Pengertian & Metagenesis Tumbuhan Lumut Beserta Gambarnya – Tumbuhan lumut (bryophyta) ialah divisi dalam kingdom plantae. Tumbuhan lumut merupakan golongan flora sporophyta yakni flora yang meningkat biak dengan spora. Meski demikian, tanaman lumut juga mengalami fase reproduksi dengan sel gamet. Oleh karena adalah itu, flora lumut mengalami pergiliran keturunan dari fase spora ke fase gamet dalam siklus hidupnya yang disebut metagenesis. Bagaimana metagenesis tumbuhan lumut??? Berikut uraiannya.
Daftar Isi
PENGERTIAN METAGENESIS
Metagenesis ialah ungkapan yang berasal dari Bahasa Yunani, meta mempunyai arti pergeseran, perubahan; sementara genesis memiliki arti keturunan. Dengan demikian metagenesis diartikan sebagai sebuah siklus pergantian keturunan dari satu fase secual ke fase asecual atau sebaliknya. Tumbuhan lumut merupakan anggota kerajaan tumbuhan (plantae) yang mempunyai struktur badan yang palig sederhana. Tubuh tanaman lumut belum menandakan kormophyta sejati, beberapa spesies lumut masih mempunyai bentuk tubuh berbentuktalus (lembaran). Tumbuhan lumut tidak memiliki akar sejati melainkan rizoid yakni penjuluran batang yang berperan sebagai akar (riza= akar, oid= mirip). Tumbuhan lumut tidak mempunyai jaringan pengangkut (xilem dan floem), sehingga tanaman lumut di sebut juga flora atracheophyta (tak berpembuluh). Habitat tanaman lumut yaitu kawasan lembab atau lembap, guna membuat lebih mudah pergerakan sperma membuahi ovum dalam fase generatifnya. Metagenesis tanaman lumut mencakup fase sporofit atau fase yang menghasilkan spora (asecual) dan fase gametofit (menghasilkan sel gamet). Lumut yang kita lihat ialah fase gameotofit adalah fase menghasilkan sel gamet. Dengan demikian fase inilah yang mayoritas pada tumbuhan lumut.
METAGENESIS TUMBUHAN LUMUT
1. Fase Sporofit (Fase Singkat)
Fase sporofit merupakan fase menciptakan spora. Pada siklus hidup tanaman lumut, fase sporofit berlangsung sangat singkat. Spora dihasilkan dari zigot hasil dari fertilisasi. Zigot (2n) lalu menjelma embrio (2n). Embrio inilah yang berperan selaku sporofit. Kemudian embrio mengalami pembelahan secara meiosis membentuk banyak spora yang bersifat haploid (n). Spora – spora haploid ini tersimpan di dalam kotak spora (sporagium) yang ditopang oleh tangkai spora (sporangiofor) yang terletak di apikal batang flora lumut. Ketika spora – spora ini matang, penutup kotak spora akan terbuka (balasan gerak hidroskopis), sehingga menciptakan kotak spora terbuka dan spora – spora akan keluar dengan bebas terbawa angin. Fase sporofit ialah fase asecual (tanpa perkawinan). Spora dari fase ini akan menjelma protonema melalui pembelahan mitosis yang akan membentuk tumbuhan lumut.
2. Fase Gametofit (Fase Dominan)
Fase gametofit yaitu fase tumbuhan menghasilkan sel gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (ovum). Pada tanaman lumut, fase ini merupakan fase paling secara umum dikuasai (panjang) dari seluruh siklus hidup tumbuhan lumut. Ketika spora jatuh ditempat yang cocok dengan habitat flora lumut (lembab) maka spora akan membelah secara mitosis membentuk protonema (kecambah tumbuhan lumut) yang bersifat haploid (n). Protonema terus berkembang dan menjelma tanaman lumut (memiliki batang, daun, dan rizoid atau pada flora lumut daun membentuk lembaran daun yang lebar di permukaan tanah dengan batang yang sangat pendek). Tumbuhan lumut inilah kemudian yang disebut sebagai flora gametofit, sebab ialah tumbuhan lumut akan menghasilkan sel gamet. Beberapa flora lumut memiliki sel kelamin yang serupa dalam satu pohon, namun adapula tanaman lumut yang menciptakan sel kelamin yang berlawanan pad tiap pohonnya (teladan: lumut hati). Sel sperma dihasilkan oleh anteridium yang sanggup dianalogikan selaku benang sari pada tumbuhan berbunga. Sementara sel ovum dihasilkan oleh arkegonium.
Baik anteridium ataupun arkegonium terletak di ketiak daun yang terpisah dalam satu pohon, atau terletak dalam tangkai khusus seperti pada lumut daun. Sperma flora lumut bersifat motif (aktif bergerak), dengan pemberian habitat yang lembab (lembap) maka akan mempermudah sperma untuk mendekati ovum. Adalah gerakan kemiotaksis yakni gerakan yang dirangsang oleh senyawa kimia yang membantu sperma memperoleh ovum. Sperma mampu menangkap senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel ovum sehingga sperma akan bergerak mendekati senyawa tersebut. Fertilisasi pun terjadi sehabis sel sperma sukses mendapatkan sel ovum. hasil fertilisasi sel sperma dan sel ovum akan menghasilkan zigot yang bersifat diplog (2n) yang siap akan mengulangi siklus generasi selanjutnya. Fase gametofit disebut juga selaku fase secual pada pertumbuhan flora lumut. Hal ini dikarenakan pada fase ini melibatkan sel gamet jantan dan betina dalam pergiliran keturunannya.
Sumber https://www.kakakpintar.id