Lembaga Sosial Dan Pergeseran Sosial


I PENGERTIAN 
Lembaga Sosial ialah keseluruhan dari metode norma yang terbentuk menurut tujuan dan fungsi tertentu dalam penduduk . Lembaga Sosial berbeda dengan perkumpulan. forum sosial bukanlah kumpulan orang-orang atau bangunan besar, melainkan kumpulan norma. sementara itu, realisasi dari norma yang dianut dalam forum sosial tersebut terjadi dengan adanya perkumpulan. Lembaga Sosial disebut juga Pranata Sosial . 
II JENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL 
Tipe-tipe Lembaga Sosial ialah sebagai berikut:
1.     Berdasarkan perkembangannya dalam penduduk
a.  Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam penduduk melainkan alasannya adat istiadat penduduk tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
b. Enacted Institution : Sengaja dibuat dalam masyarakat. contohnya forum pendidikan. 
2.     Berdasarkan kepentingannya dalam masyarakat
a. Basic Institution : forum sosial yang penting keberadaannya dalam penduduk . contohnya forum pendidikan dan lembaga keluarga.
b. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlampau penting . misalnya wisata. 
3.     Berdasarkan penerimannya dalam masyarakat
a. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
b. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. misalnya pelacuran. 
4.     Berdasarkan popularitasnya
a. General Institution : diketahui dunia secara luas. misalnya lembaga agama.
b. Restricted Institution : diketahui  cuma oleh kalangan tertentu saja . contohnya forum agama Islam, Nasrani, Hindu dll. 
5.     Berdasarkan tujuannya
a. Operative Institution : diresmikan untuk tujuan tertentu. contohnya forum industri.
b. Regulative Institution : diresmikan untuk mengawasi masyarakat. misalnya forum hukum dan kejaksaan.
III FUNGSI DAN KOMPONEN LEMBAGA SOSIAL
Lembaga Sosial memiliki dua fungsi, ialah:
a. Fungsi Manifest : fungsi yang diharapkan dari forum sosial tersebut.
b. Fungsi Laten : fungsi yang tidak diharapkan dari lembaga sosial tersebut,
    namun terjadi.

Tiga Komponen Pokok Lembaga Sosial :
1. Pedoman sikap
2. Simbol budaya
3. Ideologi

IV MACAM-MACAM LEMBAGA SOSIAL 
1.    Lembaga Keluarga, berfungsi sebagai fasilitas sosialisasi primer, afeksi, reproduksi, ekonomi, proteksi dan santunan status.
2.    Lembaga Pendidikan, berfungsi sebagai mediator pewarisan budaya masyarakat, mengajarkan peranan sosial, dan membuatkan hubungan sosial.
3.    Lembaga Ekonomi, berfungsi selaku pengatur produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta memberi fatwa menggunakan tenaga kerja.
4.    Lembaga Politik, berfungsi selaku pemelihara keamanan dan ketertiban, serta melayani dan melindungi masyarakat.
5.    Lembaga Agama, berfungsi selaku sumber pedoman hidup bagi penduduk dan pengatur tata cara korelasi insan dengan sesama dan insan dengan Tuhan.
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
Pada hakikatnya, pergantian sosial dalam masyarakat mampu dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Untuk mengetahuinya, mari kita simak bersama uraian berikut ini.
1.    Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini lazimnya merupakan rentetan pergeseran kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa planning atau hasrattertentu. Masyarakat cuma berusaha menyesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, dan keadaan baru yang muncul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2.     Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi. Di dalam revolusi, pergantian yang terjadi dapat direncanakan apalagi dulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu mampu dijalankan tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan sebuah pergantian sebetulnya relatif alasannya revolusi pun dapat mengkonsumsi waktu lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat alasannya mengganti sendi-sendi pokok kehidupan penduduk , seperti sistem kekeluargaan dan korelasi antarmanusia. Suatu revolusi dapat juga berjalan dengan didahului sebuah pemberontakan. Secara sosiologis, kriteria berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai;.
a.      Harus ada keinginan dari penduduk banyak untuk menyelenggarakan pergeseran. Di dalam penduduk harus ada perasaan tidak puas kepada keadaan dan mesti ada impian untuk meraih kondisi yang lebih baik.
b.      Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang bisa memimpin penduduk untuk mengadakan perubahan.
c.      Pemimpin harus mampu menampung impian atau aspirasi dari rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi sebuah program kerja.
d.      Ada tujuan positif yang dapat diraih. Artinya, tujuan itu mampu dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh sebuah ideologi tertentu.
e.      Harus ada momentum yang sempurna untuk mengadakan revolusi, yakni dikala di mana kondisi sudah sempurna dan baik untuk menyelenggarakan suatu gerakan.
