Potret Thilly-Weissenborn sekitar tahun tahun 1910 Sumber foto: KITL |
Pada tahun 1892, Paula Roessner kembali ke Den Haag, Belanda, menenteng serta Thilly dan kakak-kakaknya, dua wanita dan dua pria. Ayahnya menyusul setahun kemudian. Pada tahun 1897 ayah Thilly dan kakak tertuanya pindah ke Tanganyika dan menjadi usahawan perkebunan di sana.
Selama di Den Haag, Thilly mencar ilmu fotografi kepada kakaknya, Else, yang membuka studio fotografi di Den Haag pada tahun 1903. Thilly dan kakaknya, Theo, kembali ke Hindia Belanda dan tinggal bersama kakaknya lainnya, Oscar, di Bandung. Kemudian Thilly ke Surabaya mengikuti Theo yang menerima pekerjaan di sana.
Thilly Weissenborn saat memotret kakaknya Theo antara tahun 1910-1930. Foto: Tropenmuseum |
Atelier Kurkdjian banyak membuat karya fotografi yang kini menjadi sangat berharga alasannya menyimpan informasi kurun lalu yang dianggap penting. Sejumlah koleksi studio foto ini diterbitkan sebagai bab tutorial rekreasi oleh biro pariwisata Hindia Belanda pada tahun 1922 dengan judul Come to Java.
Pada tahun 1917, Thilly pindah dan menetap di Garut, di tengah-tengah wilayah pergunungan yang beriklim sejuk. Di kota ini, Thilly dipercaya untuk mengurus G.A.H. Foto Atelier Lux milik pendiri N.V. Garoetsche Apotheek en Handelsonderneming yang juga fotografer amatir yang fanatik, Dr. Denis G. Mulder. Pada tahun 1920, Mulder pindah ke Bandung dan Thilly secara resmi menggantikan Foto Atelier Lux serta mengubah namanya menjadi hanya Foto Lux dengan alamat di Societeitstraat 15 (sekarang Jl. Ahmad Yani). Pada tahun 1930 Thilly meresmikan perusahaannya sebagai N.V. Lux Fotograaf Atelier.
Thilly Weissenborn (atas) bersama karyawan”“Foto Lux” berpose di tangga di halaman belakang studio, sekitar tahun 1930. (Sumber: KITLV) |
Setelah Perang Dunia II dan Kemerdekaan RI, kota Garut tergolong yang cukup banyak mengalami kerusakan. Pada tahun 1947, Foto Lux milik Thilly sudah dalam kondisi rata dengan tanah. Semua koleksi foto dan studionya ikut hilang dan rusak.
Pada tahun 1947 itu pula Thilly menikah dengan Nico Wijnmalen dan menetap di Bandung. Kedua kawan semenjak lama ini menikah dalam usia renta, masing-masing 58 tahun dan 60 tahun. Belum ada isu di mana beliau tinggal bersama suaminya dan bagaimana kelanjutan pekerjaannya selaku fotografer. Tahun 1956, Thilly Weissenborn kembali ke Belanda hingga meninggal di Baarn, pada 28 Oktober 1964.
Thilly Weissenborn sedang sibuk membereskan foto di studio foto Atelier Kurkdjian di Surabaya. sekitar tahun 1915 Sumber: tropenmuseum |
Koninklijk Indische Tropenmuseum mempunyai foto album (koleksi nomor 270) yang menurut asumsi kurator ialah album terutama di Foto Lux. Di album utama ini foto-foto Weissenborn ditempel biar kandidat pembeli mampu melihat dan memesan. Masa itu hal yang biasa untuk menciptakan album utama dengan bahan yang profesional. Semua fotonya dicetak menurut proses gelatin perak dengan sinar alami. Dan di atas foto-foto itu terdapat tanda: Foto Lux, Garut.
Selama berkarya selaku fotografer, Thilly telah membuat rekaman foto di banyak tempat di Hindia Belanda, di antaranya Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, dan Bandung. Karya-karya fotonya di Bali tergolong yang mendapatkan apresiasi tinggi. Selain itu, Thilly juga menciptakan foto di Pasuruan dan daerah-kawasan lain di Jawa Timur hingga Bali dan Flores. Sejak tinggal di Garut, aneka macam foto pemandangan dan suasana sekitar Garut yang sudah dibuatnya.
Kumpulan foto-foto karya Thilly Weissenborn diterbitkan dalam buku Vastgelegd voor Later. Indische Foto’s (1917-1942) van Thilly Weissenborn. Thilly Weissenborn (photographer) ; Ernst Drissen (compiler), 151 hlm, thn terbit 1983 , penerbit Sijthoff, Amsterdam.