Assalamu’alaikum wr.wb, salam pintar…..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, perkembangan penduduk semakin meningkat, khususnya di daerah perkotaan. Banyak penduduk desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian paling besar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menilai bahwa kehidupan di kota lebih baik ketimbang di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan.
Selain peningkatan jumlah penduduk, tingkat pengangguran di kota juga kian tinggi. Hal ini disebabkan sebab meningkatnya laju urbanisasi di kota-kota besar dan kurangnya lapangan pekerjaan. Penyebab ini mengakibatkan kekecewaan penduduk desa yang sebelumnya telah menggantungkan kesempatannya di kota.
Untuk menghemat tingkat pengangguran di perkotaan, sebaiknya masyarakat pedesaan yang berharap menerima kehidupan yang yang lebih patut di kota lebih berfikir ulang untuk melakukannya. Karena bila hal itu terjadi, bukan mereka saja yang akan merasakan kekecewaan, penduduk kota sendiripun akan terbebani karena potensi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik terhambat. Selain itu juga tingkat pengangguran akan makin meningkat.[1]
B. Rumusan Masalah
Rumusan duduk perkara pada Masyarakat kota adalah :
1. Apa pemahaman kota?
2. Apa pengertian masyarakat kota?
3. Bagaimana karakteristik masyarakat kota?
4. Apa bentuk ketergantungan antara desa dan kota?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan penulis membuat makalah adalah :
1. Memahami pemahaman kota
2. Memahami pemahaman penduduk kota
3. Memahami Bagaimana karakteristik penduduk kota
4. Memahami ketergantungan antara desa dan kota
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kota
Kota ialah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya insan yang paling rumit sepanjang peradaban. Kota bisa dibilang selaku daerah yang padat dan dihuni oleh orang-orang yang heterogen (bermacam-macam). Pengertian kota secara umum adalah kawasan bertempat tinggal, bekerja, dan acara warga kota baik itu dalam bidang ekonomi, pemerintahan, dll. Para andal memberikan pengertian kota sesuai dengan sudut pandang keilmuannya masing-masing.[2] Berikut adalah beberapa pengertian kota menurut para ahli dan aneka rujukan lainnya :
1. SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA – Canada
Kota adalah tempat yang:
· Penduduknya 50.000 jiwa atau adonan 2 kota dengan total masyarakat50.000 jiwa.
· Merupakan adonan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah penduduknya kurang lebih 15.000 jiwa.
· Menunjukkan kekerabatan antara aspek ekonomi dan sosial.
· 75% orangnya bekerja di sektor non pertanian.
· Mayoritas penduduk bekerja di kota.
· Kepadatan orangnya 375 jiwa / hektar.
2. Bintarto
Kota selaku kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan masyarakatyang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli tempat tersebut dan pendatang. Masyarakat kota ialah suatu penduduk yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, budbahasa, dan kebudayaan.
3. UU No. 22 th. 1999 Tentang Otonomi Daerah
Kota ialah kawasan yang memiliki aktivitas utama bukan pertanian dengan susunan fungsi tempat sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan acara ekonomi.
B. Pengertian Masyarakat Kota
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam perumpamaan bahasa Inggris yaitu society yang berasal dari kata Latin socius yang mempunyai arti (mitra). Istilah penduduk berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan ikut serta). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam ungkapan ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia mampu mempunyai prasarana melalui warga-warganya mampu saling berinteraksi. Definisi lain, penduduk ialah kesatuan hidup insan yang berinteraksi berdasarkan sebuah tata cara etika istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh sebuah rasa identitas bareng .[3]
Masyarakat mampu memiliki arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas, masyarakat adalah keseluruhan kekerabatan–hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan sebagainya. Dalam arti sempit, masyarakat ialah sekelompok manusia yang dibatasi oleh faktor-aspek tertentu, contohnya teritorial, bangsa, kelompok dan sebagainya.[4]
Tentunya aneka macam definisi mengenai penduduk menurut andal sosiologi dunia, berikut di bawah ini yaitu beberapa pemahaman penduduk dari beberapa jago sosiologi dunia:
1. Menurut Selo Sumardjan : penduduk yaitu orang-orang yang hidup bersama dan menciptakan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx : masyarakat yaitu suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau kemajuan balasan adanya kontradiksi antara kalangan-kalangan yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim penduduk ialah sebuah kenyataan objektif pribadi-eksklusif yang ialah anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt penduduk merupakan kumpulan manusia yang relatif mampu berdiri diatas kaki sendiri, hidup bantu-membantu dalam waktu yang cukup usang, tinggal di sebuah kawasan tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melaksanakan sebagian besar acara di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.[5]
Makara, penduduk ialah suatu kelompok manusia yang sudah mempunyai tatanan kehidupan, norma-norma, akhlak istiadat yang serupa-sama ditaati dalam lingkungannya.[6]
2. Pengertian Masyarakat Kota
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community, ialah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Pengertian penduduk kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan penduduk pedesaan.[7] Masyarakat kota yaitu masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang beragam lapisan / tingkatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada faktor-aspek serta pakaian, masakan dan perumahan, tetapi memiliki perhatian yang luas misalnya jikalau menghidangkan makanan, yang di prioritaskan yakni bahwa makanan yang disajikan tersebut menunjukkan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu, di usahakan menyuguhkan masakan yang ada dalam kaleng, demikian pula duduk perkara busana dianggap sebagai alat kebutuhan sosial.
