Kawasan Rekreasi Di Bandung Tempo Dahulu

Suasana Curug Dago Januari tahun 1957

Di sekeliling Bandung tempo doeloe ada belasan gerojokan  yang niscaya bisa menawan para wisatawan tempo doeloe, antara lain : Curug Dago, Curug Jompong (7 km sebelah selatan Cimahi), Air menggeluti Cisarua (Jambu Dipa) letaknya 11 Km dari  Cimahi, tinggi air 70 mtr, Sanghiang Tikoro di Perkebunan Rajamandala, Curug Halimun ialah salah satu riam Citarum, meski tidak terletak tinggi tetapi air terjun ini paling besar di Pulau Jawa, Curug Rahong ialah air sungai gunung yang deras, melalui celah sempit selebar 8-10 meter, konon pada tempat ini terdapat pintu air dari Bendungan Telaga Bandung pada jaman purba. Sebuah titian bambu sepanjang 11 meter, terletak 15 meter dari permukaan air.

Daerah Curug Jompong dan muara fatwa sungai Cikuya begitu indah menarik hati, sehingga pecinta alam seperti Franz Junghuhn (1854) sempat terpukau dan melaksanakan pengusutan ilmiah di kawasan itu.


Hutan disekitar curug Dago foto 1957
Penyelidikan Geologi yang Serupa, pada aliran Sungai Citarum-Cikuya dan Curug Jompong, sudah dikerjakan oleh Dr.Ch.E. Stehn dan Dr. J.H.F. Umbrove, dan mereka laporkan secara lengkap dalam tulisannya Bidrage Tot De Geologie Der Vlakte van Bandoeng, tahun 1929.

Sayang, kesempatanalami yang sempat menciptakan tercengang sarjana petualang tempo doeloe mirip Reinwardt dan Junghuhn itu, kini kurang di eksploitasi dan dipromosikan selaku obyek rekreasi alami menawan. Padahal, organisasi Bandung Vooruit (organisai parawisata pada era kolonial Belanda) yang berkecimpung dalam dunia turisme di wilayah Bandung tempo doeloe dan sekitarnya, pada kurun lalu mampu menjinjing turis ketempat-kawasan itu. Bahkan menyediakan angkutankuda untuk menempuh perjalanan yang merepotkan. Sumber : Wajah Bandung Tempo Dulu.1984.Haryoto Kunto

  Pekan Raya Bandung 1985