3.     Perubahan Kecil
Pada zaman dulu, kaum wanita di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan pergantian mode, versi pakaian yang mereka kenakanpun mengalami pergantian. Ada yang memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos, dan lainlain. Contoh tersebut merupakan sebuah bentuk pergantian kecil.
Apa yang kau ketahui tentang pergeseran kecil? Perubahan kecil yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-bagian struktur sosial yang tidak menjinjing imbas eksklusif atau mempunyai arti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar ialah sebuah pergantian yang kuat kepada masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem hak milik tanah, relasi kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan aneka macam pergantian, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya banyak pengangguran tersamar di desa-desa, dan yang lain.
5. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan ini merupakan pergeseran yang diperkirakan atau yang sudah dijadwalkan terlebih dulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan pergeseran dalam penduduk . Pihakpihak ini dinamakan agent of change, yakni seseorang atau sekelompok orang yang menerima akidah masyarakat selaku pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat yaitu dengan rekayasa sosial ( social engineering ), yakni dengan metode yang teratur dan dijadwalkan apalagi dulu. Cara ini sering pula dinamakan penyusunan rencana sosial ( social planning ). Contohnya, lahirnya undang-undang pemilu yang merubah sistem penyeleksian presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat ini rakyat memilihnya secara langsung.
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Pada tanggal 27 Mei 2006 di Jogjakarta dan Jawa Tengah diguncang gempa yang menimbulkan banyak masyarakatkehilangan keluarga dan daerah tinggal. Banyak akomodasi biasa , seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit rusak. Dengan demikian kegiatan penduduk menjadi lumpuh. Peristiwa yang tidak mereka inginkan tersebut telah menimbulkan terjadinya pergeseran dalam masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan pengawasan penduduk dan tidak mampu diantisipasi atau diprediksi sebelumnya. Dalam sosiologi, perubahan tersebut biasa disebut dengan pergantian yang tidak diinginkan alasannya adalah menyebabkan akibatakibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
7. Perubahan Struktural
Perubahan struktural yakni pergeseran yang sangat fundamental yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya perubahan metode pemerintahan dari monarkhi ke sistem pemerintahan republik.
8. Perubahan Proses
Perubahan proses adalah pergantian yang sifatnya tidak fundamental. Perubahan tersebut cuma merupakan penyempurnaan dari pergantian sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan. Sifatnya menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam perangkat atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
PROSES PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial terjadi pada setiap penduduk . Bagaimanakah proses terjadinya pergantian sosial? Perubahan sosial mampu terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan fasilitas.
1. Difusi
Difusi ialah proses penyebaran komponen-unsur kebudayaan (wangsit-ide, dogma, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu terhadap individu lain, dari satu golongan ke kelompok lain dalam suatu masyarakat atau dari satu penduduk ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi, adalah difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
a.    Difusi intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), ialah difusi bagian kebudayaan antarindividu atau kelompok dalam sebuah masyarakat. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1)     Adanya sebuah pengakuan bahwa bagian baru tersebut memiliki banyak kegunaan.
2)     Ada tidaknya komponen kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur lainnya.
3)     Unsur gres yang bertentangan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
4)     Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang memperoleh sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.
5)     Pemimpin atau penguasa mampu menghalangi proses difusi tersebut.
b.   Difusi antarmasyarakat ( intersociety diffusion ), ialah difusi bagian kebudayaan dari satu masyarakat ke penduduk lain. Faktor-aspek yang memengaruhi difusi antarmasyarakat ialah selaku berikut.
1) Adanya kontak antara penduduk yang satu dengan masyarakat lainnya.
2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan faedah inovasi gres tersebut.
