Obati Kesedihan Dengan Doa Dan Taqarrub

 
Seringkali kita merasa pesimis dan berputus asa alasannya adalah apa yang kita usahakan tak pernah berhasil, atau mengalah sebelum mencoba sebab berprasangka ini itu, cemas yang berlebihan dan pikiran negatifpun lebih mendominasi otak kita.
Para pakar psikologi memperlihatkan arahan-arahan kepada kita akan pengaruh dari pikiran negatif itu sebab mampu jadi apa yang kita fikirkan dikala itu akan terjadi dimasa mendatang. Misalnya ketika kita berpikir seperti ini :
“ah… palingan nanti gagal lagi deh!”

“dunia ini kejam dan keras.. sarat dengan kejahatan !”

“saya tidak akan bisa merealisasikan impianku !”
Tahukah sahabat para pakar psikologi menegaskan bahwa orang yang senantiasa memiliki anutan seperti diatas maka, dengan sendirinya iya akan mewujudkannya sesuai dengan apa yang dia pikirkan.

Maka, dari itu sahabat.. mari kita menata fikiran kita berprasangka baik dengan apa yang hendak terjadi, terutama berprasangka baik terhadap Allah Ta’ala yang menakdirkan kehidupan kita. Tentu semua yang sudah ditakdirkan kepada kita itu berasal dari doa kita, serta apa yang kita telah dan akan lakukan. Yah… dan jika tak sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan mampu jadi hasilnya itu yaitu yang terbaik bagi kita.
Dalam hadist Qudsi berikut ini Allah Ta’ala berfirman melalui mulut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap diri-Ku. Dan Aku akan bersamanya (mengabulkan doanya) kalau mereka meminta kepada-Ku.” (HR. Muslim)
Nah.. bagaimana caranya untuk menetralisir fikiran negatif dan praduga-praduga jelek itu?
Ketahuilah sobat asumsi negatif akan ada selama anggapan konkret itu ada, karena memang telah begitulah adanya, tetapi manakah yang lebih mendominasi asumsi itu.. apakah negatif atau positifnya..?
Pemikiran negatif dan juga dugaan-dugaan buruk itu hanya bisa diobati  dengan keoptimisan dan berprasangka baik kepada Allah Ta’ala, walaupun kehidupan kita diselimuti dengan aneka macam macam ujian, problem dan kesedihan.
Selalu mensyukuri apa yang ada pada diri kita, tersenyum dan ubahlah anutan-pemikiran kita, ubah frustasi menjadi cita-cita dan doa. Bukankah itu lebih baik ?
JIwa, hati, pikiran kita juga akan semakin besar lengan berkuasa kalau kita memperkokoh doa kita dan taqarrub terhadap Allah Ta’ala. Dialah Yang Maha membolak balikkan keadaan. Jika malam menjadi siang dan siang menjadi makan, tak ada yang tak mungkin bagi-Nya membalikkan keadaan kita dari kesedihan menjadi kegembiraan, kemiskinan menjadi kaya, sukar menjadi gampang, gagal menjadi berhasil, sempit menjadi lapang.
Ali bin Abi Thalib berkata, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
Doa ialah senjata bagi orang beriman, doa juga merupakan tiang agama, doa juga merupakan cahaya langit dan bumi.” (HR. Al-Hakim di dalam Mustadraknya)
Tingkatan doa di depan bencana memiliki tiga kedudukan :
1). bisa jadi doa itu lebih kuat dari tragedi, sampai mampu menggalahkannya;
2). doa itu lebih lemah daripada tragedi, kemudian tragedi mampu mengalahkannya;
3). keduanya saling beradu, keduanya saling mempertahankan orang yang berdoa.
Oleh alasannya adalah itu, mari kita serius dalam berdoa, memenuhi syaratnya dan rukunnya, menyingkir dari hal-hal yang menjadikan doa terhalang. Berdoalah dan dekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala. Yakinkan diri kita bahwa semua jalan akan terbuka, alasannya bahu-membahu pinjaman Allah Ta’ala begitu cepat.

  Rekomendasi

Note : Taqarrub berarti pendekatan diri terhadap Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam..
Sumber bacaan buku :
“Agar Doa Wanita Selalu Didengar Allah”. Oleh: Nur Sillaturahmah, Lc. dan Budiman Mustofa, Lc.,M.P.I. Halaman : 35. Penerbit : Cinta (Ziyad Visi Media).