اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
(Ya Allah, bahu-membahu Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku)
Hadis selengkapnya:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia bertanya terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي “
_Wahai Rasulullah, bila saya menjumpai satu malam ialah lailatul qadar, apa yang harus saya ucapkan di malam itu ?_
_Beliau menjawab: Ucapkanlah :_ _ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN…_
(HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi dalam Syua’bul Iman 3426. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani).
Kita sering mendengar orang membaca doa yang mirip dengan ini, tetapi dengan pemanis:
اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْــمٌ تُـحِبُّ …
_ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIIMUN TUHIBBU…_
Disebutkan dalam Silsilah Ahadits as-Shahihah :
Dalam Sunan Turmudzi, sehabis ‘afuwun, terdapat embel-embel “kariimun”!
Tambahan ini sama sekali tidak terdapat dalam tumpuan cetakan usang, tidak juga dalam cetakan lain yang menukil darinya. Kelihatannya, ini yaitu perhiasan dari sebagian pentranskrip atau penerbit.
Tambahan ini tidak ada dalam cetakan al Hindiyah untuk Sunan Turmudzi yang ada syarahnya Tuhfatul Ahwadzi karya Mubarokfuri dan tidak pula dalam cetakan yang lain.
Diantara yang menguatkan hal itu, bahwa Imam An Nasai meriwayatkan doa ini dengan jalur sanad sebagaimana yang ada dalam sunan Turmudzi, keduanya berasal dari gurunya: Quthaibah bin Said dengan sanadnya dan tidak ada tambahan tersebut.
Kesimpulannya bahwa *Tambahan “Kariim” tidak ada dalam hadist.*
Kemungkinan, itu ialah pemanis proses transkrip atau dari penerbit.
Disebutkan dalam riwayat lain, diantara doa yang dianjurkan untuk diucapkan adalah
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ
(Ya Allah, saya memohon kepada-Mu ampunan dan terbebas dari persoalan)
Dalilnya:
Dari Abdullah bin Buraidah, bahwa Aisyah radhiallahu ‘anha, pernah menyampaikan :
Catatan:
Pada dasarnya, lailatul qadar termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Karena setiap muslim mampu membaca doa apapun untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.
Dan doa Aisyah di atas adalah doa yang terbaik, alasannya adalah doa ini diajarkan langsung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada istri tercintanya.
Oleh sebab itu, doa ini disarankan untuk dibaca berulang-ulang.
Cara membaca doa lailatul qadar:
1. Doa lailatul qadar hanya dibaca di malam hari, dikala seorang muslim memiliki prasangka besar lengan berkuasa bahwa malam itu adalah lailatul qadar.
Seseorang bisa memperkirakan apakah malam itu lailatul qadar ataukah bukan melalui ciri malam tersebut.
2. Tidak ada bilangan tertentu untuk doa ini, alasannya adalah itu bisa dibaca berapa pun jumlahnya. Semakin banyak, kian cantik.
3. Bisa juga diselingi dengan kegiatan lainnya.
Misalnya: membaca doa ini 3 kali, kemudian shalat, sehabis itu membaca lagi dan membaca doa yang lain.
Wallahu’a’lam
Sumber: Kajian Online Group 14 TI (Tholabul’ilmi)