Terumbu karang dan bakau atau mangrove ialah dua komunitas maritim dangkal yang sangat mempesona dan khas di perairan tipe tropis dan subtropis yang sangat berperan dalam pembentukkan pulau dan ekspansi pantai.
Pada postingan kali ini akan dijelaskan tentang perbedaan antara ekosistem terumbu karang dan ekosistem bakau atau mangrove.
Kedua jenis komunitas ini memerlukan bahari yang hening.
Terumbu karang memerlukan laut yang tenang dan bening sehingga dapat diterobos oleh sinar matahari sedangkan mangrove memerlukan bahari yang tenang dan berlumpur.
Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem lengkap dengan struktur tropik, yang tersebar di perairan dangkal.
Pada terumbu karang terdapat produsen pertama yang sangat banyak adalah berupa ganggang.
Ganggang ini melaksanakan proses fotosintesa dengan segera dimana hasil fotosintesa ini dipakai selaku sumber energi bagi binatang karang.
Sebaliknya ganggang memperoleh nutrien dari hewan karang contohnya dalam bentuk kotoran.
Begitulah seterusnya terjadi siklus mineral pada ekosistem terumbu karang. Disini mampu ditemui relasi kerja sama yang sangat baik antara hewan dengan vegetasi di dalam kolom karang.
Sejenis gangang yang disebut zooxanthalae hidup dalam jaringan polip karang (endozoic) sementara yang lain hidup di sekeliling atau di bawah dan di segi kerangka karang.
Terumbu dibangun dari kalsium karbonat oleh binatang karang (pylum coelenterata). Peranan oksigen yang dikeluarkan oleh proses fotosintesa ganggang sungguh menolong dalam pembentukkan karang.
Pembentukkan karang tersebut akan meningkatkan 10 kali lipat di daerah terang dibanding dengan kawasan gelap.
Begitu pula jika ganggang endozoic dipisahkan dari karang maka pembentukkan kerangka karang itupun menjadi lamban.
Makara sebetulnya terumbu karang yaitu terumbu karang-ganggang. Produktivitas terumbu karang sangat tinggi, rasio P/R mendekati angka 1. Ini memberikan bahwa terumbu karang secara keseluruhan mendekati klimaks metabolik.
http://papre.com/wp-content/uploads/coral-reefs-are-hosed-660.jpg |
Jenis Gangang yang berperan
1. Ganggang endozoic, termasuk dinoflagellata termasuk genus gres yang disebut symbiodinium. Ganggang ini terdapat di dalam endodern polip binatang karang.
2. Ganggang filamen yang kaya klorofil. Ganggang ini memebrikan warna yang kehijau-hijauan pada abad karang yang hidup. Ganggang ini terjaring ke dalam kerangka karang hidup.
3. Ganggang kerangka (skeletal algae) termasuk anggota chlorophyta (ganggang hijau).
Untuk melindungi dirinya, hewan karang mengeluarkan banyak lendir. Lendir ini akan mengikat materi organik sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang ialah sumber kuliner yang banyak mengandung gizi bagi pelanggan yang lain.
Keistimewaan dari terumbu karang ialah dalam hal siklus mineral yang efisien. Di situ terdapat kolaborasi yang sangat baik antara tanaman (ganggang) dan binatang karang.
Yang perlu diteladani dalam pemanfaatan sumber daya yang semakin langka untuk menyanggupi kebutuhan dunia.
Tetapi aktivitas manusia juga ketika ini banyak mengusik habitat terumbu karang selain dengan meningkatnya jumlah predatornya ialah mahkota duri dan acanthaster planci.
Mangrove
Ekosistem mangrove atau hutan bakau termasuk ekosistem pantai atau komunitas maritim dangkal yang sungguh mempesona. yang banyak terdapat di perairan tropik dan subtropik. Penelitian tentang hutan mangrove ini lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan ekosistem pantai yang lain.
Mangrove merupakan ekosistem yang lebih spesifik jikalau dibandingkan dengan ekosistem lainnya sebab mempunyai vegetasi yang agak seragam serta mempunyai tajuk yang rata tidak, tidak mempunyai lapisan tajuk dengan bentukkan yang khas dan selalu hijau.
Mangrove menggemari lingkungan yang agak ekstrim yakni membutuhkan air asin, berlumpur dan selalu tergenang yaitu tempat yang berada dalam jangkauan pasang surut mirip di tempat delta, muara sungai atau sungai pasang berlumpur.
