Siang itu saya sedang di kantor duduk bagus sambil melaksanakan tugas harian selaku guru. Tiba-tiba telepon berdering dari nomor tak diketahui .
Saya angkat telepon lalu keluarlah bunyi wanita dengan nada cepat mengatakan. Pertama ia menanyakan nama aku, entah darima ia tahu nomor dan nama saya. Mungkin dari bagian IT cari suspek nomor-nomor hp se Indonesia.
Setelah itu aku jawab benar dengan saya sendiri, lantas beliau memperkenalkan diri dari pihak Sinarmas. Dengan anda cepat ia memperlihatkan produk asuransi kecelakaan gratis.
Saya paham mungkin nada cepat ini biar otak penerima telepon pribadi menangkap dan menjawab iya.
Di tengah percakapan saya kemudian memangkas, maaf mba saya tidak mampu ikut asuransi ini. Lalu ia mengajukan pertanyaan balik, mengapa?. Jawab aku to the point saja, dalam agama tidak diperbolehkan untuk ikut hal beginian.
Ia kembali menjawab, tapi ini gratis dan untuk jaga-jaga. Dalam hati “mana ada yang gratis di dunia” paling seni manajemen marketing. Sementara itu aku jawab terkait agama tidak memperbolehkan meraba-raba hidup seperti akan celaka. Makara CS asuransi tersebut tidak lagi meneruskan pembicaraan dan menutup telepon.
Selang beberapa jam lalu ada lagi telepon berdering, kali ini mengatasnamakan Ciputra, bagi saya sama aja sih. Dengan contoh sama dia menunjukkan asuransi yang serupa dan dengan teladan sama saya menjawab pertanyaan dan menolak halus untuk ikut meski dengan iming-iminig gratis.
Entah telah berapa banyak telepon masuk memperlihatkan asuransi ini itu dari aneka macam pihak. Saya sendiri mempunyai kedaulatan fikiran dan hati bahwa cuma Allah SWT pelindung sejati insan. Toh selama ini aku tidak pernah celaka apa-apa.
Jika kita bermaksud ikut asuransi kecelakaan maka di pikiran kita sam aja nginstal acara akan celaka?. Iya ga?. Muaranya jikalau gak celaka nanti rugi uang udah masuk, kan gitu?. Mending mana tidak celaka atau celaka?.
Kaprikornus terperinci bagi saya asuransi kecelakan yaitu permainan kapitalis yang membodohi masyarakat. Ketakutan ketika ini menjadi modal para kapitalis meraup duit dari manusia. Padahal hanya Allah yang wajib kita takuti.
Asuransi terbaik itu ya dari diri kita sendiri. Makan kuliner yang sehat, pakai kendaraan tidak ngebut, letih di jalan istirahat. Jika itu dikerjakan terstruktur maka Allah akan menunjukkan keselamatan.
Jadi acara asuransi kecelakaan cuma menciptakan kaya para kapitalis sementara kita sebagai rakyat hanya menderita. Menderita bayar terus premi ditambah menderita di fikiran ihwal takutnya celaka. Ingat Allah berpesan dalam Al Quran di bawah ini.
QS. At Tholaq ayat 3 |
“dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan (kebutuhan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan persoalan-Nya. Sungguh, Allah sudah menyelenggarakan ketentuan bagi setiap sesuatu”