3) Pengakuan akan kegunaan inovasi gres tersebut.
4) Ada tidaknya komponen kebudayaan lain yang menyaingi komponen inovasi baru tersebut.
5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.
6) Paksaan untuk menerima bagian gres tersebut.
Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu penduduk dapat terjadi lewat perembesan secara damai, peresapan dengan kekerasan, dan simbiotik.
a.    Perembesan hening ( penetration passifique ), adalah masuknya unsur baru ke dalam sebuah penduduk tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru menimbulkan penduduk yang menerima kian maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah.
b.    Perembesan dengan kekerasan ( penetration violente ), ialah masuknya unsur baru ke dalam sebuah masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat akseptor. Contohnya masuknya budaya aneh pada abad penjajahan kolonial Belanda.
c.    Simbiotik, adalah proses masuknya komponen-komponen kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik, adalah mutualistik, komensalistik, dan parasitistik.
1)     Mutualistik, adalah simbiose yang saling menguntungkan
2)     Komensalistik, ialah simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan, namun pihak lain tidak untung tetapi juga tidak rugi.
3)     Parasitistik, yakni simbiose di mana satu pihak mendapatkan laba dan pihak lain menderita kerugian.
2. Akulturasi
Akulturasi ialah proses sosial yang muncul bila sebuah golongan insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan komponen-bagian kebudayaan ajaib sedemikian rupa sehingga komponen-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menetralisir sifat khas kepribadian kebudayaan orisinil.
Proses akulturasi mampu berlangsung sungguh cepat atau lambat tergantung persepsi penduduk setempat kepada budaya ajaib yang masuk. Apabila masuknya lewat proses pemaksaan, maka akulturasi menyantap waktu relatif usang. Sebaliknya, kalau masuknya lewat proses hening, akulturasi tersebut akan berjalan relatif lebih cepat.
3. Asimilasi
Asimilasi ialah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berlainan-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara pribadi dan intensif dalam waktu yang usang, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-kelompok tadi masingmasing berubah sifatnya yang khas menjadi komponen-bagian kebudayaan yang gres, yang berlawanan dengan aslinya.
Asimilasi terjadi sebagai perjuangan untuk menghemat perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu akad menurut kepentingan dan tujuan-tujuan bareng . Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan timbul jika ada kelompok-golongan yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara eksklusif dan terusmenerus dalam rentang waktu yang usang, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berganti dan saling beradaptasi.
4. Akomodasi
Akomodasi mampu diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam kekerabatan-relasi sosial antarindividu dan kalangan-golongan sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di penduduk . Sebagai sebuah proses, akomodasi menunjuk terhadap perjuangan-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial.
FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL
Dewasa ini pergeseran merupakan sebuah hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Mengapa penduduk melaksanakan pergeseran? Dapatkah kamu menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penyebab pergeseran sosial? Soerjono Soekanto menyebutkan adanya aspek-aspek intern dan ekstern yang menimbulkan terjadinya pergantian sosial dalam penduduk .
1. Faktor Intern
Ada beberapa aspek yang bersumber dalam penduduk itu sendiri yang menimbulkan terjadinya perubahan sosial, adalah pergeseran penduduk, inovasi-inovasi gres, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.
a.  Perubahan Penduduk
Perubahan masyarakatberarti bertambah atau berkurangnya masyarakatdalam suatu penduduk . Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, tetapi juga mampu sebab adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi mampu menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk tempat yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk tempat yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti hadirnya berbagai profesi dan kelas sosial.
b. Penemuan-Penemuan Baru
Seiring dengan perkembangan zaman, keperluan manusia akan barang dan jasa makin bertambah kompleks. Oleh karena itu aneka macam penemuan gres diciptakan oleh manusia untuk membantu atau membuat lebih mudah penduduk dalam menyanggupi kebutuhannya. Penemuan gres yang menjadikan pergeseran pada masyarakat mencakup proses discovery, invention, dan inovasi.
1)    Discovery , yaitu sebuah penemuan komponen kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu penduduk . Unsur baru itu dapat berbentukalat-alat gres ataupun ideide baru.
