Garut Tempo Dahulu 1887


Orang Belanda Yang Mendalami Kebudayaan Sunda. 
Karel Frederik Holle, anak sulung dari 5 pria bersaudara dari keluarga Holle, semula yakni pegawai dengan pangkat Komis di Kantor Keresidenan Priangan di Cianjur, selaku seorang Ambtenaar di Priangan, ia sungguh-sungguh menyelami kehidupan rakyat Priangan. 

Begitu fasihnya ia menggunakan Bahasa Sunda, sehingga sahabat-temannya mengatakan: ” Hij sprak het soendaneese als een soendaneese” ( Dia mengatakan bahasa Sunda mirip layaknya orang Sunda).

Orang Belanda Yang Mendalami Kebudayaan Sunda Garut Tempo Dulu 1887



Tahun 1857 Karel Frederik Holle ditunjuk oleh Kolonial Belanda sebagai Tuan Kuasa dari Perkebunan Teh di Cikajang, dikaki Gunung Cikuray, Garut (Priangan Timur).


Adik K.F.Holle yang berjulukan ‘Herman Hendrik Holle’ tak kurang seriusnya menelaah Kebudayaan Sunda. Herman Holle yang sehari-hari menggunakan sarung dan baju kampret (kemeja khas orang Sunda ), dengan peci kesempitan yang bertengger di atas kepalanya, sering dijumpai orang sedang klengsoran di lantai Pendopo Kabupaten Sumedang, sambil menggesek alat musik rebab untuk mendalami musik karawitan Sunda.

Saking tergila-gilanya ia kepada alat musik gamelan, hingga kerap kali dia lupa untuk beristirahat dan memainkan istrumen dari pukul 8 pagi, sampai larut malam.

Keluarga de Holles sempat melahirkan eksklusif-eksklusif yang meletakkan perhatian dengan minat besar terhadap sejarah, adat kebudayaan,dan bahasa orang-orang pribumi.
 Sumber: Wajah Bandoeng Tempo Doeloe 1984 – Haryoto Kunto

  Buku Basa Sunda Jaman Baheula