Peta Pewilayahan Pembangunan Indonesia

Wilayah atau region yakni kajian khas dan unik dari geografi. Wilayah merupakan bab dari permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu dan dapat dibedakan dengan daerah lain. Secara subjektif, daerah adalah hasil pemikiran manusia. Secara objektif, wilayah bersifat nyata dan terlihat mata tanpa mengolah anggapan. Wilayah terbagi menjadi daerah formal dan fungsional.

Wilayah formal dicirikan dengan adanya atribut dari suatu yang melekat pada manusia dan alam secara umum acuan budaya, iklim, mata pencaharian atau bentuk lahan. Contoh kawasan formal yaitu wilayah pertanian, daerah gurun, wilayah tropis dll.

Wilayah fungsional didasarkan aras desain heterogentitas dna lebih dinamis dibanding kawasan formal. Wilayah fungsional lebih menekankan pada aspek penggunaan atau perkembangan suatu wilayah. Dalam wilayah fungsional terjadi interaksi antara batas daerah yang intens.

Pewilayahan atau regionalisasi ialah proses penentuan suatu wilayah menurut tolok ukur mutu dan kuantitas variasi beberapa wilayah. Pewilayahan juga terdiri dari pewilayah formal dan fungsional. Pewilayahan formal dapat diputuskan dari batas-batas di permukaan bumi untuk tujuan tertentu menurut patokan manajemen, fisik, sosial, ekonomi dan lainnya.

Tujuan pewilayahan formal ialah menggolongkan unit-unit lokal yang memiliki keseragaman karakteristik tertentu. Pewilayahan fungsional diputuskan menurut relasi titik-titik pertumbuhan di sebuah wilayah dengan sentra perkembangan. Pewilayahan fungsional lebih memfokuskan pada keterkaitannya dengan daerah sentra perkembangan

Apa sih Tujuan Pewilayahan?
Pewilayahan di Indonesia mempunyai tujuan selaku berikut:
a.    Memetakan peluangpembanguan di tiap daerah
b.    Memeratakan pembangunan sesuai dengan potensinya
c.    Membuat zonasi tata ruang tertentu
d.    Menyusun planning kerja dan budget pembangunan wilayah

Pewilayahan sentra pertumbuhan Indonesia repelita
  Batas Geografis Negara Indonesia

Pada tahun 1974, pemerintah Indonesia telah menjajal menerapkan desain teori pembangunan dengan cara membagi daerah Indonesia ke dalam beberapa daerah pembangunan ekonomi utama yaitu sebagai berikut:
a.    Wilayah Pembangunan Utama A dengan pusatnya di Medan.
b.    Wilayah Pembangunan Utama B dengan pusatnya di Jakarta.
c.    Wilayah Pembangunan Utama C dengan pusatnya di Surabaya.
Wilayah Pembangunan Utama D dengan pusatnya di Makasar. Wilayah ini kemudian dipecah lagi menjadi dua sehingga muncul Wilayah Pembangunan Utama E dengan pusatnya di Ambon

Teori yang dipakai dalam pewilayah masa repelita ialah Pusat Pertumbuhan. Teori Pusat Pertumbuhan (growth poles) yakni salah satu teori yang dapat memadukan antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus (Alonso dalam Sirojuzilam dan Mahalli, 2010).

Dengan demikian teori sentra pengembangan merupakan salah satu alat untuk meraih tujuan pembangunan regional yang saling bertolak belakang, yaitu pertumbuhan dan pemerataan pembangunan keseluruh pelosok kawasan. Selain itu teori ini juga dapat menggabungkan antara akal dan acara pembangunan wilayah dan perkotaan tepadu.