Klasifikasi atau nomenclature biologi yakni salah satu ilmu tertua, tetapi meskipun umurnya tua ilmu ini merupakan bidang yang besar lengan berkuasa sarat inovasi gres dan sistem.
Sama seperti bidang ilmu pengetahuan yang lain, para filsuf besar berkontribusi dalam metode pembagian terstruktur mengenai mahluk hidup. Salah satu sketsa penjabaran permulaan dibuat oleh filsuf Yunani Aristoteles, yang hidup pada 300 SM.
Aristoteles percaya bahwa kompleksitas kehidupan dapat dibagi menjadi tatanan alam berdasarkan dikotomi.
Misalnya, Aristoteles membagi hewan menjadi mereka dengan darah dan mereka yang tidak darah, penjabaran yang kira-kira sesuai dengan pembagian antara vertebrata dan invertebrata yang digunakan dalam skema pembagian terstruktur mengenai kontemporer.
Aristoteles menulis secara ekstensif baik itu tumbuhan dan binatang, namun goresan pena-tulisannya wacana tanaman hilang.
Untungnya, muridnya Theophrastus menerapkan pendekatan taksonomi Aristoteles untuk mempelajari tumbuhan tersebut.
Theophrastus membagi tumbuhan, menurut bentuk, dalam klasifikasi mirip pohon, semak, dan tumbuh-tumbuhan.
Sebuah pendekatan yang lebih pragmatis perihal penjabaran dikembangkan oleh dokter Yunani Dioscorides, yang memisahkan flora obat untuk menghasilkan parfum.
Linnaeus peletak dasar nomenklatur biologi |
Untuk menyatukan penamaan organisme dan untuk berkomunikasi lebih tepat perihal meningkatnya jumlah spesies yang ditemukan, para sarjana pada Abad Pertengahan menerjemahkan nama lazim dari organisme ke dalam bahasa Latin yang era itu ialah bahasa orang berpendidikan.
Nama-nama ini sering panjang dan rumit, dan tergolong aneka macam ungkapan deskriptif. Proses penamaan kompleks ini disederhanakan menjadi dua kata, atau binomial, sistem penamaan pada pertengahan kurun ke-16 sampai pertengahan kurun ke-17 oleh sekelompok naturalis diketahui selaku herbalist.
Pada masa keenam belas mahir botani Italia Andrea Cesalpino adalah ilmuwan pertama untuk mengklasifikasikan tanaman terutama sesuai dengan karakteristik struktural, seperti buah-buahan dan biji mereka.
Cesalpino mengembangkan tata cara aksara bobot di mana dia mendefinisikan karakteristik kunci tertentu yang penting untuk mengetahui golongan flora.
Metode ini diadaptasi oleh mahir botani Swiss Caspar Bauhin, yang membuat katalog daftar ekstensif tanaman. Lebih penting lagi, Bauhin adalah yang pertama untuk menertibkan tanaman ke dalam metode mentah yang mirip genera modern dan spesies.
Klasifikasi hewan juga berkembang pesat di kala ke-16. Naturalis Perancis Pierre Belon mempelajari secara ekstensif tentang burung.
Dia ialah orang pertama yang memakai penyesuaian habitat untuk membagi burung menjadi kalangan-kalangan seperti burung air, spesies burung, burung pemangsa, burung petengger, dan burung tanah, klasifikasi masih digunakan secara informal ketika ini.
Pada masa ke-17, naturalis Inggris John Ray yaitu orang pertama yang menerapkan sistem karakter bobot untuk fitur struktural pada hewan. Dia memakai karakteristik kunci, mirip bentuk dan ukuran paruh burung, untuk mengklasifikasikan burung.
Pada pertengahan 1700-an, naturalis Swedia Carolus Linnaeus menyebarkan hukum formal yang menawarkan konsistensi untuk sistem dua nama tersebut atau disebut metode binomial nomenklatur.
Dalam metode ini, organisme yang sama dikelompokkan menjadi genus, dan setiap organisme diberikan dua kata nama Latin.
Kata pertama yaitu nama genus, dan kata kedua umumnya kata sifat yang menggambarkan organisme, lokasi geografis, atau orang yang menemukannya. Dengan tata cara ini, anjing domestik Canis familiaris.
Canis adalah nama genus untuk kelompok binatang yang tergolong anjing, serigala, coyote, dan serigala. Kata familiaris bertindak selaku deskriptor untuk lebih membedakan anjing domestik dari sepupu liar. Lanjutan