Pahlawanku
Engkau berperang tak kenal letih
Merebut kemerdekaan dari penjajah
Walaupun mesti meregang nyawa
Abdi baktimu terkenang sepanjang kala
Hanya dengan bambu runcing
Mampu melawan gempuran angin
Sayup sayap menyusup
Merebut kembali tanah air
Berperang bermodalkan semangat
Takkan hancur walau diterpa peluru
Hujan peluru bertebaran
Demi satu kemerdekaan
Menyerang dari mana saja
Menghancurkan amunisi penjajah
Walau kita kalah senjata
Tapi penjajah lah yang angkat kakinya.
Harapan Pejuang
Berangkat untuk berperang
Membawa Perlengkapan seadanya
Masuk ke hutan rimba
Porak porandakan penjajah
Hari berganti hari
Perang tak kunjung berhenti
Bernafas bareng rentetan tembakan
Tidur dengan kewaspadaan
Merdeka! Atau mati di tanah
Semboyan yang tak berubah
Demi tanah air tercinta
Walaupun nyawa taruhannya
Siap siaga dan waspada
Musuh mampu datang kapan saja
Artileri siap menghancurkan
Infanteri siap menghadang
Di tengah perperangan
Tak kenal air dan darah
semuanya sama saja
Tak kenal mengalah
Demi sang saka
Berperang menyusup ke garis lawan
Merebut satu per satu
Ambil alih tahta kita!
Rebut kembali tanah air kita!
Ribuan pejuang bertebaran
Ribuan peluru menghujani
Maju! Walaupun nyawa taruhannya
Demi periode depan belum dewasa kita
Prajurit di garis depan
Ribuan Tank menghadang
Pesawat pun memuntahkan peluru
Artileri menambahkan suara ledakan
Duarr!! Dor!! Der!! Hancurlah semua
Menyisakan debu dan arang
Terbakar dan menyisihkan puing puing
Manusia pun kembali menjadi tanah.
Merdekalah Bangsaku
Suatu hari ditengah perperangan
Kami bersumpah
Akan mengusir penjajah
Sekalipun hanya tinggal nama
Cerita kelamnya abad itu
Hanya makan daun daun di hutan
Mandi pun jarang
Tidur bersama binatang buas di hutan
Totalitas tanpa batas
Demi merah putih
Demi Ibu Pertiwi
Demi sang buah hati
Sosok yang tak dikenal
Yaitu ribuan serdadu perang
Bertebaran tanpa dimakamkan
Tergeletak di erat perpohonan
Itulah para satria kita
Yang mengabdi tanpa dikenal
Yang mati tanpa mendapat upah
Hanya demi kemerdekaan bangsa
10 November
Penjajah mulai bergerak
Dengan perlengkapan yang lengkap
Kapal kapal mengeluarkan Tank nya
Musuh mulai menembakkan pelurunya
Pesawat yang terbang mengitari
Mengeluarkan bom yang banyak
Menghancurkan pejuang pejuang bangsa
Menghancurkan semua gedung dan rumah
Hari itu, 10 November
Awan biru berubah menjadi merah
Air berubah menjadi darah
Hari kelabu malam berlalu
Menyisakan sisa tangisan darah
Bernafas saja pun sesak
Depresi menyaksikan seluruhnya
Kelamnya hari itu.
Kan terkenang selamanya.