Pada masa revolusi mental dan Industri pada masa 2011 – 2022 berlanjut sampai pada tahun 2024, merencanakan banyak sekali keperluan massa, pertentangan sosial, etnik, hingga ras yang berlanjut pada kepentingan agama, akan tampak pada metode politik di Indonesia, secara umum.
Yang operlu dipahami dalam hal ini ialah, ketika agama dan budaya menjadi bagian dari pembentukan mental masyarakat kepada perubahan yang ada disekitar penduduk ketika ini. Dengan begitu, banyak sekali hal terkait faktor ekonomi politik, setidaknya menjadi dukungan kepada cara pandang pada manusia yang beradab itu.
Budaya kerja menjadi bagian penting dalam mengembangkan bikinan yang ada di masyarakat, hal ini agam menjadi penyalarasan kepada kehidupan budaya lokal di penduduk secara biasa . Di karenakan banyak sekali hal terkait insan dalam beragama dan budaya.
Setidaknya yang perlu disingkirkan yakni problem masyarakat budaya, yang berlindung pada aspek budaya kerja ketika ini tampak pada ekonomi budaya yang melekat pada peradaban manusia itu sendiri. Dengan begitu.
Berbagai hal terkait manusia berada utamanya penduduk adab Tionghoa – Batak – Dayak di Indonesia, khususnya jawa di Indonesia akan lekat pada persoalan konflik sosial yang merekma terima hingga ketika ini, menjadi efek jera terhadap dilema di masyarakat pada tahun 67 hingga 2000 di Indonesia.
Manusia yang beradab akan mengerti bagaimana memperoleh sistem ekonomi budaya, dan politik dengan benar terhadap banyak sekali kehidupan sosial, dan seksualitas mereka secara khusus. Hal ini mampu disampikan melalui pandangan kepada pertentangan sosial yang perna terjadi, baik itu disengaja dan tidak menjadi catatan terhadap duduk perkara di Kalimantan dan di Jawa, termasuk di Sumatera pastinya.
Berbagai argumentasi, gagasan, dan pendapat kepada tata cara ekonomi saat ini setidaknya menjadi rata kepada keadilan ekonomi, dan lingkungan yang hingga ketika ini masih menjadi penting dalam melihat aneka macam aktivitas di masyarakat secara khusus di pedesaan, bikinan dan dinamika distribusi kepada nilai – nilai agama dan budaya.
Ragam dan perbedaan kepada banyak sekali terusan kehidupan budaya akan lekat pada kepentingan ekonomi politik, dari yang biadab dan tidaknya insan, tergantung dari kehidupan sosial, budaya dan agama yang melekat pada masing-masing diri manusia hingga saat ini.
Pada tahun 2011 berlangsung ketengangan antar etnik cuma di persiapkan oleh elit politik, sekelompok orang terhadap faktor kehidupan beragama dan budaya mereka, terutama pada kepentingan ekonomi Barat, dan pengusaha yang berlangsung dengan kehidupan sosial mereka di masyarakat hingga ketika ini.
Yang dalam hal ini dihasilkan bagaimana manusia itu hidup di Indonesia, kepada kebrutalan mereka, dan agama mereka di Jakarta. Hal ini menjelaskan bagaimana tata cara ekonomi yang mereka dapatkan dan bagaimana kehidupan mereka secara dramatisir kepada keberadaan mereka dikala ini, terutama media massa mestinya menjadi bobot terhadap konflik sosial yang dibuat pada tahun 2000 di Pontianak.
Pada tahun 2019, presiden atau perdana menteri Malaysia menyampaikan bahwa tidak ada pentingnya untuk bertemuy wartawan, surat kabar dan yang lain kepada berbagai jalan masuk kehidupan budaya massa di Indonesia dikala ini yang memang menjadi perhatian penting dengan muatan media yang tidak berbobot itu.