Studi Perihal Pelayanan Di Perpustakaan

Studi Tentang Pelayanan Di Perpustakaan 
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam memasuki kala terbaru ini kenaikan sumber daya manusia melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sebuah kemutlatan, alasannya adalah kesanggupan berkompetisi sebuah bangsa tidak lagi didasarkan pada pemilikan sumber daya alam, tetapi akan diputuskan oleh penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan gosip.
Perpustakaan selaku sumber ilmu wawasan dan informasi pada periode ini mempunyai peranan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya insan sebagaimana dimaksud. Oleh karena itu diperlukan setiap jenis perpustakaan mampu memajukan fungsi dan kiprahnya.
Selain itu pengelola perpustakaan harus bersikap proaktif dan inovatif sesuai dengan keperluan penggunanya, perpustakaan harus berorientasi pada pemakai, ialah pemanfaatan secara maksimal jasa pelayanan yang disediakan, dan bukan cuma pada pembuatan materi pustaka. Ema Widiastuti (1998) bahwa perpustakaan yang berorientasi pada pemakai akan selalu membuat sebuah produk canggih, sumber daya insan profesional, serta memberikan pelayanan terbaik pada pemakainya.
Oleh alasannya adalah itu hand book dan jurnal/majalah sebagai sumber berita perlu menyajikan gosip yang benar, berbobot, sanggup menerima amanah dan dapat mengemban amanah oleh pembacanya sebagai landasan berpikir, bersikap, bertindak dan berkehendak dalam proses mencar ilmu mengajar. Apalagi dengan kemajuan dan pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini tidak lagi puas cuma dengan menerima info langsung tanpa klarifikasi yang lebih lengkap dari sumber asli dalam bahan pustaka.
Dengan kian banyak dan berkembangnya isu yang harus diolah maka keberadaan suatu perpustakaan ataupun pusat dokumentasi pada suatu lembaga pendidikan / fakultas menjadi sungguh penting. 
Keberadaan perpustakaan ini merupakan bab yang sangat vital dengan peran khususnya selaku pensuplai info dalam bentuk data, fakta, informasi maupun foto secara keseluruhan bagi para penggunanya sehingga mampu menyanggupi keperluan informasi pengguna yang pada kesudahannya dapat menunjang acara mencar ilmu.
Perpustakaan ataupun pusat dokumentasi dalam suatu lembaga pendidikan ialah sebuah institusi yang memiliki peran pokok menghimpun, mengolah, melayani dan menyebarluaskan berita kepada pengguna kalau dibutuhkan di saat-waktu. 
Keberhasilan pelayanan perpustakaan secara optimal banyak dipengaruhi oleh kesanggupan pustakawan dalam mengetahui kebutuhan para pemakainya, alasannya adalah hadirin yang tiba ke perpustakaan dilatarbelakangi oleh keperluan yang beragam. Keaneka ragaman kebutuhan tersebut semuanya bermuara pada cita-cita mendapatkan pelayanan sebaik mungkin agar dapat memperoleh sumber gosip yang diperlukan. Oleh alasannya itu petugas perpustakaan mesti memiliki wawasan/wawasan luas, bersikap ramah, sabar dan lemah lembut serta bersikap simpatik terhadap pemakai perpustakaan biar mampu memberikan layanan yang membuat puas kepada pemakai mengenang bagian-komponen tersebut menjadi penentu dalam memberikan layanan.
Pengelolaan perpustakaan di beberapa perguruan tinggi tinggi sudah memberikan komitmennya dalam hal pelayanan, diantaranya dengan upaya memenuhi koleksi materi pustakawan yang dibutuhkan oleh pengguna, khususnya buku-buku referensi perkuliahan, menawarkan alat penelusuran bahan pustaka melalui komputer, menyanggupi fasilitas penunjang dan sebagainya yang semua itu dimaksud untuk memenuhi pengguna perpustakaan, yakni memudahkan sekaligus menawarkan kepuasan terhadap mereka.
II. PERMASALAHAN
Perpustakaan salah indicator evaluasi pengakuan perguruan tinggi tinggi. Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas penunjang tri dharma akademi tinggi yang sangat penting. Peran perpustakaan yang penting menuntut pula pelayanan yang baik. Bagaimana persepsi Mahasiswa terhadap pelayanan di Perpustakaan STAIN Samarinda?
III. METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini ialah mahasiswa STAIN Samarinda . Jumlah populasi yakni 825 orang, dengan metode accedential yang diambil pada 2 hari kerja kepada mahasiswa STAIN Samarinda, terhitung dari tanggal 6 dan 7 Mei 2009, maka sampel yang terkumpul berjumlah 53 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan memakai kuisioner. Metode analisa data yakni deskriftif kuantitatif
Anas Sudjiono (1989:40), penghitungan untuk mengkomulasikan seluruh tabel perkiraan angket digunakan rumus mean (rata-rata) yakni :
              ∑X
MX =                       
     N
Nilai (Mx)
Interprestasi
 2,335  –   3
 1,667  –   2,334
 1        –   1,666
 Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
IV. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Gedung Perpustakan, dengan nilai Mx = 2,264 masuk kategori B (Cukup Baik)
a. Kemudahan menjangkau Gedung Perpustakaan, dengan nilai 2,773 masuk kategori A (terjangkau)
b. Tata Ruang Perpustakaan, dengan nilai 2,162 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
1) Penataan Meja Baca, dengan nilai 2,075 masuk kategori B (Cukup Baik)
2) Penataan Rak Buku, dengan nilai 2,132 masuk kategori B (Cukup Baik)
3) Penataan Kursi Baca, dengan nilai 2,113 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
4) Pencahayaan Ruangan, dengan nilai 2,358 masuk klasifikasi A (Terang)
5) Suhu Ruangan, dengan nilai 2,132 masuk kategori B (Cukup Baik)
2. Pelayanan Anggota Perpustakaan, dengan nilai Mx = 2,374 masuk klasifikasi A (Baik)
a. Pelayanan pembuatan Kartu Anggota, dengan nilai 2,440 masuk klasifikasi A (Baik)
1) Batas Waktu Pembuatan Kartu Anggota, dengan nilai 1,924 masuk kategori B (Cukup Cepat)
2) Biaya Pembuatan Kartu Anggota, dengan nilai 2,717 masuk kategori A (Terjangkau)
3) Persyaratan Pembuatan Kartu Anggota, dengan nilai 2,679 masuk klasifikasi A (Praktis)
b. Pelayanan peminjaman Buku, dengan nilai 2,308 masuk kategori B (Cukup Baik)
1) Maximal Buku yang Dipinjam dalam sekali peminjaman, dengan nilai 2,207 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
2) Lama Peminjaman, dengan niali 2,226 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
3) Denda, dengan nilai 2,490 masuk klasifikasi A (Terjangkau)
3. Kelengkapan Buku di Perpustakaan, dengan nilai Mx = 2,117 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
a. Kelengkapan Koleksi Buku di Perpustakaan, dengan nilai 2,037 masuk kategori B (Cukup Baik)
b. Kemutakhiran Bahan Pustaka Perpustakaan, dengan nilai 2,207 masuk kategori B (Cukup Baik)
c. Pemeliharan Buku-buku Perpustakaan, dengan nilai 2,108 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
1) Perbaikan Sampul Buku yang Rusak, dengan nilai 2,301 masuk kategori B (Cukup Baik)
2) Mebersihkan Buku dari Debu, dengan nilai 2,377 masuk kategori A (Baik)
3) Perbaikan lembar kertas buku yang robek, dengan nilai 1,924 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
4) Perbaikan lembar kertas buku yang hilang, dengan nilai 1,830 masuk klasifikasi B (Cukup Baik)
d. Penataan Buku Perpustakaan, dengan nilai 2,226 dengan nilai B (Cukup Baik) 
1) Penataan buku sesuai dengan Klasifikasinya, dengan nilai 2,169 masuk kategori B (Cukup Baik) 
2) Penataan Jenis-jenis buku berdasarkan Koleksi, dengan nilai 2,283 masuk kategori B (Cukup Baik)
4. Keterampilan Petugas Perpustakaan, dengan nilai Mx = 2,654 masuk kategori A (Baik)
1) Pleksibilitas Pelayanan yang diberikan, dengan nilai 2,660 masuk kategori A (Baik)
2) Kelincahan Petugas Perpustakaan, dengan nilai 2,566 masuk klasifikasi A (Baik)
3) Keramahan Petugas Perpustakaan, dengan nilai 2,735 masuk klasifikasi A (Baik)
Berdasarkan pada standar interprestasi yang dipakai, mampu dikenali bahwa penyelenggaraan Pelayanan Perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda masuk dikategori Cukup Baik. Hal ini didasarkan pada perolehan angka kumulatif dari perhitungan skor sebesar 2,301 yang berada diantara skala interpretasi 1,667 – 2,334 yang bermakna Cukup Baik.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan tersebut memiliki kualitas yang cukup baik, menurut pada perolehan angka kumulatif dari perkiraan skor yang diperoleh sebesar 2,301 yang bermakna masuk kategori cukup baik, namun mendekati skor Baik (2,335). Hasil masing-masing indikator cuma memberikan 2 (dua) kategori tanggapan adalah Baik dan Cukup Baik dengan rincian 2 (dua) indikator yang masuk klasifikasi Baik dan 2 (dua) masuk klasifikasi Cukup Baik. Indikator yang dinilai Baik adalah kemampuan petugas perpustakaan dan pelayanan anggota perpustakaan, sedangkan yang di nilai Cukup Baik ialah kondisi gedung perpustakaan dan kelengkapan koleksi buku yang ada di perpustakaan.
