Dampak Nyata Dan Negatif Interaksi Desa Kota Bagi Desa

Petani tradisional di desa

Interaksi desa dan kota yakni fenomena biasa yang dijumpai pada sebuah negara dan menjadi ciri khas dari sebuah peradaban. Interaksi desa dan kota lahir dari adanya usul dan penawaran.

 Desa selaku sumber penyedia bahan mentah sementara kota selaku pemasok barang jadi. Keduanya tidak mampu dipisahkan satu sama lain.
Mobilitas penduduk dalam hal ini urbanisasi adalah motor utama terjadinya interaksi desa dengan kota. Di Indonesia sendidi sejak kemerdekaan, kota-kota baru berkembang subur dan sungguh memikat bagi penduduk desa yang mencari permintaan ekonomi.
Interaksi desa dan kota mempunyai dampak aktual dan negatif bagi desa dan bagi kota itu sendiri. Di postingan ini akan dibahas mengenai efek bagi desa terlebih dulu.

1. Dampak Positif
a. Sarana Prasarana Desa Berkembang
Dengan semakin intensnya mobilitas penduduk dari dan menuju desa maka fasilitas prasarana penunjang akan semakin baik. Jalan desa dan jembatan penghubung akan dibangun dengan mutu terbaik tentunya. Jalan ialah urat nadi perekonomian penduduk , jadi memang sangat perlu untuk ditingkatkan pembangunannya.
b. Tingkat Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Membaik
Banyak penduduk desa yang sekolah atau kuliah di perkotaan sehingga secara eksklusif akan mengembangkan taraf pendidikan mereka. Selain itu pembangunan sarana prasarana pendidikan di desa akan membaik. Begitupun dengan layanan kesehatan sebab setiap desa sekarang sudah ditawarkan posyandu dan puskemas dengan persyaratan pelayanan nasional.
 
c. Pola Pikir Masyarakat Semakin Rasional
Pendidikan yang bagus akan mengubah pola pikir penduduk yang tadinya irrasional menjadi rasional. Masyarakat desa dahulu identik dengan hal takhayul, klenik dan magic. Dengan pendidikan semua fenomena tadi akan kian berkurang.
 
d. Teknologi Semakin Maju
Saat ini setiap desa sudah dibangun tower akseptor sinyal telekomunikasi, hal ini untuk meningkatkan mutu layanan telekomunikasi penduduk . Kini masyarakat desa dapat menjual hasil panennya secara online dengan bekal internet saja. Interaksi desa kota mampu terjalin secara digital.
 
e. Pemasaran Hasil Desa Lancar
Desa ialah interland atau penyokong kota, yang artinya kota sungguh bergantung pada hasil tani di desa. Besarnya ajakan kota akan bahan mentah menjadi pangsa pasar tersendiri bagi penduduk desa. Hal ini akan membuat lebih mudah dan memperluas penjualan hasil tani di desa.
 
f. Kesejahteraan Meningkat
Dengan makin lancarnya interaksi desa dan kota, pemasaran hasil tani dan lainnya maka lambat laun penduduk desa akan semakin makmur secara ekonomi. Saat ini banyak pula rancangan desa wisata yang menciptakan pengangguran dapat ditekan.

2. Dampak Negatif
a. Lahan Pertanian Menyusut
Para penduduk desa yang mencari nafkah di kota pasti akan menerima kemakmuran dari tahun ke tahun sehingga ajaran duit akan kembali ke desa dalam bentuk aset. Beberapa penduduk lebih memilih untuk memasarkan lahan pertaniannya atua menggantinya menjadi rumah.
 
Hal ini secara pribadi akan meminimalkan jumlah lahan pertanian. Modal-modal besar bertambah banyak menyerang pedesaan, hasilnya lahan pertanian akan hilang sebab diubah menjadi aset mirip villa, pabrik, permukiman atau lahan ekonomi bisnis lain.
 
b. Kehilangan Pekerja Produktif
Beragamnya jenis pekerjaan di kota menciptakan penduduk desa yang berusia produktif akan lari dari desa yang ragam profesinya minim. Ini berpengaruh pada penurunan jumlah penduduk usia produktif di desa.
c. Pencemaran
Semakin menjamurnya invasi industri ke pedesaan maka semakin banyak pula pencemaran di sungai, tanah dan udara. Penggunaan pestisida yang intens akan membuat tanah terkotori dalam jangka panjang. Kegiatan desa rekreasi yang padat dikala demam isu liburan menciptakan sampah berantakan dimana-mana. Limbah domestik juga dari deterjen juga mulai banyak mencemari sungai.
d. Mengikis Kearifan Lokal
Invasi budaya luar dan contoh hidup barat, terbaru dan sekuler lewat TV, medsos dan internet membuat kearifan lokal masyarakat makin terkikis. Mereka merasa kearifan setempat begitu mengikat sehingga lambat laun lebih memilih budaya kebarat-baratan yang sekuler dan bebas.
 
e. Konsumerisme 
Kesejahteraan berkembangdan masifnya teknologi digital membuat gaya hidup penduduk desa lambat laun akan menyerupai kota yang konsumtif. Hal ini didorong oleh faktor media umum dan iklan-iklan yang menjamur di gadget. Pengaruh tontonan di televisi dan internet juga sungguh besar kepada sikap konsumerisme penduduk desa.