2)    Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang mampu diterapkan atau difungsikan. Discovery gres menjadi invention apabila masyarakat telah mengakui, mendapatkan, serta menerapkan inovasi baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
3)    Inovasi atau proses pembaruan, ialah proses panjang yang meliputi sebuah inovasi unsur baru serta jalannya unsur gres dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) memiliki efek bermacam-macam. Biasanya efek itu memiliki acuan sebagai berikut.
1)    Suatu inovasi baru menjadikan pergantian dalam bidang tertentu, namun balasannya menyembur ke bidang yang lain. Contohnya penemuanhandphone yang menjadikan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain.
2)    Suatu inovasi gres menimbulkan pergeseran yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya inovasi internet yang membawa akibat pada perubahan kepada wawasan, pola pikir, dan langkah-langkah masyarakat.
3)    Beberapa jenis penemuan gres dapat menjadikan satu jenis perubahan. Contohnya inovasi internet, e-mail, televisi, dan radio menjadikan 4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, keyakinan, sistem aturan, dan sebagainya) besar lengan berkuasa kepada lembaga kemasyarakatan, etika istiadat, maupun acuan perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang mencar ilmu di mancanegara pada permulaan era ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan forumlembaga sosial baru yang bersifat nasional.
c. Konflik dalam Masyarakat
Suatu pertentangan yang lalu disadari dapat memecahkan ikatan sosial umumnya akan diikuti dengan proses kemudahan yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka umumnya terbentuk kondisi yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik mampu mengganti kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi duka, pendiam, tak inginbergaul, dan lain-lain. Namun kalau orang-orang yang terlibat pertentangan sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki kondisi itu semoga lebih baik dari sebelumnya.
d.   Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu disertai dengan banyak sekali pergeseran mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, metode politik, metode ekonomi, dan sebagainya.
2.   Faktor Ekstern
Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruhpengaruh dari luar masyarakat kita yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang menimbulkan pergantian sosial adalah selaku berikut.
a.   Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Bagi insan, alam memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong insan untuk cinta pada alam, alam selaku sumber penyediaan materi-bahan makanan dan busana, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau wisata.
Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan insan, maka telah seharusnyalah kita menjalin keharmonisan relasi dengan alam yang ada di sekitar kita biar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru menjadikan munculnya kerusakan alam. Misalnya langkah-langkah insan menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menjadikan banjir dan tanah longsor pada trend penghujan alasannya adalah terjadinya abrasi tanah oleh air hujan (abrasi). Akibatnya banyak penduduk yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana lazim yang lain.
b. Peperangan
Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menimbulkan terjadinya perubahan yang sangat fundamental, baik seluruh wujud budaya (metode budaya, metode sosial, dan unsur-komponen budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-pergantian itu biasanya terjadi pada negara yang kalah perang alasannya biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya terhadap negara tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain adalah selaku berikut.
1)    Apabila terjadi kekerabatan primer, maka akan terjadi efek timbal balik. Di samping dipengaruhi, sebuah masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.
2)    Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa mirip radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini efek kebudayaan hanya terjadi sepihak, adalah pengaruh dari masyarakat yang menguasai fasilitas komunikasi massa tersebut.
3)    Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan memiliki taraf kebudayaan yang serupa, sering kali yang terjadi justru cultural animosity, ialah keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berlainan dan saling hidup berdampingan itu saling menolak dampak kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada abad lalunya mempunyai pertentangan fisik ataupun nonfisik.
4)    Apabila dua kebudayaan berjumpa salah satunya memiliki taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.
TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL
Kecenderungan terjadinya pergantian-pergeseran sosial merupakan tanda-tanda yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-pergantian sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi sebab adanya perubahan dalam bagian-unsur yang menjaga keseimbangan penduduk , seperti pergeseran dalam unsurunsur geografis, biologis, irit, dan kebudayaan. Perubahan-pergeseran tersebut dijalankan untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan tentang perubahan sosial yaitu selaku berikut.
