Kehidupan sosial penduduk kota Pontianak, akan tampak berlawanan dengan adanya perubahan sosial pada masyarakat sebelumnya yang berasal dari Desa. Hal ini terang alasannya pengaruh kebudayaan lokal, yang sering memaki, dan lainnya akan berbeda jauh pada kebudayaan lainnya utamanya penduduk Batak.
Jelas bagaimana kebudayaan Tionghoa Pontianak, akan tidak mematuhi aturan orangtua mereka, terhadap aneka macam sistem budaya sosial mereka, alasannya dengan berbagai hal terkait persoalan sosial ekonomi mereka. Terkadang ada Tionghoa memanfaatkan berbagai kebudayaan Tionghoa Jakarta berlainan jauh.
Tionghoa Pontianak, jelas akan memaki sebab pekerjaan orangtua mereka, dan itu hasil asimilasi kebudayaan lokal pada perkampungan masyarakat Dayak. Hal ini terang bagaimana mereka hidup dengan kebudayaan lokal, Indonesia.
Berbagai hal itu terang bagaimana mereka hidup sesuai dengan keadaan sistem sosial budaya mereka yang mempunyai pengaruh pada kebudayaan masyarakat Dayak – Tionghoa – Batak, terperinci bagaimana mereka berasimilasi secara budaya, seksualitas, politik, dan ekonomi yang mensugesti.
Dengan begitu, banyak sekali kebudayaan yang lekat pada penduduk Tionghoa, memiliki pengaruh pada aspek kehidupan sosial mereka di masyarakat, hal ini guna mendapatkan berbagai simpati di masyarakat, umumnya digunakan oleh suku Batak ( Sihombing ) menjadi temuan yang menarik untuk mengetahui kebudayaan lokal, berdasarkan orang.
Pelayanan yang dilakukan pada sebuah kehidupan sosial, dimana dalam hal ini berasalh dari kepentingan agama, dan kebudayaan setempat pastinya mempunyai tugas penting kepada asimilasi budaya mereka kepada tata cara sosial yang mereka terima.
Dengan begitu, aneka macam hal terkait dengan tata cara sosial pada suatu kebudayaan, menempel pada adanya lingkungan sosial yang berasal dari penduduk kampung, dan tata cara sosial, kelas sosial, dan status sosial, dan bagaimana mereka membentuk sebuah kebudayaan dalam sebuah perkampungan yang begitu buruk, pada sumber daya insan di lokal, Indonesia.