Dilihat dari masing-masing item pertanyaan, persepsi penilaian pelayanan menunjukkan bahwa ada beberapa yang penilaiannya tinggi dan ada yang rendah. Penulis kelompokkan yang tertinggi dengan nilai >2,500 dan terendah dengan nilai <2,00. Penilaian pelayanan tertinggi yaitu akomodasi meraih gedung perpustakaan, ongkos pembuatan kartu anggota, persyaratan pengerjaan kartu anggota, keramahan petugas perpustakaan, kelincahan petugas perpustakaan dan pleksibilitas pelayanan yang diberikan. Sedangkan penilaian pelayanan terendah yaitu perbaikan lembar buku yang hilang, perbaikan lembar kertas buku yang robek dan tenggat waktu pembuatan kartu anggota perpustakaan.
B. Saran-saran
Untuk lebih mempekerjakan perpustakaan secara optimal, perlu dikemukakan beberapa nasehat pada pihak pengurus Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Samarinda sebagai berikut :
1. Ada beberapa indikator yang masuk kategori Baik mirip; Kemudahan menjangkau gedung perpustakaan, pencahayaan ruangan, pelayanan pengerjaan kartu anggota, biaya pembuatan kartu anggota, standar pembutan kartu anggota, denda, kebersihan buku dari debu, pleksibilitas pelayanan, kelincahan petugas, dan keramahan petugas hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan terus, sehingga mahasiswa merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
2. Beberapa indikator yang masuk kategori Cukup Baik mirip; penataan rak buku, penataan kursi baca, suhu ruangan, jumlah maksimal buku yang dipinjam, lamanya batas peminjaman, kemutakhiran materi pustaka, perbaikan sampul buku, penataan buku sesuai dengan klasifikasinya, dan penataan buku menurut koleksi, perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi dengan keinginan mahasiswa yang datang keperpustakaan merasa puas dan harapannya menjadi baik.
3. Beberapa indikator masuk kategori Cukup baik akan namun mendekati ambang batas penentuan skor evaluasi tidak baik seperti ; penataan meja baca, tenggat waktu pembuatan kartu anggota perpustakaan, kelengkapan koleksi buku, perbaikan lembar kertas buku yang robek dan perbaikan lembar buku yang hilang, hendaknya ditinjau kembali baik hukum/kebijakan serta tata ruangan yang ada sehingga menunjukkan fasilitas bagi mahasiswa dengan cita-cita pelayanan yang diberikan benar-benar pelayanan yang baik.
4. Perbaikan lembar buku yang robek maupun yang hilang harus cepat dijalankan, dengan cara adanya infomasi dari pihak perpustakaan kepada mahasiswa yang membaca ataupun yang meminjam, bila ada menemukan lembar kertas buku yang robek maupun yang hilang harap melaporkan kepada petugas yang ada, sehingga petugas mengenali buku yang mana ada lembaraannya yang robek maupun hilang.
BIBLIOGRAFI
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta, 1989
Abdul Hakim, Konflik dalam Organisasi dan Kaitannya dengan Kualitas Pelayanan Publik, dalam Jurnal Administrasi Negara, Vol I, No.2, Maret 2001
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja PerpustakaanSekolah, PT Gramedia Widya Sarana Indonesia, Jakarta, 2001.
Ema Widiastuti, Promosi dan Pengembangan Pelayanan Perpustakaan, Makalah Pelatihan Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta, 1998
Ismadi H.P, Manajemen Pelayanan Publik, Rineka Cipta, Jakarta, 2001
Ismail Mohamad, Peningkatan Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah Melalui Pengembangan Standar Pelayanan dan Indeks Tingkat Kepuasan Masyarakat, Bahan Rapat Koordinasi Aparatur Negara Tingkat Nasional, Kantor Menteri PAN, 12 Februari 2002
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 2005
J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Rineka Cipta, Jakarta, 1997
Karmidi Matmoatmadja, Pelayanan Bahan Pustaka, Universitas Terbuka Depdikbud, Jakarta, 1993
Lasa H.S, Membina Perpustakaan Madrasah dan Sekolah Islam, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta, 2002
N. Huda, Pengantar dan Orientasi Umum Perpustakaan Sekolah dan Desa, Malang, 1994
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1991, PT. Gramedia, Jakarta, 1991
Soetopo, Pelayanan Prima, LAN Press, Jakarta, 1999
Sampara Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, LAN Press, Jakarta, 2000
Undang-undang wacana Layanan Perpustakaan No 43 pasal 14 Tahun 2007