Tahukah kau bahwa Inggris sempat menduduki Indonesia dikala era kolonialisme?.
Saat itu Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles selaku letnan gubernur di Hindia Timur alias nusantara.
Kekuasaan Inggris di Indonesia ini diwakili oleh kongsi jualan Inggris berjulukan East Indian Company (EIC) yang berkedudukan di Kalkuta, India. Kalau Belanda kan punya VOC, nah jika Inggris EIC tadi.
Sebagai letnan gubernur, Raffles bertanggung jawab terhadap gubernur jenderal di India. Selama masa pemerintahannya, Raffles sungguh menekankan asas-asas liberal yaitu kebebasan, kesetaraan derajat manusia dan supremasi aturan.
Berbeda dengan Belanda yang sangat menyiksa sekali rakyat nusantara, jikalau Inggris memang tidak begitu sadis. Berikut ini kebijakan Raffles seelama di nusantara:
Sir Thomas Stamford Raffles |
1. Menghapus tanam paksa dan melarang perdagangan budak.
2. Memberi keleluasaan terhadap rakyat untuk memilih tanaman yang ditanam, pemerintah cuma brkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tumbuhan wkspor yang paling menguntungkan.
3. Menghapus pajak hasil bumi (contingenten) dan metode penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang telah dipraktekkan VOC.
4. Memperkenalkan sistem sewa tanah (landrent). Harga sewa ditetapkan pemerintah sehabis mempertimbangkan keadaan tanah dan dibayar secara tunai. Ide pergeseran ini banyak dipengaruhi oleh keberhasilannya dalam penerapan sistem serupa di India.
5. Pemungutan pajak sewa tanah dilaksanakan per kepala. Sebelumnya pada kurun VOC diketahui pajak kolektif yang artinya tiap desa wajib menyerahkan pajak pada VOC. Di era Raffles pajak ialah keharusan tiap-tiap orang bukan seluruh desa. Makanya sampai sekarang tiap orang di Indonesia dikenakan pajak guys, he.
6. Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah dan jabatan yang diwariskan secara bebuyutan dihapuskan.
7. Membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan. Sistem ini berlangsung hingga 1964.
8. Membentuk sistem pemerintahan dan metode peradilan yang mengacu pada sistem yang dilaksanakan di Inggris.
Namun demikian pelaksanaan metode sewa tanah Raffles gagal alasannya aneka macam aspek adalah metode sosial budaya dan tradisi Jawa, belum adanya kepastian hukum atas tanah, rakyat belum terbiasa menggunakan uang sebagai alat pembayaran pajak dan singkatnya abad pemerintahan Raffles.
Raffles juga punya hobi dan bakat pribadi yakni penyelidik tumbuhan dan fauna, meneliti peninggalan kuno seperti Candi, sastra Jawa dan lainnya. Ia berguru sendiri bahasa melayu dan meneliti dokumen-dokumen sejarah melayu yang menjadi awal penelitian dan penelusuran Candi Borobudur yang terkubur. Hasil penelitiannya di Jawa ia tulis dalam suatu buku berjudul History of Java.
Masa kekuasaan Raffles singkat yaitu dari 1811-1816. Hal ini karena kekalahan Napoleon dalam pertempuran Leipzig melawan pasukan koalisi Rusia, Austria dan Swedia.Kekalahan Perancis artinya kemerdekaan bagi Belanda.
Kemerdekaan itu membuka ruang bagi perundingan dengan Inggris terkait bekas-bekas daerah kekuasaannya tergolong di nusantara. Hal ini terwujud dalam Konvensi London 1814.
Salah satu isi penting konvensi London adalah Belanda menerima kembali bekas kawasan kekuasaannya di Nusantara kecuali Bengkulu. Resminya, penyerahan kekuasaan daerah tersebut dikerjakan tahun 1816. Gambar: disini