Sementara di pantai berpasir atau berbatu ataupun karang berpasir, tumbuhnya tidak akan baik. Begitu pula arus yang besar lengan berkuasa, misalnya karena sering dilewati manusia dengan kapal motor akan dapat merusak habitat ini.
https://i.ytimg.com/vi/ucgYOMS7Kro/maxresdefault.jpg |
Pohon-pohon mangrove yaitu tipe halofit artinya bahwa mangrove ini tahan dengan tanah yang mengandung garam dan genangan air maritim.
Ada juga mangrove yang hidup di daerah yang lebih tinggi sehingga akan mengalami masa tanpa genangan di air laut yang panjang.
Namun beberapa magnrove dapat ditemui di tepi sungai sekitar 100 km dari maritim walau pada permukaan air di mana pohon itu berkembang ialah air tawar terapi pada dasar sungai terdapat seiris air asin.
Biji buah mangrove telah berkecambah di saat masih pohonnya dan jikalau jatuh ke air lalu mengapung dan lalu akan menempel di dasar perairan dangkal dengan akar-akarnya yang telah mulai meningkat .
Dikatakan bahwa disaat akar mangrove mulai menempel, pada dikala ini yaitu permulaan dari proses pembentukkan pulau gres, begitu juga dikala air bahari surut, dasar bahari akan timbul dan pada situasi ini pioner mangrove berkesempatan untuk berkembang.
Akar dari pohon mangrove yang berbentuk cakram yang mampu menahan arus pasang surut mengendapkan lumpur dan merupakan lokasi baik bagi anak udang atau ikan mencari masakan sambil berlindung dari kejaran predator.
Sejumlah pohon mangrove memiliki metode perakaran yang istimewa, mirip jenis Rizophora memiliki akar jangkar yang panjang untuk mencegah tumbunya semaian di dekatnya.
Adapula yang memiliki akar napas berupa pasak dari jenis Sonneratia dan Avicennia serta adanya akar napas berupa lutut dari jenis Bruquiera untuk menawarkan kesempatan bagi oksigen untuk masuk ke dalam tata cara perakaran.
Zonasi hutan bakau
Menurut frekuensi airnya, hutan mangrove dapat dibagi menjadi 5 zona yang ditumbuhi tipe-tipe vegetasi yang berlawanan yaitu:
1. Paling terdekat dengan laut yang didominasi oleh Avicennia dan Sonneratia.
2. Hutan pada substrat yang lebih tinggi yang didominasi oleh Brugueira cylindrica. Hutan ini tumbuh pada tanah liat yang cukup keras dan diraih oleh beberapa air pasang saja.
3. Lebih jauh dari pantai, yang didominasi oleh Rizophora.
4. Hutan bakau yang didominasi oleh Bruquiera parviflora.
5. Hutan mangrove yang didominasi Bruquiera gymnorrhiza.
Menurut Saenger et al, mempunyai 3 macam fungsi ialah fungsi fisik, fungsi biologik dan fungsi ekonomi
Fungsi fisik hutan bakau:
1. Menjaga garis pantai tetap stabil
2. Mempercepat ekspansi lahan
3. Melindungi pantai dan tebing sungai
Fungsi biologik hutan bakau:
1. Lokasi benih ikan, udang, kerang-kerangan dari lepas pantai.
2. Tempat bersarang burung-burung besar.
3. Sebagai habitat alami bagi banyak jenis biota.
Fungsi ekonomi hutan bakau:
Sebagai lahan untuk tambak, pengerjaan garam dan fasilitas rekreasi.
http://www.questionyourshrimp.com/wp-content /uploads/2015/02/Slide-2-About-Mangroves1.jpg |
Hutan bakau mangrove tidak sama dengan hutan tropis. Begitu pula hutan bakau ini termasuk miskin jenis dan jenis mangrove tidak akan dijumpai pada hutan hujan.
Pada keadaan optimal, sepintas kemudian hutan mangrove ini akan mirip dengan hutan tropis lembap.
Perbedaan hutan mangrove dengan hutan hujan yakni dalam hal berikut:
1. Habitat: mangrove terbatas pada tempat pantai berlumpur, sungai pasang berlumpur, delta dan yang lain.
2. Komposisi: mangrove miskin diversitas serta anggotanya tidak pernah ditemukan di hutan hujan.
3. Struktur: mangrove tidak mempunyai lapisan tajuk.
4. Fisiognomi: mangrove terlihat nyaris seragam dan memiliki bentukkan khas.