1.    Teori Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini intinya berpijak pada perubahan yang membutuhkan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang mesti dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa klasifikasi, yakni unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.
a.    Unilinear Theories of Evolution
Teori ini beropini bahwa insan dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan risikonya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.
b.    Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak perlu lewat tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini ialah bahwa penduduk ialah hasil pertumbuhan dari kelompok homogen menjadi kalangan yang heterogen.
c.    Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap pertumbuhan tertentu dalam evolusi penduduk . Misalnya mengadakan penelitian tentang pergeseran tata cara mata pencaharian dari tata cara berburu ke tata cara pertanian menetap dengan memakai pemupukan dan pengairan. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kekurangan dari Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya yaitu sebagai berikut.
a.    Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi suatu rangkaian tahapan kadang-kadang tidak cermat.
b.    Urut-urutan dalam tahap-tahap pertumbuhan tidak sepenuhnya tegas, sebab ada beberapa kalangan masyarakat yang bisa melebihi tahapan tertentu dan pribadi menuju pada tahap selanjutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada kalangan masyarakat yang justru berjalan mundur, tidak maju mirip yang diinginkan oleh teori ini.
c.    Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan rampung pada puncaknya, saat masyarakat sudah mencapai kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya. Pandangan seperti ini perlu ditinjau ulang, alasannya adalah bila pergeseran memang merupakan sesuatu yang konstan, ini memiliki arti bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan meraih titik akhir.
d.    Padahal pergeseran merupakan sesuatu yang bersifat terusmenerus sepanjang manusia melaksanakan interaksi dan sosialisasi.
2.    Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut persepsi teori ini, kontradiksi atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara golongan yang menguasai modal atau pemerintahan dengan golongan yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada pergantian sosial. Teori ini mempunyai prinsip bahwa konflik sosial dan pergeseran sosial senantiasa melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini menganggap bahwa sesuatu yang konstan atau tetap yaitu konflik sosial, bukan pergantian sosial. Karena pergeseran hanyalah merupakan balasan dari adanya pertentangan tersebut. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi ajaran dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.
Secara lebih rinci, persepsi Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.
a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b. Setiap unsur masyarakat biasanya menunjang pergantian penduduk .
c. Setiap penduduk lazimnya berada dalam ketegangan dan pertentangan.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap kalangan yang satu oleh golongan yang lainnya.
3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
Konsep yang berkembang dari teori ini yakni cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menerangkan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari korelasi antara bagian-bagian kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa bagian kebudayaan bisa saja berganti dengan sangat cepat sementara komponen yang yang lain tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan bagian tersebut. Maka, yang terjadi yaitu ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menimbulkan kesenjangan sosial atau cultural lag .
Para penganut Teori Fungsionalis lebih mendapatkan perubahan sosial selaku sesuatu yang konstan dan tidak membutuhkan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan penduduk . Proses pengacauan ini berhenti pada ketika perubahan itu sudah diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata berguna, maka pergantian itu bersifat fungsional dan hasilnya diterima oleh penduduk , namun jika terbukti disfungsional atau tidak berfaedah, pergantian akan ditolak. Tokoh dari teori ini yakni William Ogburn.
Secara lebih ringkas, persepsi Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut.
a.    Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
b.    Setiap bagian masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
c.    Setiap masyarakat umumnya relatif terintegrasi.
d.    Kestabilan sosial sangat tergantung pada komitmen bareng (konsensus) di golongan anggota kalangan penduduk .
4. Teori Siklis ( Cyclical Theory )
Teori ini menjajal melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap penduduk terdapat perputaran atau siklus yang mesti diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan sosial ialah hal yang wajar dan tidak dapat dikesampingkan.
Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis yakni selaku berikut.
a. Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, perkembangan insan mengalami empat tahapan, ialah anak-anak, sampaumur, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan kemajuan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini menyantap waktu sekitar seribu tahun.
b. Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga tata cara kebudayaan yang berputar tanpa selesai. Siklus tiga sistem kebudayaan ini ialah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.
1)     Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan akidah kepada kekuatan supranatural.
2)     Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana iman terhadap unsur adikodrati (supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan penduduk ideal.
3)     Kebudayaan sensasi, ialah kebudayaan di mana sensasi ialah kriteria dari kenyataan dan tujuan hidup.
c. Teori Arnold Toynbee (1889-1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, kemajuan, keruntuhan, dan hasilnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang cukup umur ini beralih menuju ke tahap kepunahannya.