C. Karakteristik Masyarakat Kota
Karakteristik / ciri-ciri penduduk kota, yaitu :
1. Kehidupan keagamaan menyusut jikalau dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota cuma melakukan aktivitas keagamaan cuma bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan yang lain.
2. Orang kota pada umumnya mampu mengorganisir dirinya sendiri tanpa mesti bergantung pada orang lain. Yang penting disini yaitu manusia perorangan atau individu.
3. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sulit untuk disatukan, alasannya perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4. Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan eksklusif daripada kepentingan lazim.
5. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan memiliki batasan yang faktual.
6. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
7. Pembagian waktu yang lebih cermat dan sangat penting, untuk mampu mengejar kebutuhan individu.
8. Jalan pikiran rasional yang dianut oleh penduduk perkotaan.
9. Perubahan-pergantian sosial tampak dengan faktual di kota-kota, karena kota biasanya terbuka dalam menerima efek dari luar.[8]
D. Ketergantungan Antara Desa dan Kota
Manusia hidup berdampingan dengan insan lain tentu saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tidak hanya antarmanusia yang saling memerlukan, namun antardaerah di mana insan itu tinggal juga saling membutuhkan dan saling memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat perkotaan dan pedesaan terdapat hubungan yang akrab, bersifat ketergantungan, alasannya adalah di antara mereka saling membutuhkan.
Adanya ketergantungan Masyarakat kota dalam memenuhi keperluan sehari-harinya, yakni masyarakat kota memerlukan bahan pangan yang dikirim dari pedesaan mirip beras, sayur-mayur, buah-buahan, dan daging hasil ternak dari desa, dan masyarakat kota pun masih memerlukan tenaga kerja kasar dari masyarakat desa seperti petukangan untuk membangun rumah dan pekerjaan berangasan yang lain yang tidak biasa dijalankan oleh masyarakat kota.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan ialah dua komunitas yang saling memerlukan dan saling ketergantungan. Diantara keduanya terdapat kekerabatan yang akrab dan bersifat ketergantungan sebab keduanya saling memerlukan satu sama lain.[9] Berikut ini beberapa pola saling ketergantungan antara penduduk kota dan desa :
1. Ketergantungan Masyarakat Kota pada Masyarakat Desa
a. Masyarakat kota tergantung pada desa dalam memenuhi keperluan akan bahan-bahan pangan mirip beras, sayur-mayur, daging, dan ikan.
b. Masyarakat kota memerlukan desa dalam mencari tenaga kerja untuk membantu dalam aktivitas ekonomi, maupun kegiatan rumah tangga.
c. Masyarakat kota memerlukan penduduk desa dalam penyediaan bahan baku bangunan mirip kayu, batu-bata, pasir dan bambu.
d. Masyarakat kota memerlukan masyarakat desa dalam kebutuhan akan kesenian daerah/rakyat dan penyuplai barang-barang seni misal kerajinan tangan, batik, souvenir dan lain-lain.
2. Ketergantungan Masyarakat Desa pada Masyarakat Kota
a. Masyarakat desa membutuhkan seperti bahan-bahan busana, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian yang banyak disediakan di pertokoan penduduk kota.
b. Orang desa memerlukan masyarakat kota selaku pelanggan, untuk mengembangkan penjualan hasil bumi dan bikinan pertanian, peternakan dan lain-lain.
c. Masyarakat pedesaan membutuhkan banyak tenaga andal yang banyak tinggal di kota, untuk meningkatkan ilmu wawasan dalam peningkatan dan pengelolaan hasil pertanian.
d. Orang desa memerlukan masyarakat perkotaan dalam rangka menerima pengetahuan maupun barang berteknologi terbaru misal alat produksi pertanian (traktor), alat komunikasi, berita dan media elektro.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat kota mempunyai arti warga yang tinggal dan menetap di kawasan metropolitan atau Ibukota yang menjadi pusat perekonomian dan segala macam hal yang dapat dijadikan selaku sumber penghidupan dengan kegiatannya yang tiada henti setiap harinya. Kehidupan di perkotaan dapat dijadikan sebagai musim setter di aneka macam daerah yang lain.
B. Saran
Penulis menginginkan rekomendasi dan masukan-masukan yang membangun dari pihak pembaca dan sangat di kehendaki sekali demi kesempurnaan makalah ini. Karena penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan makalah ini masih banyak mempunyai kelemahan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
diakses pada tanggal 08 Maret 2017 pukul 11.18
diakses pada tanggal 08 Maret 2017 pukul 11.18
diakses pada tanggal 09 Maret 2017 pukul 19.00
diakses pada tanggal 09 Maret 2017 pukul 19.00
http://www.academia.edu/9004743/Masyarakat_Desa_dan_Masyarakat_Kota diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 19.00
diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 19.00
diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 19.00