Ketika lahir ke dunia ini, setiap orang mulai melalui kehidupannya masing-masing. Membawa beban diatas pundaknya, sadarkah tanggungjawab kita ketika dilahirkan kedunia ini?
Sebagian mengerti dan sebagian mengacuhkan persetujuanyang telah dibuat sebelum ia dikirim ke dunia yang sarat dengan hingar bingar peristiwa yang menjinjing cobaan .
Ada yang bertanya untuk apa kita ada di dunia ini? Mengapa dunia ini ada ? apa tujuan kita berada disini? Banyak pertanyaan bagi mereka yang penasaran dan ingin berpikir lebih jauh perihal kehidupan ini.
Tahukah sobat bahwa semua pertanyaan yang kalian tanyakan sudah terjawab ? utamanya yang beragama Islam, dalam kitab kita yang mulia Al-Qur’an segalanya telah tertera. Alasan kita berada disini dan mengapa dunia ini ada, siapa penciptanya? Semuanya telah terjawab.
”Dan tidaklah Aku membuat Jin dan Manusia kecuali cuma untuk beribadah terhadap-Ku”
(QS. Adzariyat : 54)
Tapi, entah mengapa masih banyak yang mencari dan terus mencari sampai menciptakan mereka kehilangan akal sendiri. Padahal jelas insan memiliki batas anutan, pada dasarnya jangan mempertanyakan apa yang seharusnya dilarang dipertanyakan, jangan mencari tahu apa yang tidak bisa kita ketahui. Cukup berusaha melakukan kebaikan sebagai amal kita.
Maka berlomba-lombalah kau dalam kebaikan. Di mana saja kau berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu seluruhnya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” .
(QS Al Baqarah : 148)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik pria maupun wanita dalam keadaan beriman, maka bergotong-royong akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang bagus[ dan bahwasanya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”
(QS An Nahl : 97)
Cukup pahami, pelajari dan ketahui apa yang sudah diberikan. Berhati-hatilah dengan godaan-godaan syaitan dan hawa nafsu kita sendiri.. terus melakukan amalan walau kadang kala keimanan kita naik turun.
nah… bukan kah musuh paling besar bagi diri kita sndiri ada dalam diri kita? Yaitu hawa nafsu kita sendiri. Untuk itu kita dituntut untuk meredam itu semua dengan banyak-banyak berdzikir.
Wallahu a’lam…