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Anda tentu senantiasa ingin mengalami pergeseran bukan? Ataukah anda merasa puas dengan kondisi yang ada mirip dikala ini? Perubahan sosial merupakan suatu perwujudan dinamika kehidupan sosial. Maka, tentunya untuk meraih dinamika kehidupan sosial itu, masyarakat selalu mengalami pergantian.
Di tengah-tengah penduduk , kelompok-golongan sosial yang ada bukanlah sesuatu yang statis atau tetap, melainkan selalu mengalami pertumbuhan sesuai dengan pergeseran yang diharapkan oleh golongan tersebut. Hal ini mirip yang diungkapkan oleh Auguste Comte bahwa sosiologi pada dasarnya mempelajari masyarakat, baik yang bersifat statis maupun dinamis. Perubahan dibutuhkan karena kalangan sosial tersebut tidak cocok lagi dengan suasana dan kondisi yang ada pada saat itu. Mengapa terjadi pergeseran? Pada dasarnya insan adalah makhluk dinamis. Manusia tidak pernah merasa puas atau cukup dengan kondisi yang ada sekarang. Melalui interaksinya dengan insan lain serta alam sekitarnya, insan menyadari dan mendapatkan sesuatu lainnya, yang harus dikerjakan untuk mengganti dan memperbarui hidupnya. Tentunya diubahsuaikan dengan pertumbuhan pola pikir dan kemampuan yang dimilikinya.
Perubahan ialah gejala sosial yang dialami oleh setiap masyarakat. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk makin maju dan berkembang, seiring dengan perkembangan contoh pikir dan tingkat kemampuannya. Kecenderungan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini.
1.    Rasa tidak puas kepada keadaan dan suasana yang ada.
2.    Timbul impian untuk mengadakan pergantian.
3.    Sadar akan adanya kelemahan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk menutupinya dengan menyelenggarakan perbaikan.
4.    Adanya usaha penduduk untuk beradaptasi dengan keperluan, keadaan, dan keadaan baru yang muncul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
5.    Banyaknya kesusahan yang dihadapi memungkinkan manusia berusaha untuk dapat mengatasinya.
6.    Tingkat keperluan penduduk yang semakin kompleks dan adanya harapan untuk mengembangkan taraf hidup.
7.    Sikap terbuka dari penduduk kepada hal-hal yang gres, baik yang tiba dari dalam maupun dari luar masyarakat tersebut.
8.    Sistem pendidikan yang mampu memperlihatkan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk menjangkau kurun depan yang lebih baik.
Perubahan dikerjakan oleh manusia menuju ke suatu kondisi baru yang berlawanan dengan kondisi sebelumnya. Perubahan dimaksudkan untuk memajukan taraf dan derajat kehidupannya, baik secara etika maupun materiil. Apakah perubahan sosial itu? Berikut ini beberapa jago sosiologi mengungkapkan definisi pergeseran sosial sesuai dengan sudut pandang mereka.
1.    Kingsley Davis.Perubahan sosial adalah pergantian-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
2.    Robert Mac Iver.Perubahan sosial yaitu pergeseran dalam hubungan sosial atau pergeseran terhadap keseimbangan korelasi sosial.
3.    Samuel Koenig.Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam acuan-pola kehidupan insan.
4.    J.P. Gillin dan J.L. Gillin.Perubahan sosial adalah suatu kombinasi dari cara hidup yang sudah diterima, baik alasannya perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, dan ideologi maupun sebab adanya difusi ataupun penemuanpenemuan baru dalam masyarakat.
5.    Hans Garth dan C. Wright Mills.Perubahan sosial yakni apapun yang terjadi (baik itu kehadiran, pertumbuhan ataupun kemunduran), dalam periode waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
MASYARAKAT SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Pada bagian-bab terdahulu, kita sudah menyinggung masyarakat. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan masyarakat itu? Apakah mereka membentuk suatu tata cara sehabis mengadakan proses sosial atau interaksi sosial? Mari kita pelajari dalam bab ini. Kamu pasti tidak gila lagi dengan perumpamaan penduduk . Setiap hari kau mendengar, mengucapkan, bahkan hidup atau berkumpul dengan orang lain dalam masyarakat. Nah, sekarang kita akan berguru tentang kehidupan bermasyarakat.
