyakit yang bverkaitan dengan jauhnya batin (hati) seseorang dari Allah Swt. Penyakit ini menyerah unsur ruh insan mirip keranjingan, kesurupan dsb. Pengobatan penyakit ini ialah dengan Al Qur’an (Ibadah, do’a, ruqyah syar’iyah). Sedangkan yang kedua, yaitu penyakit Dhahir (fisik). Penyakit ini obatnya ialah dengan obat-obatan dokter yang tepat dengan al Qur’an (pembahasan alasannya adalah penyakit dan terapinya akan dibahas di lain bab dibelakang)
b. Pengobatan Dengan Madu
Allah Swt berfirman “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (An Nahl:69).
Madu, merupakan makanan juga obat yang dinyatakan oleh Allah Swt dalam al Qur’an. Oleh alasannya adalah itu Rasulullah Saw amat gemar menggunakan madu sebaga kuliner maupun sebagai obat-obatan. Bahkan Beliau saw paling suka meminum madu di pagi hari dengan dicampur air cuek. Hal itu dimakdsudkan untuk menjaga atau mengobati penyakit usus. (Pembahasan tenatang pengobtan madu, insya Allah akan dibahas di lain bagian). Keunggulam madu sebagai masakan dan obat dikarenakan dia di hasilkan dari lebah yang menghisap nectar bunga. Selain madu, rasulullah juga seringan menggunkan kuliner atau flora selaku pengobtan seperti : habatus sauda, kurma, mentimun mesir, susu kambing, dsb. Dari sinilah ada sebagian ulama yang menafsirkan madu selaku obat-obatan alamiah.
PRINSIP-PRINSIP PENGOBATAN RASULULLAH SAW.
1. KEYAKINAN BAHWA ALLAH SWT YANG MAHA PENYEMBUH
Bila memperhatikan pengobatan modern kini sangat banyak yang bertolak belakang dengan prinsip pengobatan Rasulullah Saw. Manusia kini banyak beranggapan bahwa obat mampu menyembuhkan penyakit. Keyakinan ini ialah iktikad yang batil bahkan mampu mempunyai kecenderungan terhadap syirik. Seorang ulama dari Malaysia H Ismail bin Ahmad mengungkapkan bahwa rata-rata pasien muslim yang berobat ke rumah sakit, sesudah sembuh sakitnya mereka kian jauh dari Allah Swt dikarenakan mereka memiliki doktrin yang salah bahwa yang menyembuhkan mereka adalah obat disamping obat-obatn tersebut tidak bisa ditentukan kehalalannya.
Sebaliknya, Reasulullah mengajarkan bahwa Allah Swt yaitu Dzat Yang Maha Penyembuh. Allah berfirman, “Dan apabila aku sakit, maka Dialah yang menyembuhkan saya.” (Asy Syu’ara:80).
Keyakinan ini akan menolong pasien untuk tenang dan bersahabat terhadap Allah yang pada hasilnya akan mempercepat proses kesembuhannya. Itulah sebabnya Rasulullah saw selalu mengajarkan orang yang sakit untuk berdoa kepada Allah Swt. Salah satu doa’ yang matsur yaitu do’anya Nabi Yunus : Laa illaha illa anta subhanaka inni kuntu minal dhalimiin atau doa sebagai berikut :
“Allahumma rabbannaasi adhibil ba’sa wasyfi antas syaafii laa syifaa’a illaa syifaauka syifaan laa yughaadiru saqma”
Ya Allah, Rabb pemelihara insan, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah,, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit” (HR Bukhari).
2. MENGGUNAKAN OBAT HALALAN WA THOYYIBAN
Prinsip pengobatan dalam Islam yang diajarkan Rasulullah yang kedua yakni Bahwa obat yang dikomsumsi mesti halal dan baik. Allah Swt yang menurunkan penyakit, maka dialah yang menyembuhkan. Bila kita mengharapkan kesembuhan dari Allah Swt maka media ikhtiar (penggunaan obat) kita haruslah media yang diridhoiNya. Allah melarang kita memasukan barang yang haram dan merusak ke dalam tubuh kita. Allah berfirman:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah sudah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah terhadap Allah yang kau beriman kepadanya “. (QS.Al-Maidah: 88)
“…dan janganlah kamu membuang dirimu dalam kebinasaan..” (QS.2:195)
Rasulullah Saw bersabda : “Setiap daging (jaringan tubuh) yang berkembang dari kuliner haram, maka api nerakalah baginya.” (HR At-Tirmidzi)
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya, dan menimbulkan setiap penyakit niscaya ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tetapi jangan dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud)
Pengunaan obat yang halal disamping menghadirkan ridlo Allah yakni agar agar tubuh tetap sehat. Ibnu Qayim menyatakan bahwa setiap yang haram bukanlah obat. Karena setiap yang haram tidaklah menyembuhkan melainkan akan menghadirkan penyakit gres yaitu penyakit hati.
3. TIDAK MENIMBULKAN MUDHARAT
Prinsip pengobatan dala Islam yang ketiga ialah dalam menerapi pasien atau mengkonsumsi obat hendaklah diperhatikan kemudhoratan obat. Seorang dokter muslim akan senantiasa mempertimbangkan penggunaan obat terhadap pasiennya. Untuk penyakit sederhana obatnya adalah obat sederhana (dengan makanan/obat alamiah). Tidak boleh memberikan pasien dengan obat kompleks (obat kimia) sebelum memakai obat sederhana dikarenakan obat kompleks bisa mempunyai sifat menghancurkan tubuh pasien.
4. PENGOBATAN TIDAK BERSIFAT TBC (TAHAYUL, BID’AH & CHURAFAT)
Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah Pengobatan yang mampu diteliti secara ilmiah. Pengobatan dalam Islam dihentikan berbau syirik (pergi ke dukun, kuburan, dsb). Allah sendiri selalu memperlihatkan pertolongannya (obat) melalui pengetahuan sebab sebuah penyakit.
5. SELALU MENCARI YANG LEBIH BAIK (IKHTIAR & TAWAKAL)
Islam mengajarkan bahwa dalam berobat hendaklak mencari obat atau dokter yang lebih baik. Dalam adat kedokteran Islam diajarkan kalau ada 2 obat yang kualitasnya sama maka usulankedua yang harus diambil yakni yang lebih efektif dan tidak mempunyai efek rusak bagi pasien. Itulah sebabnya rasulullah mengusulkan kita untuk berobat pada ahlinya. Sabda dia, Abu Dawud, An Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadits ‘Amr Ibnu Syu’malu, dari ayahnya, dari kakeknya; katanya: Telah berkata Rasulullah saw:“Barang siapa yang melaksanakan pengobatan, sedang pengobatannya tidak dikenal sebelum itu, maka ia bertanggung jawab (atas perbuatannya)”
Sumber :
Kajian Tholabul’ilmi Akhwat
Wallahu’alam…