Untuk dimengerti bahwa Orang Dayak, mempunyai budaya kepada tamunya untuk suka menjamu tamunya. Sebuah tradisi yang memang seharusnya jangan menolak masakan yang disuguhkan walaupun itu sederhana.
Orang Dayak akan malu jikalau tamunya sampai mengalami kelaparan. Bahkan dianggap sebagai tuan rumah yang tidak baik, meskipun anda telah bilang “telah kenyang pasti anda tetap akan disuguhi makanan. Jamuan oleh orang dayak yakni dengan makanan, sirih dan tuak.
Dulu minuman ini atau yang di sebut Tuak/Bram/Beram yakni suguhan pengganti teh/kopi bagi kelompok masyarakat Dayak lazimnya . Jauh sebelum mengenal teh/kopi, suku Dayak telah mampu menciptakan Tuak dengan rasa manis sedikit berbisa/hangat/keras alami sebagai akibat dari proses fermentasi atau peragian dari beras pulut/ketan yang di buat tapai.
Dalam sebuah tradisinya, tuak sendiri dipakai selaku santapan saat ada tamu datang ke bilik (dalam rumah betang) baik pagi, siang maupun malam. Setiap bilik senantiasa merencanakan tuak, selain untuk diri sendiri maupun tamu.
Minuman ini juga berfungsi selaku pemanas badan kala itu. Pada acara kebudayaan seperti gawai atau pesta pernikahan, tuak yaitu minuman suplemen yang mesti ada.
Tuak adalah sejenis minuman beralkohol Nusantara yang ialah hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak yaitu produk minuman yang mengandung alkohol.
Bahan baku yang biasa dipakai yaitu: beras atau cairan yang diambil dari tumbuhan mirip nira pohon enau atau nipah, atau sumber lain.
Kadar alkohol tuak di pasaran berlawanan-beda bergantung tempat pembuatnya. Tuak beras yaitu sejenis minuman penduduk di Kalimantan. Biasanya tuak beras dimasak dari sejenis beras yang disebut “beras pulut” (beras ketan).