1. Pengertian Masyarakat
Lingkungan daerah kita tinggal dan melakukan banyak sekali kegiatan disebut dengan penduduk . Apakah penduduk hanya sebatas pada pemahaman itu? Tidak. Untuk memahami lebih jauh perihal pengertian masyarakat, seharusnya kita ketahui beberapa definisi menurut usulan para mahir sosiologi.
a.  Emile Durkheim. Masyarakat ialah suatu realita objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
b.  Karl Marx. Masyarakat adalah sebuah struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun pertumbuhan alasannya adalah adanya kontradiksi antara kelompok-golongan yang terpecah-pecah secara ekonomis.
c.  Max Weber. Masyarakat yaitu sebuah struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh keinginan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
d.  Koentjaraningrat. Masyarakat ialah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk insan yang terikat oleh sebuah tata cara budbahasa istiadat tertentu.
e.  Mayor Polak. Masyarakat ialah wadah segenap antarhubungan sosial yang terdiri dari banyak sekali kolektivitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kalangan-golongan yang lebih kecil (subkelompok).
f.    Roucek dan Warren. Masyarakat yakni sekelompok manusia yang memiliki rasa dan kesadaran bareng , di mana mereka berdiam (berdomisili) dalam daerah yang sama yang sebagian besar atau seluruh warganya memberikan adanya akhlak istiadat serta aktivitas yang serupa pula.
g.  Paul B. Horton. Masyarakat adalah sekumpulan insan yang secara relatif berdikari, yang hidup bahu-membahu cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kalangan itu. Pada bab lain Horton mengemukakan bahwa penduduk ialah suatu organisasi manusia yang saling bekerjasama satu dengan yang yang lain.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dapat dibedakan dalam pemahaman natural dan kultural sbb;.
a.    Masyarakat dalam pemahaman natural yaitu community yang ditandai oleh adanya persamaan daerah tinggal ( the same geographic area ). Misalnya masyarakat Sunda, masyarakat Jawa, masyarakat Batak, dan sebagainya.
b.    Masyarakat dalam pengertian kultural adalah society yang keberadaannya tidak terikat oleh the same geographic area, melainkan hasil dinamika kebudayaan peradaban insan. Misalnya masyarakat pelajar, masyarakat petani, dan sebagainya.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri sebuah penduduk pada umumnya adalah selaku berikut.
a.    Manusia yang hidup bersama, sedikitnya terdiri atas dua orang.
b.    Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan mengakibatkan manusiamanusia gres. Sebagai akibat hidup bareng itu, timbul tata cara komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengendalikan korelasi antarmanusia.
c.    Sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.
d.    Merupakan sebuah metode hidup bersama. Sistem kehidupan bareng menyebabkan kebudayaan alasannya adalah mereka merasa dirinya terikat satu dengan yang lain.
2. Masyarakat sebagai Suatu Sistem
Sebagai suatu tata cara, individu-individu yang terdapat di dalam penduduk saling bekerjasama atau berinteraksi satu sama lain, contohnya dengan melakukan kolaborasi guna memenuhi keperluan hidup masing-masing.
a. Sistem Sosial
Sistem adalah bab-bab yang saling bekerjasama antara satu dengan yang yang lain, sehingga mampu berfungsi melakukan sebuah kerja untuk tujuan tertentu. Sistem sosial itu sendiri adalah sebuah metode yang terdiri dari elemenelemen sosial. Elemen tersebut terdiri atas langkah-langkah-langkah-langkah sosial yang dikerjakan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang yang lain. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta kekerabatan-korelasi sosial. Keseluruhan korelasi sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kalangan maupun masyarakat yang hasilnya akan memilih corak masyarakat tersebut.
b. Struktur Sosial
Struktur sosial mencakup susunan status dan tugas yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan antarperan sosial. Di dalam struktur sosial terdapat unsurunsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, forum-lembaga sosial, kalangan-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial. Bagaimana sebetulnya unsur-komponen sosial itu terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam penduduk ? Melalui proses-proses sosial semua itu dapat dilaksanakan. Proses sosial itu sendiri ialah kekerabatan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam penduduk dengan memahami dan mematuhi norma-norma yang berlaku.
c. Masyarakat selaku Suatu Sistem
Apabila kita mengikuti pengertian penduduk baik secara natural maupun kultural, maka akan terlihat bahwa keberadaan kedua masyarakat itu merupakan satu-kesatuan. Dengan demikian, kita akan tahu bahwa komponen-bagian yang ada di dalam masyarakat yang masing-masing saling bergantung merupakan satu-kesatuan fungsi. Adanya prosedur yang saling bergantung, saling fungsional, saling mendukung antara banyak sekali bagian dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut selaku metode.
