Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan sebuah dilema yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap materi-bahan pustaka yang berkaitan. Telaah pustaka semacam ini umumnya dikerjakan dengan cara mengumpulkan data atau gosip dari banyak sekali sumber pustaka yang kemudian disuguhkan dengan cara gres dan atau untuk kebutuhan gres.
Dalam hal ini materi-materi pustaka itu diperlukan selaku sumber ide untuk menggali ajaran atau pemikiran baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari wawasan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
Format Proposal Kajian Pustaka
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian atau gambaran biasa yang mampu diperoleh dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan observasi, seminar, atau keadaan lapangan perihal hal-hal yang ada kaitannya dengan persoalan yang diteliti.
Gambaran biasa ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti atau pun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman duduk perkara, contohnya mengapa duduk perkara yang dikemukakan dipandang menawan, penting, dan perlu ditelaah.
2. Rumusan Masalah
Bagian ini ialah pengembangan dari uraian latar belakang problem yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara membuat puas. Uraian tersebut disokong berbagai publikasi yang berafiliasi dengan problem yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, desain-desain yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang berhubungan dengan duduk perkara yang hendak dikaji serta dihidangkan secara sistematis dan terpadu.
Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijawab lewat telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat variabel/korelasi antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang dipakai berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang mau dibahas.
3. Tujuan Penelitian
Bagian ini memperlihatkan gambaran yang khusus atau spesifik tentang arah dari acara kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa harapan kongkret peneliti perihal hasil yang hendak diperoleh. Tujuan kajian mesti mempunyai kaitan atau korelasi yang relevan dengan problem yang mau diteliti. Sebagai acuan ialah mengkaji kehidupan orang-orang yang populer dalam sebuah bidang studi untuk mengenali pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan memperoleh apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.
4. Kegunaan Penelitian
Bagian ini memperlihatkan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari acara kajian kepustakaan yang dilaksanakan, berupa impian realistis peneliti ihwal hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian mesti mempunyai kaitan atau hubungan yang berkaitan dengan problem yang akan diteliti. Sebagai pola yakni mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengenali pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana perjuangan mereka untuk meneliti dan memperoleh apa yang sekarang dianggap selaku hal yang umum saja.
5. Metode Kajian
Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dilakukan penulis sejak permulaan sampai akhir. Pada bab ini mampu diangkut hal-hal yang berhubungan dengan asumsi-pikiran dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan kekurangan , adalah faktor-faktor tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya dikerjakan analisis problem dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis dilema menghasilkan variabel dan korelasi antarvariabel. Selanjutnya dilaksanakan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan tentang masing-masing variabel dan pertanyaan yang berhubungan dengan korelasi antarvariabel. Analisis ini dibutuhkan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah.
Perlu ditekankan bahwa goresan pena wacana tata cara kajian hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yakni paradigma, teori, rancangan, prinsip,aturan, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan dilema yang dibahas.
6. Definisi Istilah
Bagian ini memperlihatkan klarifikasi mengenai istilah-istilah yang dipakai agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga menunjukkan keterangan rinci pada bab-bagian yang membutuhkan uraian, contohnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau kawasan, nilai, perilaku, penghasilan, keadaan atau keadaan, kondisi sosial ekonomi, status, dan sebagainya.
7. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar referensi mesti telah disebutkan dalam teks. Artinya, materi pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua materi pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar acuan. Tatacara penulisan daftar referensi.
Unsur yang ditulis secara berurutan mencakup:
1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama selesai, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,
2. tahun penerbitan
3. judul, termasuk subjudul
4. kota kawasan penerbitan, dan
5. nama penerbit.