Politik identitas akan mengarah pada budaya di masyarakat, lekatnya dengan faktor social di penduduk , serta bagaimana demokrasi yang berada pada kondisi yang memang memerlukan banyak sekali hal terkait dengan aspek budaya di masyarakat.
Konflik budaya akan berlawanan dengan aspirasi yang akan disampaikan, pastinya tidak cuma ada di masyarakat, kantor partai, dan rumah saja. Tetapi, banyak sekali plitik indetitas yang melekat pada dinamika budaya yang memang berada pada kondisi kekerabatan sosial di masyarakat, yang nelekat pada faktor budaya terhadap Demokrasi itu sendiri.
Ketika, mengetahui konflik budaya akan menempel pada dinamika sosial yang berada pada aspek pengertian perihal kesukuan, tradisi, agama, dan ras. Hal yang melekat pada faktor kekerabatan masyarakat mengarah pada kesempatankonflik yang berada kondisi berlawanan dengan kebudayaan yang lain.
Pemahaman yang berada pada masyarakat identitas contohnya akan mengarah pada potensi kekerabatan social masyarakat yang mengarah pada dinamika sosial yang berbeda. Tercipta adanya politik identitas yang mendasari pada hubungan budaya, akan berada pada keadaan kepada filsafat politik yang menjadi gagasan terhadap kebudayaan yang di bentuk di penduduk .
Peran serta yang layaknya menjadi dasar kepada kepentingan politik akan mengarah pada aspek kesempatansosial di penduduk dengan mengarah pada dinamika budaya yang melekat pada kekerabatan di penduduk , kepentingan politik, rasa tidak bahagia, serta lainya akan mengarah pada aspek kebudayaan dan agama di penduduk .
Potensi konflik mengarah pada politik identitas, dan kepentingan partai politik misalnya masing-masing partai dengan produk yang mengarah pada kampanye politik akan terlihat bagaimana pertentangan politik yang mereka terapkan menurut faktor kepentingan social politik di penduduk .