Masyarakat sebagai sebuah tata cara selalu mengalami dinamika yang mengikuti hukum karena akhir (kausal). Apabila ada pergantian pada salah satu komponen atau faktor, maka komponen lainnya akan menerima konsekuensi atau kesannya, baik yang konkret maupun yang negatif. Oleh karena itu, sosiologi melihat penduduk atau pergantian penduduk senantiasa dalam kerangka sistemik, artinya pergantian yang terjadi di salah satu aspek akan memengaruhi faktor-faktor lain secara menyeluruh dan berjenjang.
Menurut Charles P. Loomis, penduduk sebagai sebuah metode sosial mesti terdiri atas sembilan bagian berikut ini.
1) Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur ini ialah unsur yang paling penting dalam tata cara sosial, alasannya adalah sikap anggota dalam penduduk sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka pahami tentang kebenaran, tata cara religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta alam semesta.
2) Perasaan
Unsur ini ialah keadaan jiwa insan yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya, tergolong di dalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk lewat hubungan yang menciptakan situasi kejiwaan tertentu yang hingga pada tingkat tertentu mesti dikuasai supaya tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
3) Tujuan
Manusia selaku makhluk sosial dalam setiap tindakannya memiliki tujuan-tujuan yang mau dicapai. Tujuan adalah hasil simpulan atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang harus diraih, baik lewat perubahan maupun dengan cara menjaga kondisi yang telah ada.
4) Kedudukan (Status) dan Peran ( Role )
Kedudukan (status) ialah posisi seseorang secara lazim dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak, serta kewajibannya. Kedudukan menentukan peran atau apa yang harus diperbuatnya bagi penduduk sesuai dengan status yang dimilikinya. Jadi peran ( role ) merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sehubungan dengan status yang menempel padanya. Contohnya seorang guru (status) mempunyai peranan untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan atau menyampaikan materi pelajaran kepada siswa-siswanya.
5) Kaidah atau Norma
Norma ialah ajaran wacana perilaku yang diperlukan atau patut berdasarkan kelompok atau masyarakat atau umumdisebut dengan peraturan sosial. Norma sosial merupakan patokan-persyaratan tingkah laris yang diwajibkan atau dibenarkan dalam suasana-situasi tertentu dan ialah bagian paling penting untuk meramalkan tindakan insan dalam metode sosial. Norma sosial dipelajari dan dikembangkan lewat sosialisasi, sehingga menjadi pranata-pranata sosial yang menyusun sistem itu sendiri.
6) Tingkat atau Pangkat
Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Seseorang dengan pangkat tertentu bermakna memiliki proporsi hak-hak dan keharusan-keharusan tertentu pula. Pangkat diperoleh setelah melalui evaluasi kepada perilaku seseorang yang menyangkut pendidikan, pengalaman, keahlian, dedikasi, keseriusan, dan ketulusan tindakan yang dilakukannya.
7) Kekuasaan
Kekuasaan ialah setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak-pihak lain. Apabila seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya, maka itulah yang disebut dengan kekuasaan.
8)     Sanksi
Sanksi yaitu sebuah bentuk imbalan atau balasan yang diberikan terhadap seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat berupa hadiah ( reward ) dan dapat pula berupa hukuman ( punishment ). Sanksi diberikan atau ditetapkan oleh penduduk untuk mempertahankan tingkah laku anggotanya agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
9) Fasilitas (Sarana)
Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan, sistem, dan benda-benda yang digunakan insan untuk menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri. Dengan demikian kemudahan di sini sama dengan sumber daya material atau kebendaan maupun sumber daya imaterial yang berupa ide atau gagasan.