Materi dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan Moral di Sekolah
Oleh: Hamid Darmadi
1. Materi Pembelajaran PMP Siswa Sekolah Dasar, SMP dan SMA
Materi PMP didesain sedemikian rupa dengan tujuan menanamkan keyakinan ideologi Pancasila secara sistematis. Pendidikan Moral dekat kaitannya dengan pendidikan huruf. Dalam buku Educating for Character: How Our Schools Can Teach. Respect dan pelajaran yang disebut Pendidikan Moral Pancasila disebutkan, Pendidikan Karakter ialah salah satu seni manajemen mendidik anak di Zaman Global ini; Pendidikan midentik pula dengan pendidikan budi pekerti. Pendidikan Moral merupakan pendidikan nilai-nilai luhur yang berakar dari agama, etika-istiadat dan budaya bangsa Indonesia dalam rangka berbagi kepribadian biar menjadi manusia yang berakhlak mulia. Moral yaitu perumpamaan yang mengacu pada langkah insan yang mempunyai nilai konkret dan untuk perumpamaan abmoral diberikan terhadap manusia yang tidak mempunyai nilai kasatmata. Dalam penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa etika bermakna suatu adat kesusilaan dan kebijaksanaan pekerti. Oleh sebab itu budpekerti berhubungan dengan nilai utamanya nilai efektif. Secara konsepsional, pendidikan budi pekerti mencakup beberapa hal, antara lain berikut ini:
- Usaha merencanakan penerima ajar untuk menjadi manusia seutuhnya dengan berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan periode depan.
- Upaya pembentukan, pengembangan, kenaikan, pemeliharaan dan perbaikan perilaku penerima bimbing biar mereka mau dan melakukan peran-peran hidupnya secara selaras, dan seimbang.
- Upaya pendidikan untuk merealisasikan akseptor didik menjadi pribadi seutuhnya dengan budi pekerti luhur melalui aktivitas panduan, pembiasaan, pengajaran, latihan dan keteladanan.
Sedangkan pendidikan kecerdikan pekerti secara operasional ialah upaya memberikan pendidikan budipekerti dengan memberikan pembekalan kepada peserta ajar lewat acara bimbingan, pengajaran, dan latihan selama kemajuan dan kemajuan dirinya selaku bekal kurun depan dengan bermoralbaik, hati nurani yang bersih, serta bisa menjada kesusilaan dalam melaksanakan keharusan kepada Tuhan dan sesama makhluk.
Pendidikan akal pekerti mempunyai kesamaan tujuan dengan pendidikan watak atau pendidikan adab, ialah membentuk eksklusif anak agar menjadi manusia yang baik, penduduk dan warga negara yang mempunyai tabiat baik. Pada hakikatnya pendidikan akal pekerti dalam pendidikan Indonesia ialah pendidikan nilai, seperti pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Berikut ini disajikan masing-masing materi pembelajaran siswa Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas/sederajat sebagai berikut:
a. Untuk Siswa SD.
Mengembangkan pengetahuan dan kesanggupan mengetahui dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan sikap sebagai langsung, anggota penduduk dan warganegara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kesanggupan untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikan menengah.
b. Untuk Siswa SMP.
Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mengetahui dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan sikap sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warganegara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikan menengah.
c. Untuk Siswa SMA
Meningkatkan wawasan dan mengembangkan kemampuan mengetahui, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila selaku pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warganegara yang bertanggung jawab dan diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk berguru lebih lanjut.
2. Tujuan Pendidikan Moral Siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,SMA/Sederajat
Fungsi utama pendidikan yaitu menumbuhkan kreativitas, menyebarkan nilai-nilai insaniah dan ilahiah, serta memajukan kemampuan kerja produktif dari para penerima bimbing (Noeng Muhadjir:2003). Pendidikan tidak sekadar mengembangkan kemampuan otak untuk berpikir, namun juga kecerdasan spiritual dan emosional. Hal ini sejalan dengan pemahaman bahwa proses pendidikan memberi perhatian tidak hanya nilai-nilai akademik, namun juga nilai-nilai sosial dan religius.
Dengan demikian, pendidikan adab tentu saja mesti menjadi bab yang tak terpisahkan dari proses pendidikan, di mana pun dan dalam tingkat apa pun. Nilai-nilai moralitas ialah Conditio Sine Qua Non dari subjek pendidikan dalam bidang apa pun, baik sains dan teknologi maupun sosial humaniora.
Kepentingan dari pendidikan sopan santun tidak lain alasannya makna esensialnya bagi kehidupan. Pada dasarnya adalah pendidikan akhlak biar penerima asuh bisa mengikuti prinsip-prinsip yang bagus dalam kehidupan. Konten dari pendidikan ini berupa prinsip-prinsip utama yang diperlukan untuk mendukung kelanggengan kehidupan, seperti kejujuran, kebenaran, simpati kepada kebaikan, dan lain sebagainya. Peserta asuh memerlukan fatwa-anutan kebaikan itu sebab dalam menjalani kehidupan, prinsip-prinsip moralitas menjadi alat untuk menjalani kehidupan dengan benar sehingga kita dapat menjadi warga penduduk yang berperan aktif dalam mendorong kelancaran kehidupan itu sendiri.